Part 8 : Serangan di Atap Sekolah

Start from the beginning
                                    

Mereka membentuk lingkaran, membawa balok. Kami berdua bingung "Anjing lo semua!!" Teriak Ardi lalu dia berlari menyerang mereka satu persatu. Sayang, belum sempat meninju. Ardi sudah dipukul oleh preman hingga terjatuh. Tangannya dipelintir sampai patah.

Gue yang sudah mau berlari, malah ditahan mereka semua. Jadilah badan gue seperti samsak.

Ardi dan gue gaterima. Ingin balas dendam, ditahan Niko "Kita gabisa asal ngancurin mereka semua. Butuh strategi. Inget backingan dia banyak. Salah langkah Twisster yang hancur. Santai tunggu moment yang pas" Kami berdua menurut, karna ucapan Niko yang logis.

Kembali lagi ke Ardi yang bilang kalau Rizki pasti ga menerima.

"Kita bakalan kalah telak kalau bertempur sekarang. Rizki pasti udah menyiapkan aliansi. Gacuman Chorm dan preman yang mukulin lo berdua. Pasti ada sekolah lain" Kata Niko, dia memegang kepalanya membenarkan rambut.

Setelah itu, kita bertiga terdiam. Hening. Niko sepertinya memikirkan strategi bagaimana menghancurkan Chorm. Ardi menyalakan rokok, gue diam, menyilangkan tangan. Sambil menghisap rokok, Ardi memecah keheningan "sadar gak sih kita bertiga selalu susah dapet cewek"

Niko mengangguk.

Benar, kami bertiga susah mendapatkan cewek. Gue cuman suka Dean, dan Dean dekat dengan pimpinan geng yang ingin kami hancurkan namun mereka terlalu kuat.

Niko, fans bertebaran dimana saja. Sekali lirik, cewek langsung terpanah. Namun, dia selalu gugup dan bingung bagaimama mendekati cewek. Juga dia dianggap memiliki kelainan karena ketika didekati wanita sesemok dan secantik apapun dia tidak bergeming. "Wah ini mah bukan masalah di ceweknya, masalah di lo. Coba lo cek, anu lu masih nyala apa engga"Kata Ardi ketika Niko menolak perempuan yang sangat cantik.

Padahal,Niko adalah orang yang mendekati sempurna bagi kalangan remaja perempuan. Dia ganteng, siapasih yang gak mau pacaran sama orang blasteran. Gak perlu belajar, dia udah punya bakat cerdas. Namun yah sikap dia yang sulit terbuka ke lawan jenis, menjadikan sebuah kelemahan dalam diri Niko. Maka dari itu banyak yang deketin dia, tapi dia selalu kabur atau bersembunyi karna dia risih. Entah bagaimana bisa menaklukan seorang Niko kalau didekati cewek saja dia kabur.

Ardi. Mungkin dia yang paling ahli mendekati cewek. Jago banget, gebetan dimana mana tapi gapernah jadi. Ardi gapernah serius kalau menjalani suatu hubungan, alhasil dia susah mendapatkan cewek karna sifatnya sendiri.

Baru sehari, mukanya berseri seri. Ke esokannya dia bosan. Mendekati wanita lain, terus dia bosan. Begitupula siklusnya hingga laki laki menyusui, perempuan pipis berdiri. Dia juga orang yang sulit konsisten terhadap hubungan yang dibuat.

"Iya bener juga" jawab gue.

"Ko temenin gue yuk, beli rokok" Ajak Ardi, dia bangun menarik lengan Niko. Niko belom menjawab apa apa sudah dipaksa Ardi buat menemani. Alhasil, cuman gue sendiri yang ada di rooftop

You have a new message!

Wah siapa nih yang ngeLINE gue

Gina : kak Edgar addback ya

Ternyata Gina, kirain Dean. Gak gue jawab, langsung addback.

Selang beberapa lama,ponsel gue taruh kantong celana. Ada segerombolan anak Chorm menghampiri. Gue tetap tenang dan duduk santai.Sekitar 5 orangan datang, dan terlihat seorang berbadan tinggi berjalan di depan. Iya, itu Rizki.

"Kakak Edgar, hahaha. Orang yang DITOLAK mentah mentah" saat kata ditolak, sengaja dia tekan. Mereka semua membawa kayu dan gesper. Mereka makin mendekat, membuat lingkaran dan mengelilingi gue yang duduk tidak memperdulikan kehadiran mereka.

"Kaka Edgar tercinta, beli coklat sebox ditolak mentah mentah. Dipermalukan depan orang banyak. Dasar lo BEGO hahahaa" katanya membuat gue memanas, dia tertawa meremehkan.

Dia membawa botol bir ,badannya juga bau alkohol. Sepertinya dia mabuk.

Rizki melayangkan tangan yang mengenggam botol ke arah kepala gue dengan cepat dan kuat. Badan gue sontak terjatuh bersama kursi "Bangsat lo ki!!" gue bangun, langsung gue tinju Rizki. Dia mental, saat dia mental kepala gue dipukul pakai kayu oleh anggota Chorm.

Sekarang, giliran gue yang mental. Kepala gue berdarah, gue pusing gak karuan. Lantas, Rizki bangun dengan badan sempoyongan, ditendanglah perut ini. Gue telentang, dia duduk di atas perut lalu dia tarik kerah baju , dia memukul secara brutal hingga darah yang ada dimulut keluar.

Situasinya gabisa dilawan. Badan sangat lemas, mata berkunang kunang namun sakit masih sangat dirasakan. Setengah pingsan, setengah sadar. Rizki berbicara dengan nada membentak "ORANG KAYAK LO! GAK PANTES SAMA DEAN, DEAN GAK AKAN MILIH LO. JAUHIN DEAN!!"

Setelah berkata itu, Rizki bangun membiarkan gue telentang lalu meludahi muka, Dia juga membuka resleting celana, mengencingi badan gue. Sial, sama sekali gabisa bangun.Terkapar tidak berdaya, Rizki duduk di dada membuat gue sesak. "Kalau sampai Twisster nyerang Chorm. Lo abis. Dean juga"

Rizki pergi dan dunia berubah menjadi hitam.

*****

Saat mata membuka, terlihat ruangan putih dan sesosok perempuan. Akh ternyata perawat. Kirain bidadari surga, tapi setelah dianalisis sih dia memang perawat. Masa bidadari pake masker. Mata terbuka sempurna, melihat sekitar. Ternyata lagi di UKS dan ada segerombol anak Twisster. Mereka langsung teriak girang karna gue udah sadar. Ardi dan Niko duduk di samping kanan dan kiri kasur.

Niko memapah badan gue yang ingin duduk, dia senderkan di ujung kasur "Lo gapapa kan gar? Sorry yak tadi gue ninggalin" tanya Ardi diikuti anggukan kepala gue lalu mengerang "aduh,sakit"

"Iya kepala lo diperban" tambah Niko. Gue udah gak pakai baju SMA melainkan baju kaos. Sepertinya kaos Ardi. Anak anak Twisster melihat gue. Mereka ingin mendengarkan cerita kenapa gue bisa seperti ini.

"Temen temen semua, gue diserang Chorm" gue ceritakan bagaimana bisa diserang oleh Chorm "Kurang ajar Chorm!" teriak Eki. Ardi ingin keluar, gue tahan tangan dia. Sepertinya ingin balas dendam. Tidak peduli dia sendiri, asal dia puas telah memukul orang yang melakukan ini.

Mungkin karna sering bertempur bersama, jadi paham bagaimana tabiat Ardi jika ingin menyerang. Namun gue gak bisa membiarkan Ardi melawan, bisa bisa Dean yang dalam keadaan bahaya.

"Jangan sekarang, bahaya" Ardi menoleh, Niko bangun dari kursi, menepak pundak Ardi "iya di bahaya" Anak Twisster juga menghalangi pintu keluar. "Kita atur strategi baru kita balas" kata Bobi.

"Ini pancingan mereka di, lo sabar. Dinginin diri lo" Niko menekan tubuh Ardi untuk duduk, Ardi menurut. "Oke gak gue balas sekarang"

"Gar! Lo gabisa deketin Dean terus. Cari yang lain, dia udah sama Rizki. Jadi realistis, lo mau seumur hidup jalan dikursi roda!" Kata Ardi dengan suara yang lantang. Seluruh orang yang berada disini diam.

"Kalau lo mau menang, dapetin hati Dean. Salah satu jalannya, kita hancurkan Rizki dan kroco kroconya. Lo buat Dean sendirian, baru lo bisa leluasa deketin dia, Dean respon juga enggakan?!" Ardi memanas, mengeluarkan emosinya.

"Gue gaterima gar! Sahabat gue diginiin. Cepetan lo sembuh lalu kita atur strategi buat balas dendam" Ardi menepak bahu gue, lalu di mendingin. Menghela nafas, menyenderkan badan ke bangku. Seluruh orang yang ada di ruangan tertegun, beginilah wibawa seorang ketua geng.

Tiba tiba gerombolan Twisster membuka jalan untuk seseorang lewat. Terlihat perempuan dengan tinggi 157cm datang menghampiri. Muka dia panik, pemilik ujung hidung yang bulat menghampiri gue.

Saru persatu anak Twisster keluar. Niko tersenyum melihat Ardi. Ardi tertawa lepas "ada hikmahnya juga lo kena pukul hahahaha" Setelah mengeluarkan emosi, Ardi kembali stabil. Niko memberi isyarat kepada Ardi untuk pergi "iyee gue tau itumah tanpa lo kodein"

Ardi bangun, lalu menepak pundak gue dengan kencang. Dia mah gapeduli orang lagi sakit tetep aja dipukul keras. "Akh sakit!"

"Hehe gapapa, pukulan gue bisa bikin tulang lo yang geser jadi bener kok" Lengan Ardi melingkari bahu Niko "sukses yah bro" lalu menutup pintu uks.

Sekarang, tinggal gue dan wanita berambut layer berwajah bulat.

"Gina? Ngapain kesini?"

Edgar StoryWhere stories live. Discover now