26

2.9K 162 15
                                    

Reigna" gumamku dalam hati.

Aku terkejut atas kehadirannya namun kak Raya hanya memasang wajah geram dengam muka kusutnya.

"Aduh Re , kenapa sih loe dateng ke sini . ganggu aja . iyaa kan sayang ?" Kak Ray mengucapkan itu kembali dengan wajah samtainya dan kembali mencium bibirku tanpa aku membalasnya.

"Sadar Ray sadar , loe udah gila sekarang " kali ini Reigna menghampiri kak Raya dengan emnguncangkam badan kak Raya.

"Dan loe Sya, kok loe diem aja sih !" Pandangan Reigna kini berbalik padaku.

Bagaimana cara aku menolaknya ? Aku hanya ingin sedikiy menebus atas sakit hatinta kak Raya. Hanya itu , Re.

Aku terdiam tak menjawab aku ingin menjelaskannya tapi mulutku sulit untuk membukanya. Mungkin aku akan menjelaskan nanti.

"Stop , Re ! Loe jangan marahin gadis gue ! " Bentak kak Raya.

"Sadar sekarang Anjingggg!" Bentak Reigna.

"Diem lonteee!" Bentak kak Raya.lagi.

Aku seperti berada ditengah tengah api panas yang membuatku tak karuan. Aku bego harus berbuat apa.

BRUGHHHH …

Kak Raya pingsan karena baru saja Reigna dengan cepat menonjok leher belakang kak Raya.

Dan.

PLAAAAKKKS…

Entah kenapa tangan ingin langsung menampar pipi Reigna. Jujur, aku terpukul atas tindakan Reigna. Aku tidak bisa melihat orang yang ak cintai sakit.

"Tampar gue sampe puas, Sya. Loe belum ngerti saat ini" jelas Reigna memegang pipinya yang merah.

Ngerti apaan sih ? Yang jelas loe udah sakitin orang yang gua sayang.

"Re , kok loe tega sih nyakitin sahabat loe sendiri ? Liat dia pingsan!!!" Bentakku pada Reigna.

"Asal loe tau , gue niat nyelametin loe dan bikin sadar dia!" Aku semakin tidak mengerti perkataannya mendasar kemana.

"… Dia kaya gini karena terlalu banyak minum ! Dan loe baru tau dia separah ini, kan ? Kalo gue gak dateng diwaktu tepat gue takut loe gak selamat!" Sambung Reigna . Sayangnya aku masih tidak mengerti.

"Kak Raya itu orangnya penyayang Re, gak mungkin dia ada niat nyelakain gue" kini nada bicara semakim mendatar.

"Sya , saat dia berlebihan 'minum' dia gak sadar diri, dan bisa aja kalo loe tadi masih berdua sama dia. Loe bakal tau dia kek gimana" Reigna kini duduk diatas kasur tepat disampingku.

"Sikap kek gimana Re ? "

"Dia bisa aja memerlakukan loe gak bener, dia kalo minum berlebihan jadi nafsuan. Masih mending kalo cewenya yang abal. Gue cuma kasian ke loe aja. Loe cewe baik jauh dari pergaulan kek gitu"

Shit ! Aku terkejut dengan semua ini. Aku kira kak Raya tidak seperti ini. Jika hanya sekedar berciuman mungkin aku bisa mengerti. Tapi , jika itu sifatnya berlebihan mungkin… argh!

"Tapi loe jangan nethink duluan , dia kek gitu cuma pas minum doang. Sifat aslinya tetep orang baik kok" kini Reigna tersenyum padaku untuk meyakinkan bahwa sahabatnya itu tidak sepenuhnya buruk.

"Makasih yaa , Re . loe emang dewasa" aku memeluk Reigna tanda minta maaf.
Pelukkan kami hanya selang beberapa detik.

".. Emn maaf tadi nampar loe, loe boleh bales kok" kini aku menundukkan kepalaku tanpa melihatnya. Aku sangat merasa bersalah.

"Gak perku, Sya. Gue ngerti kok. Loe pasti cemas banget tadi." Reigna tersenyum dan aku membalas senyumnya dengan rasa bangga.

"Yaudah sekarang gue berangkat dulu , loe gak usah sekolah aja deh yaa . jaga dia dan sekolah biar urusan gue" Reigna

"Makasih yaa , Re"

****

Raya POV

Leherku rasanya sangat sakit sekali seperti ada yang memukulku dari belakang. Aku melirik jam ternyata sudah menunjukkan pukul 10:34. Hampir siang. Rupanya aku tidak sekolah hari ini. Mungkin efek dari semalam.

"Tesya..?" Gumam kecilku saat melihat dirinya duduk di sofa dengan mengenakam seragam sekolahnya. Sejak kapan dia berada disini ? Kenapa dia tidak sekolah?

"Sya , syaa ..." Aku menghampirinya dan duduk disampingnya.

Dia sadar.

"U.. Udah bangun yaa?" Tanyanya terbata bata dan sedikit menggeserkan badannya agar tidak terlalu dekat denganku. Aneh.

"Kamu kenapa sih ? , ehh kenapa gak sekolah?"

"Gak , aku jagain kamu aja. Tadi pas aku dateng pagi badan kamu panas dan lemes gitu"

"Ciee yang perhatiannn , haha"  Aku memeluk Tesya dengan gemas. Namun, ku lihat dia sedikit risih. Sya, yang melukkan pacarmu. Kenapa sih dia ?  (Bego, Ray jangan watados--")

"Ihh sana mandi mandi , bau tauuu" dia melepaskan pelukkanku. Pelukkan yang tak dibalas olehnya.

"Oke, tapi cium pipi kiri pipi kanan abis itu ini nihh" aku memonyongkan bibirku dihadapannya.

"Gak mau , kamu masih mau bantal" jawabnya menepis wajahku.

".. Cepet pergi mandi, kita hangout hari ini "

"Uhh pelit, iyaa deh iyaa mandi sekarang"
Aku pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan badanku. Leherku masih seperti kaku , sakit dan ahh sungguh sakit. Leher sebelah kiriku merah ? Seperti ada yang … ? Tesya ? Ahh mana mungkin dia melakukan itu dia terlalu polos. I don't care. Aku lebih fokus pada leher belakangku yang sangat terasa sakit.

Tesya POV

Benar apa yang dikatakan Reigna, kak Raya kembali seperti biasa lagi. Tapi tadi aku sempat ragu kembali. Aku hanya takut. Takut.

"Aku udah wangi nih babe, sisirin aku dong " Kak Raya duduk dilantai menyenderjan punggungnya disofa dan menyodorkan sisir.

Dia wangi saat ini , tidak lagi bau alkohol seperti tadi pagi.

"Manja banget sih , diem yaa . ehh di iket aja yaa biar keliatan rapi" aku mulai merapihkan rambutnya.

"Iyaa terserah kamu sayang, btw kita mau kemana nih ?"

"Ke pantai aja yuk , udah lama gak ke pantai"

"Hmmm,  boleh juga tuh. Awwww jangam ke leher itu sakit banget" tak sengaja aku mengenai lehernya yang sedikit bengkak. Tapi kok leher sebelah kirinya ada bekas merah kecil gitu sih ? Emang efeknya menjalar ke situ yaa ?

"Ehh iyaa maaf maaf , aku gak tau "

"… Udah beres , tapi aku harus pulang dulu mau ganti baju" lanjutku

"Gak takut ketauan camer aku ?" Ejeknya.

"Kan mereka masih kerja kak"

Kak Raya sedikit bingung karena aku mengicapkan  "kak" . bibir yang tidak bisa diajak kerja sama. Tapi kemudian dia hanya tersenyum.

"Oh iyaa yaa, yaudah jangan lama lama yaa "

"Iyaa gak lama kok , tunggu yaa sayang" aku tersenyum lalu pergi. Tapi dia menahanku.

Kak Raya menyatukan bibirku dengannya, aku sedikit kaget namun setelah itu aku mencoba menepis pikiran negatifku dan membalas ciumannya.

"I love you.." Kak raya tersenyum menatapku. Dekat. Sangat dekat.

"Dasar pencuri bibir" aku mencunit pipinya.

"HAHA abisnya menggoda sih"

"Udah ahh aku kerumah dulu yaa" aku mengabaikan dirinya dengan cara langsung pergi.

Hari ini aku akan mengajakknya ke pantai sekaligus ingin meluruskan masalah dan mencari tau selamam dia pergi kemana.


Kritk dan saranya yaa 😁
Makasih 😂
Happy reading 😆

Why Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang