"Kau yakin tak tersesat??"selidik Hana, yang hanya dibalas anggukan dan acungan tangan membentuk 'V'. Hana kembali mengangguk dan berbalik menuju apartemen.

"Ayo, kita pulang. Aku akan memasakkan sesuatu untuk kita semua..." Dia hanya mengangguk dan mengikuti Hana dari belakang. Hana tak tahu, kalau sebenarnya dia memikirkan hal lainnya saat berjalan di belakang Hana menuju apartemen.

'Itu juga yang membuatku bingung. Aku bahkan tak tersesat sekalipun. Ugh, aku sungguh bingung dengan kota ini' batinnya gusar.

~CoLA~

Hinata berjalan tertatih menelusuri setapak kompleks rumahnya. Sesekali meringis saat lukanya berdenyut. Peluhnya terus turun karena lelah dan rasa sakitnya. Oh, ya ampun, kasihan kali, kauu....

  "Ya ampun, Hime-sama, anda kenapa??"

Ko datang menampakkan wajah cemasnya saat melihat lutut dan siku Hinata terdapat darah kering. Dengan panik, dia membantu Hinata berjalan ke dalam kamarnya. Syukurlah sang ayah dan ibunya sedang pergi, dan kakaknya bermain di-entah dimana. Dan adiknya? Dia berkencan.

Hinata sedikit meringis saat dia duduk di kasurnya. Ko segera beranjak untuk mengambil baskom berisi air dan kain serta P3K. Sedangkan Hinata menatap kalender kecil di sampingnya. Di sana terlingkar merah sebuah tanggal. Tepatnya sekarang. Kesedihan terbesit di hatinya.

'Naruto-kun.. Apakah kau lupa?' batinnya.

"Hinata-sama. Kemarikan, biar aku obati dulu.."

Hinata lantas menurut saja. Dia membenarkan raut wajahnya agar tak menimbulkan kekhawatiran Ko. Ko membersihkan dengan hati-hati. Sesekali berbicara jikalau sakit bilang saja padanya. Dan Hinata hanya sesekali meringis, yang membuat Ko berulang kali minta maaf. Selesai memakaikan perban pada luka nonanya, Ko undur diri membereskan barang yang dibawanya tadi, dan meminta Hinata istirahat.

Hinata hanya tiduran dan memandang pemandangan dari jendelanya. Matanya menatap langit biru yang mengingatkannya pada warna iris Naruto. Air mata di sudut matanya meleleh, tapi langsung dihapus oleh tangan Hinata. Dia harus kuat, dan terus memiliki keyakinan bahwa Naruto pasti kembali. 

CLING

Smartphone-nya berbunyi pertanda SMS masuk. Nama Sakura tertera di sana. Segera dibukanya pesan dari sahabat pink-nya itu.

"Hinataaaaaaaa..... HAPPY BIRTHDAY, YAAAAAAAAA.....^^ :-*"

Senyumnya mengembang melihat isi pesan Sakura. Ternyata dia ingat.

CLING.

Sekarang malah nama Ino yang tertera.

"YUhuuuuuu... Hime-chaannn... Otaonjaobi omedetto....^^"

Lagi. Sekarang malah airmata di sudut matanya terlihat. Sekarang memang ulang tahunnya. Sahabatnya menginatnya. Dan mungkin keluarganya akan memberinya kejutan. Baiklah, Hinata akan mengikuti sandiwara mereka. Hm, menyenangkan pastinya.

Dengan segera, dia mengetikkan tandan terima kasih pada Sakura dan Ino. Ini akan menjadi ulang tahunnya yang kurang baik untuknya. Tanpa Naruto di sisinya.

~~CoLA~~

Naruto masih berusaha mengais-ngais kenangan yang seakan pecah. Dia masih belum ingat siapa Hime dan keluarganya. Tapi hari ini, terasa begitu spesial dan sangat penting. Entahlah, dia tak mengerti. Secercah ingatan yang tadi terliaht samar lagi-lagi menderanya. Di sana dia mengucapkan selamat ulang tahun pada orang yang dipanggil Hime olehnya. 

27 Desember.

'Aku tak tau siapa kau, Hime. Tapi.. otaonjaobi omedetto Hime' Batinnya sambil menampakkan senyum menawan dari jendela kamar apartemennya.

TBC

OTAONJAOBI OMEDETTO, HINATAAAA....

Hai minna, udah kasih ucapan selamat pada Hime kita ini?? udah belum?? Udah? Udah? Hah?? ada yang belum?? Cepetan, gih, takut si Hime ngamuk haha #ditendang.

Gomen lama, aku sempet down kesehatannya, Ini juga mulai baikan. Jadi maaf m-_-m. 

Oke, kita rayakan ultah Hinata tanpa Naruto dulu, yak. (Duh, jahat banget.)

Hinata :"Thor, naruto-kun dimana??"

Au: "Gomen Hinata. nggak bisa ngomong, nieh. masih rahasia, oke??"

**Hinata nangis kejer-kejer**

**Author didepak sama readers**

Oke, sekian dulu. SEE YOU LATERRRR...


Complicated Love AGAIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang