Chapter 9. Rencana Para Ibu

2.9K 177 4
                                    

Dengan kesal  Seohyun meletakkan ponselnya ke meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kesal  Seohyun meletakkan ponselnya ke meja. Seharian dia sudah menelpon puluhan agen properti tapi dia tetap tak mendapatkan apartemen. Semua agen properti mengatakan tak ada apartemen siap huni saat ini, kecuali Seohyun ingin mendaftarkan diri untuk apartemen baru yang masih dalam tahap pembangunan.

Sialan !

Ada begitu banyak apartemen di Seoul, mulai dari yang mewah sampai yang sederhana, masa sih tak ada satupun yang kosong ? rutuk Seohyun kesal.

Waktunya untuk meninggalkan apartemen ini sudah tidak cukup dari 24 jam. Seohyun bahkan sengaja meminta libur hari ini demi mendapatkan apartemen dan terpaksa meminta asistennya untuk menggantinya. Tapi sudah hampir lima jam semenjak dia mulai menelpon tapi hasilnya nihil. Seohyun menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa sambil mendesah kesal.

Semua gara-gara dia terbujuk rayuan Yoona untuk menjadi salah satu kandidat. Seharusnya Seohyun mempercayai instingnya bahwa Yoona selalu membawa hal yang tidak beruntung untuknya. Seharusnya dia bersikeras menolak bujuk rayu sahabatnya itu. Sekuat tenaga menolaknya.

Dering ponselnya membuat Seohyun menegakkan posisinya dan meraih ponselnya. Nama Yoona tertera di layar ponselnya. Panjang umur dia, umpat Seohyun sambil menekan tombol menerima.

" Seohyun.Ahh, bagaimana kabarmu ? ", terdengar suara riang Yoona dari seberang. Seohyun memberengut malas.

" Seohyun sudah mati ! ", jawab Seohyun kesal.

" Ya Tuhan, aku turut berduka cita ", desah Yoona pura-pura merasa sedih.

" Seohyun sudah mati dan sekarang di bakar di api neraka, apakah kau senang ? ", sembur Seohyun sementara Yoona hanya tertawa mendengar kata-katanya.

" Ya ampun, apakah kau sedang PMS ? ".

" Kalau yang kau maksud dengan PMS itu adalah Pengen Membunuh Sahabatnya, mungkin benar ". Kembali terdengar gelak tawa Yoona.

" Haruskah aku menganggapnya sebagai sebuah ancaman atas keselamatanku ? ".

" Teruslah mengejekku, tertawalah ".

" Aigoo. Miane Seohyun ahh. Serius, bagaimana kabarmu ? ", ucap Yoona kali ini terdengar nada penyesalan di suaranya.

" Kabar yang mana ? kabar baik atau kabar buruk ? ", tanya Seohyun malas.

" Aku suka dengan kabar baik. Kabar baiknya apa ? ".

" Aku di usir dari apartemenku ", jawab Seohyun singkat. Terdengar desahan ohh panjang dari seberang.

" Dan kabar buruknya ? ".

" Aku sudah menikah ! ".

Terdengar suara tawa tertahan dari seberang. Seohyun bisa membayangkan wajah Yoona saat ini pasti memerah karena tertawa. Hufft, bisa-bisanya dia tertawa diatas penderitaan sahabatnya, dengus Seohyun.

ACCIDENTALLY WE MARRIED !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang