• dua puluh lima •

16.7K 1.5K 53
                                    

Hello, guys! Numpang promosi ya, bantuin usaha sahabatku hehe yg suka belanja baju, yuk cek @twentythreestuff di instagram dan di www.tokopedia.com/twentythreestuf :) trusted kok! Itu yg jualan sahabat aku hehe. Enjoy! ;)

*
Suara heboh Julian sukses membuat aku dan Axel menoleh ke arah pintu. Julian, Violet dan Elena sedang menatap kami dengan kedua mata melebar seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Aku tidak akan heran jika mereka kaget. Kemarin-kemarin aku baru saja mendumel karena cemburu dengan Tania. Tiba-tiba saja aku sudah menjadi kekasih Axel.

"Guys?" panggilku untuk menarik mereka kembali ke kenyataan. "Shock banget ya?"

Violet yang pertama kali tersadar pun langsung berlari ke arahku dan memelukku dari belakang sofa. "ASTAGA! AKHIRNYA! AKHIRNYA KALIAN JADIAN! GUE SENENG BANGET!" teriaknya dengan senang sekali.

Aku sampai harus melepaskan genggaman tangan Axel untuk mencegah Violet untuk membunuhku dengan pelukannya yang amat erat itu. Aku baru tahu jika Violet bisa seheboh ini.

"Wah! Congratulation ya, Ra! Jangan cemburu-cemburu lagi," sahut Elena dengan jahil sambil berlari ke arahku dan Violet. Alhasil, kami sudah seperti teletubbies yang sedang berpelukan. Pasti kami terlihat sangat menjijikan sekarang ini.

"Gila, gila, gue nggak nyangka, Xel. Berani juga lo jadi cowok," ucap Julian sambil menepuk pundak Axel dengan ekspresi bangga.

Axel tertawa pelan. "Gue kan harus gerak cepet sebelum dia berubah pikiran."

"Cie!" goda Elena dan Violet secara bersamaan yang sukses membuat pipiku langsung memerah.

"Ceritain dong! Axel nembaknya gimana? Romantis apa enggak?" tanya Violet dengan penuh rasa ingin tahu. Ia bahkan sudah duduk di sampingku sekarang. Dan Elena duduk di sampingnya. Mereka berdua sama-sama menatapku dengan tatapan memohon.

Aku melirik Axel untuk meminta bantuan. Tapi ia hanya tersenyum dan memberikan isyarat kepadaku untuk menceritakannya pada mereka semua. Aku menghembuskan napasku dengan berat. Kenapa ia malah menyuruhku untuk menceritakan ini sendirian? Tidak adil.

"Oke, gue ceritain deh. Kan kemaren sebelum pergi nonton, gue sama dia makan dulu di restoran. Kita pesen makanan kita sama chocolate tart yang recommended banget tuh. Begitu kita udah selesai makan, si Axel malah izin ke toilet. Gue nggak curiga atau apa tuh. Pas dia udah balik, chocolate tart-nya dikeluarin kan. Ada tulisan will you be my girlfriend di sampingnya."

"Wah, Axel emang boyfriend material banget sih! Gue udah bilang dari dulu," ucap Violet sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil yang kegirangan.

Julian ikut menganggukkan kepalanya. "Yah, kita udah nggak bisa nge-gay bareng lagi, Xel. Tapi gue rela kok. Nggak papa, nggak papa. Semoga lo bahagia sama Kiara. Dan Ra, tolong jaga Axel baik-baik ya."

Kami semua langsung tertawa mendengar perkataan Julian yang sangat amat dramatis. Sedangkan Axel memasang tampang jijik dan langsung menggeser tubuhnya mendekat ke arahku sebelum Julian sempat menyentuhnya.

"Jangan pegang gue, Jul. Haram," balas Axel disertai tawa pelan. "Bercanda ya bercanda."

Alhasil, Julian memasang tampang cemberut. "Axel mah jahat. Mentang-mentang udah punya pacar. Belagu kamu."

"Len, ini si Julian kesambet apaan sih?" tanya Axel sambil menoleh pada Elena yang sibuk tertawa.

Elena mengangkat kedua bahunya. "Mana gue tahu, Xel. Lagi kumat aja kali. Maklumin aja."

"Lo jahat loh, Len, sama gue. Cukup tau aja," ucap Julian sambil berpura-pura ngambek.

"Nah, lo berdua kapan mau jadian?" tanya Violet tiba-tiba. "Pasti udah saling sayang kan? Tinggal tunggu si Julian aja nembak?"

Hidden TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang