Part 20

3.4K 195 5
                                    

bola matanya melihat pada bibirku lalu dia memiringkan wajahnya meski aku terus bergerak keras dan …..…

BUGGHHHHH..

Kedua tangannya kini tak lagi mendekapku dari suara dia terdengar terjatuh . Barulah aku berani membuka mata . Dan aku melihat didepan sana gadis yang sedang memegang sesuatu lalu dia menghampiriku dengan secepat mungkin.

"Sya,  loe gak papa kan? " Reigna?  Ahh dia penyelamatku.

"Re,  aku takut re" dengan sigap aku memeluk Reigna seerat mungkin.

"Tenang Re tenang,  disini ada gue kok" Reigna mengusapkan tangannya dipungguku.

Aku hanya bisa diam dengan isakanku. Lalu dia menguarkan suara kembali.

"Yaudah kita pergi aja yaa dari sini,  pokonya kita harus lapor ulah si Bangsat ini " Reigna sedikit menekan perkataan nya itu saat melihat Aldino jatuh pingsan.

"Ehh jangan Re,  aku gak mau masalah ini jadi besar" aku hanya tidak ingin masalah ini menjadi rumit. Apalagi jika kedua tuaku tau pasti aku akan dipindahkan sekolah dari sekolahan ini.

Reigna menarik nafas dengan dibarengi wajah herannya. Tetapi dia tidak berkata sama sekali. Mungkin tujuannya saat ini dia ingin membawaku pergi jauh-jauh dari tempat ini.

Kali ini aku dan Reigna sedang duduk dibawah pohon yang rindah dengan cuaca panas namun mengudang angin yang menikmatkan suasana. Tapi sebelumnya aku mencium harum parfum kak Raya. Apa sebelum aku dan reigna ke temoat ini dia juga jebtempat ini  ? Hmmb, sudahlah.Aku masih tidak percaya Aldino sejahat itu padaku . Apa yang dia mau dariku?  Bukannya dia sudah punya wanita lain. Kenapa di harus kembalu ke dalam hidupku,  aku sama sekali tidak berharap bisa bertegur sama dengannya. Tapi .. ? Ahh sudahlah.

"Woyy Sya jelasin,  kenapa kejadiannya bisa kek gitu? " Reigna membuyarkan lamunanku dengan melambaikan tangannya dihadapkan ku.

"Haa?  Kamu ngomong apa? " Tanyaku fokus kembaki.

"Anjirr, jadi tadi gue dikacangin ? Gue tanya,  kenapa kejadiannya bisa kek gitu? " Reigna.

"Ehh btw makasih banget yaa Re,  kalo kamu gak dateng, aku gak tau deh bakal jadi apa" Jawabanku melenceng entah kemana.

"Iya iyaa itu mah gak usah dipikirin,  loe jawab kenapa?  Isshh " Reigna terlihat kesal denganku.

"Sabar Re,  jadi tadi itu aku ngobrol sama temen temen sekelas tuh,  abis itu aku pergi ke wc sebenarnya sih gak bakal BAB atau BAK yaa aku mau dandan terus mau pergi ke lapang liat kak Raya demontrasi tapi tiba-tiba Aldino datang,  gak tau kenapa dia bisa pas ketemu aku di wc terus pas aku mau pergi dia nahan aku Re,  aku muncul ehh malam buntu hampir aja dia mau nyium tapi untuk nya kamu dateng Re,  aku makasih banget pokonya Re" aku memegang erat tangannya terus menerus berterima kasih karena dia sudah menolong ku.

"Loe sih pake acara ke wc dulu kan jadi kek gitu,  tapi Sya loe harus lapor ke BP biar dia kapok . Kali aja dia dikeluarin"  Reigna

"Kan ini juga buat kak Raya Re, biar lebih cantik gitu ." Aku mengubah posisi dudukku kini mendandar dikursi taman.

"Loe gak perlu dandan padahal Sya,  udah cantik kok  . Tadi pas gue lewat lapang juga kaya acara demonstrasinya udah kelar deh, " jelas Reigna memandang ke arah depan.

"Kok jadi kek gini yaa,  ehh btw kenapa kamu bisa putus sama si Aldino? Hehe sorry to the point" aku memberikan tawa jail.

"Ihh loe kok nanya gitu sih?  Jijik tau nggak " wajahnya menandakan dia seperti akan muntah.

"Yaelah biasa aja lagi,  aku kan cuma nanya doang Re . Kenapa bisa kek gitu? " Tanyaku lagi

"Karena pada saat itu gue yang terlalu lebay ke dia atau mungkin gue terlalu centil kali yaa?  Nah,  kan dulu si Aldino itu orangnya baik banget,  rajin pinter pokonya gue cinta mati sama dia . Kan pernah pas loe baru masuk gue labrak loe . HAHAH maaf ya Sya . Itu gue lagi khilaf . Loe juga tau sendiri kan dia orangnya baik . Tapi gak tau kenapa dia jadi kek gitu"  Jelasnya sedikit terlihat asik.

Why Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang