delapan belas - mulai

166K 9.2K 198
                                    

Author's POV

Hari Senin datang dengan cepat.

Pagi-pagi buram, Devin sudah terlihat berdiri menyandar pada mobilnya sambil memerhatikan satu persatu siswa yang datang.

Hal ini tentu tidak luput dari perhatian mereka semua. Melihat seorang Devin yang ketampanannya seakan bertambah berkali lipat hanya dengan berdiri menyandar sambil menenteng sebelah tas sekolahnya. Untuk beberapa kali, tangannya terangkat menyugar rambutnya yang melambai tertiup angin pagi.

Uhh, indahnya pemandangan!

Devin melirik sejenak arloji di tangannya. Ia sudah berdiri selama lebih dari 30 menit dan tanda-tanda kehadiran Sea belum juga terlihat.

Beberapa menit kemudian, seseorang terlihat berjalan dengan riangnya mendatangi Devin yang belum menyadari kehadirannya.

“Hi babe!” Perempuan itu langsung menggandeng lengan Devin membuat cowok itu menoleh dengan risih kearahnya.

“Lepas.” Perintah Devin dengan dingin namun tidak diindahkan perempuan itu.

Devin mengambil langkah, ia menepis tangan itu dari lengannya dan bergerak menjauh.

Flara, perempuan itu, tetap tersenyum dengan lebar, ia tahu tabiat Devin dan ia tidak akan marah hanya karena hal tersebut, “Kamu ngapain disini?”

“Bukan urusan lo.”

Flara mendecih meremehkan, “Mau kamu sok cuek gini, gak bakal mempan sama aku. Aku tau kok, kamu masih nyimpen foto kita berdua di mobil kamu.”

Devin sedikit terkejut, badannya terlihat makin kaku namun wajah datarnya tetap ia pertahankan, “Gak ada yang ngijinin lo bongkar barang-barang di mobil gue.”

Flara memasang wajah tidak berdosanya, ia memainkan kuku cantiknya di depan dada, “Well, aku gak sengaja ngeliatnya. Gak usah malu gitu dong.”

“SEAA.” Devin tidak mengindahkan ucapan Flara dan langsung berteriak saat melihat Sea yang berjalan masuk melewati gerbang sekolah.

Flara terkejut, menatap punggung Devin yang terlihat buru-buru menghampiri Sea disana. Wajahnya berubah kesal, ia menatap penuh benci pada gadis itu, “Anak setan!”

“Sea.” Sekali lagi Devin memanggil untuk membuat Sea berhenti dan menaruh perhatian padanya.

“Eh, De—Devin, hai, apa kabar? Gue baik.” Sea mengutuk diri dalam hati, ingin bersikap seperti biasa tapi malah membuat semuanya menjadi makin buruk.

“Lo gak angkat telfon.” Serang Devin menuntut sebuah jawaban.

“Ah? Em—lo, lo nelfon?”

“Lupain.” Balas Devin, “Tas lo.” Ia menyodorkan tangannya seperti sedang memalak.

“Hah?” Sea menatapnya dengan bimbang, bukannya menyerahkan ia malah semakin mengeratkan pegangannya pada tali tas di bahu kirinya, “Ga—gak usah, gue bisa sendiri kok.”

“Lo kenapa sih?” Raut Devin berubah, sungguh ia sangat tidak mengerti dengan perubahan sikap Sea ini.

“Gu—gue kenapa? Gue gak pa-pa kok, haha. Oh! ada Shena, gue ke sana dulu ya. Bye!” Secepat kilat Sea meninggalkan Devin dengan sedikit berlari, lebih lama bersama Devin hanya akan membuat semuanya semakin parah.

﹏﹏﹏

30 menit semenjak pelajaran dimulai dan Sea belum juga muncul di dalam kelas. Padahal jelas-jelas gadis itu tadi datang kesekolah, sekarang ia kemana?

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang