Part 15

3.8K 237 10
                                    

Btw, ini lanjutan part 14 yaa ~

Tesya POV

Aldino pergi begitu saja dari hadapanku yang penuh amarah kepada lelaki itu!. Kenapa? Kenapa cinta yang ku yakini kini berubah begitu saja . Berubah menjadi sebuah gonjakan yang tak menarik. Kelopak mataku kini terasa hangat kembali, sepertinya air mata ini akan jatuh . Tapi aku bersih keras untuk tidak menjatuhkan air mata ini. Aku tidak rela menjatuhkan air mata ini jika karena dia . Tidak akan pernah lagi!

Kini aku sudah masuk kedalam kelas, hampir lupa ternyata aku dan dia satu kelas, satu bangku . Aku melewati Aldino yang duduk manis dibarengi dengan tawaan mereka . Langkahku terhenti saat ada seseorang memanggilku.

"Tesyaaa, duduk bareng gue aja . Sini " ohh ternyata dia adalah Reigna. Tidak salah? Bukannua dia benci melihat ku? Tapi, mungkin ini berkat kak Raya. Kak Raya menjagaku memang sangat terbukti. I love you kak Ray.

Aku menghampirinya dan tersenyum dengam rasa berterima kasihku atas semuanya ini.

"Serius nih? Aku boleh duduk disini? " Tanyaku sembari duduk.

"Bolehlah, masa iya gue pelit " ledeknya kini

"Hehe, makasih yaa Re " lagi-lagi senyum ku melingkar

Sesaat perbincangan kami hening, aku melihat bangku milik-ku-dulu, kini hamya diduduki dia dan cewe! Teman sekelas yang hebat!

"Liat deh, betapa bangsatnya si Aldino pacaran sama temen sekelas kita" Reigna menyadari bahwa aku sedang memperhatikan mereka.

"aku nyesel Re, sumpah" jawabku simple

"Ba------" ucapnya terpotong karena guru kini sudah tiba dikelas. Baguslah, agar aku fokus melihat materi tidak melihat mereka!

******

"Tuh si Raya" ucap Reigna menunjuk kak Raya terlihat sedang memesan makanan. Aku dan Reigna masih duduk menunggu makanan yang sudah kami pesan. Berharap kak Raya melihatku disini tanpa aku harus berteriak. Karena saat ini aku sedang menatapnya.

Benar, kak Raya menatapku saat membalikkan badannya. Dia tersenyum padaku dan segera menghampiri meja ini.

"Udah disini aja, gak ajak-ajak" kak Raya langsung duduk disampingku

"Abisnya lu kakak kelas keluarnya suka lama" Reigna, siapa lagi jika bukan dia yang berani berbicara kasar padanya. Tapi, itulah sikap Reigna.

"Mau pesen kak?" Tawarku

"Udah kok, kan tadi kamu liat sendiri " dia mencubit pipitku gemas.

"Ohh iyaa yaa, hehe" aku

"Hehe" Kak Raya meniruku sekaligus meledekku

"Kakak ihh"

"Aduhhh, udah gak usah bawel . Nih pesenan sudah siap"

Kami segera melahap makanan ini. Kali ini aku lapar sekali karena tadi aku hanya saraoan roti itupun hanya setengahnya. Jadi wajar jika aku saat ini hanya fokus pada makanan.

"Syaa, santai aja kali makanannya" tegur Reigna

"Laper Re"

"Kaya anak kecil banget belepotan kek gini" tiba-tiba kak Raya membersihkan mulutku dengan saputangannya. Ada rasa yang menganjal dan jantungku berdetak tak karuan? Kenapa?

"maklum, aku anak kelaparan" aku segera melanjutkan aktivitasku dan ka Raya segera kembali pada posisinya.

Kenapa jantungku bisa seperti itu? Seperti ...... ? Dengan dengan Aldino? Berarti aku telah ..... ? Ahh gak mungkin . Ini kok bego gini.

Why Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang