7

1.7K 101 0
                                    

Mulai hari ini saya tetapkan, aku mencintaimu ..

Sudah dua minggu liburan sekolah, aku menghabiskan hari libur ini di rumah saja karena mama sibuk dengan pekerjaannya. Sesekali saya bepergian dengan mama ke mal atau makan di luar, menonton film-film favoritku, membaca novel dan mengobrol dengan Tama. Hal terakhir yang sebenarnya menjadi rutinitasku liburan ini.

Selama liburan ini, Tama menghabiskan waktu di luar kota bersama dengan perumahan. Enak sekali dia bisa menghabiskan waktu liburan selama itu. Setiap malam Tama selalu menyempatkan diri untuk mengobrol dengan ku via telepon. Pesan singkat darinya membuat liburan saya begitu berwarna, beberapa kali ia mengatakan nanti akan kemari utama, tapi sampai hari ini tak ada datang.

Minggu ini adalah minggu terakhir libur panjang untuk semester genap. Minggu depan aku harus kembali ke rutinitas menyebalkan itu. Sekolah.

"Pagi non, mau sarapan apa?" tanya Bibi yang menuang susu cokelat ke gelasku.

"Mama mana, Bi?" kataku balik bertanya bertanya.

Bibi meletakkan kotak berisi potongan roti dan selai untukku, "mama masih di kamar, non." Jawab Bibi.

"Ada apa dek nyari mama?" suara lembut itu terdengar sesaat setelah aku menyeruput susu cokelat ini.

"Aku kira mama udah berangkat ke kantor." Kataku.

"Sekarang kan hari Minggu. Duh, kelamaan libur nih sampe nggak tau hari." Kata Mama.

Aku menepuk jidat, melemparkan senyum nakal pada Mama. Mama mengambil roti dan mengolesinya dengan selai cokelat. Bibi datang dengan secangkir teh hangat untuk Mama.

Aku dan Mama saling menatap saat mendengar suara ponsel berbunyi. Mama melirik ponsel yang ada di sampingnya, setelahnya dia menggeleng. Artinya adalah ponselku yang berbunyi. Aku beranjak dari kursi, aku sengaja membawa ponsel di meja karena tidak bisa membawa ponsel ke meja makan.

Tama.

Dahiku mengkerut melihat nama itu, ku lirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tidak biasa dia panggil sepagi ini.

"Halo, Tam?"

" Halo tuan putri .. Baru bangun ya."

"Enggak, ada apa telpon pagi-pagi gini, tumben?"

" Bukain pintu dong, aku udah di depan nih. Mau ngajak kamu pergi hari ini."

Aku terbelalak mendengarnya. "Hah kenapa nggak bilang kalo mau kesini sih," omelku takut.

"Bi, bukain pager. Ada yang dateng." Teriakku pada Bibi di dapur.

"Aku mandi dulu. Kamu masuk, tunggu bentar." kataku sebelum akhirnya menutup telepon itu.

Padahal semalam Tama bilang masih ada di luar kota. Katanya, adik-adik masih belum mau pulang. Mereka masih mau liburan di sana. Sama sekali tak ada pikiran jika dia datang hari ini. Memaksaku untuk mandi sepagi ini, hal yang tak pernah aku lakukan selama liburan sekolah.

Setengah jam kemudian aku selesai bersiap-siap, menemui Tama yang sedang mengobrol dengan mama. Wajah mereka begitu aneh saat melihatku yang masih sibuk membenarkan pakaianku.

"Kok bentar banget siap-siapnya?" sindir Tama padaku.

"Lagian salah sendiri, ngajakin pergi nggak bilang dulu. Resiko di tanggung sendiri." Omelku.

"Rencananya ini mau ke mana, mas?" Tanya Mama pada Tama.

"Maunya sih ke toko buku, tante. Sambil lihat-lihat buku buat latihan." Jawab Tama.

Seharusnya Aku Tau | ✔Where stories live. Discover now