Chapter 23. Merawat Yonghwa

3.3K 191 8
                                    

Seohyun memaksa membawa Yonghwa ke rumah sakit. Setelah menyiapkan sarapan berupa chicken stew dan bubur , Seohyun bersikeras bahwa Yonghwa harus di periksa oleh seorang dokter. Walaupun Yonghwa terus menerus menolak, tetapi Seohyun dengan keras kepalanya tetap memaksa. Dan Yonghwa tahu lebih baik dia mengalah.

Dan disinilah mereka sekarang di sebuah ruang tunggu rumah sakit Seoul menunggu giliran untuk bertemu dokter. Yonghwa merasa tidak nyaman, dia tidak menyukai berada di rumah sakit apalagi bila dirinyalah yang akan di periksa. Yonghwa merasa setiap kali dia ke rumah sakit, maka dia sedang menderita penyakit yang sangat berat dan sebentar lagi dia akan mati.

Kenyataannya dia sekarang disini hanya karena sakit kepala ringan yang di deritanya akibat terbentur sesuatu di dalam danau.

Yonghwa melirik kearah Seohyun yang sedang membaca brosur dengan serius. Hari ini Seohyun mengenakan sweater turtle neck berwarna merah maroon dan bawahannya celana bahan kain ketat menutupi kakinya yang jenjang. Riasan wajahnya yang tipis membuat Seohyun terlihat menawan. Sayangnya Yonghwa terlanjur kesal karena dia memaksanya ke rumah sakit.

Memangnya dia pikir dia istriku ?

Memang dia istrimu, ejek hatinya dan Yonghwa tak bisa protes. Setelah apa yang di lakukan Seohyun semalam hingga detik ini membuat Yonghwa merasa dirinya benar-benar sedang di rawat oleh istrinya.

Apakah semua istri itu selalu keras kepala dan tidak mau di bantah ?

Yonghwa mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tunggu, ada sepasang kakek nenek yang sedang menunggu giliran mereka duduk di pojokan. Si kakek kelihatannya sedang menderita batuk karena beberapa kali di lihatnya kakek tersebut batuk dan membuat wajahnya memerah dan si nenek dengan sabarnya selalu mengeluarkan sapu tangan untuk mengelap mulut dan keringat si kakek.

Ada pula seorang ibu yang sedang menemani putranya yang sedang asyik bermain kapal-kapalan sementara si ibu sedang terpaku pada layar ponsel yang di pegangnya. Dan seorang pria sekitar empat puluhan sedang menatap Seohyun tanpa berkedip dan Yonghwa rasanya ingin mentolok kedua matanya.

" Apakah kau selalu mengamati setiap tempat yang kau datangi ? ", tanya Seohyun pelan.

" Hanya saat aku merasa bosan ", jawab Yonghwa dengan nada datar.

Seohyun tersenyum. " Apakah aku harus membelikanmu es krim agar kau mau di periksa dokter ? ".

" Aku bukan anak kecil ", jawab Yonghwa sedikit masih dengan nada kesal.

" Tapi tingkahmu seperti anak kecil ". Seohyun tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. " Baiklah setelah pemeriksaan aku akan membelikanmu es krim dengan tiga rasa berbeda, asal kau janji akan bertingkah baik ", kata Seohyun dengan senyum yang dibuat semanis mungkin sambil menepuk –nepuk lengan Yonghwa seperti seorang Ibu yang sedang membujuk anaknya.

" Aku benci rumah sakit lagi pula aku kan cuma sedikit pusing ".

" Tapi kau tetap harus di periksa ".

Kesal Yonghwa menghentakkan kakinya lalu menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya yang di tumpukannya di kedua pahanya.

" Ehhh tingkahmu seperti anak berumur tiga tahun yang tidak di beri permen. Ingat umurmu sudah tiga puluh tahun ".

Yonghwa mendelik sementara Seohyun berusaha keras untuk menahan tawanya. Rasanya senang membalikkan kata-kata yang sering di lontarkan Yonghwa untuknya.

Yonghwa seharusnya tahu kapan sebaiknya dia menyerah atau Seohyun akan membalasnya dengan melontarkan semua kata-kata yang pernah di lontaraknnya untuk mengejek Seohyun.

♥ ♥ ♥

Salju turun saat mereka meninggalkan rumah sakit. Kata dokter Yonghwa hanya mengalami sedikit shock akibat benturan dan di sarankan untuk istrahat sehari ini. Dan Seohyun memutuskan secara sepihak bahwa Yonghwa sebaiknya tetap berada di rumahnya hingga keadaannya benar-benar stabil. Dan dengan senang hati Yonghwa tidak protes sedikitpun.

ACCIDENTALLY WE MARRIED !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang