• tiga •

36.2K 2.8K 21
                                    

Aku sedang asik menikmati bakmiku saat Elena mulai bergosip. Memang di antara kami bertiga, Elenalah orang yang paling up to date. Mulai dari berita dalam sekolah maupun luar sekolah, ia pasti akan tahu semuanya. Jangan tanya padaku bagaimana caranya ia tahu. Bahkan, Violet yang mengenalnya lebih lama dariku saja tidak tahu.

"Eh, lo tau gak sih?"

Aku menggeleng. "Tau apaan?"

"Hari Senin, angkatan kita ada anak baru loh!" ucap Elena dengan semangat.

"Serius?" tanya Violet sambil memfokuskan dirinya pada Elena sepenuhnya.

Elena mengangguk. "Beneran. Tadi gue denger guru-guru lagi ngomong. Dia masuknya hari Senin, gak tau deh masuk di kelas siapa."

"Semoga aja masuk kelas kita deh. Kan lumayan kalau ganteng." Violet menopang dagunya dengan tangan kanannya.

Tanpa bertanyapun, aku sudah tahu itu siapa. Itu sudah pasti cucu Oma Debbie yang dipuja-puja Ryder karena jago menulis surat cinta. Dan juga si penyanyi hebat yang sudah beberapa hari belakangan ini menyanyikan lagu sampai aku tertidur. Aku harus mengakui bahwa aku memang suka dengan suara nyanyiannya yang bisa membuatku merasa nyaman dan tenang. Tapi, sampai sekarang, aku masih belum berkenalan dengannya. Wajahnya bagaimana saja aku tidak tahu.

"Diem aja lo, Ra," panggil Elena sambil menyenggol lenganku.

Aku tersadar dari lamunanku. "Kenapa?"

"Itu, si Violet nanya, jadi gak nanti pulang sekolah?"

Lalu, aku teringat dengan janji kami yang akan menonton film di bioskop seusai pulang sekolah. "Jadi kok. Emang kenapa gak jadi?"

Violet mengangkat kedua bahunya. "Siapa tau lo gak bisa."

"Tapi, gue mesti balik sebelum jam lima. Soalnya keluarga gue hari ini mau dateng," ucapku sambil memberikan cengiran.

Violet mengangguk-anggukkan kepalanya dan menjawab, "bisalah. Kan filmnya cuma satu jam lebih dikit doang."

"Eh, Kiara," panggil Elena tiba-tiba. "Arah jam sembilan."

Aku pun menolehkan kepalaku ke arah yang diberitahu Elena dan mendapati Julian, laki-laki yang belakangan ini bersikeras mendekatiku, sedang berjalan ke arahku.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke kedua sahabatku. "Gimana dong? Pergi yuk!" ucapku dengan panik.

Belum sempat mereka menjawab ucapanku, Julian sudah berdiri di sampingku. "Hai, Kiara yang cantik," sapanya.

Mau tidak mau pun, aku menoleh ke arahnya dan memaksakan senyum. "Hai, Jul. Ada apa?"

"Gak papa. Gue cuma mau nyapa lo aja. Lo keliatan cantik hari ini, seperti biasa," ucapnya sambil membetulkan letak kacamatanya.

Aku kembali memaksakan senyuman. "Makasih ya. Oh ya, Len, katanya mau ke toilet? Yuk, gue juga mau ke toilet," ucapku pada Elena yang sedang berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

Elena yang dipanggil tiba-tiba pun mengangkat kepalanya. "Oh iya, yuk. Violet, ikut yuk!" ucap Elena sambil menarik tangan Violet.

"Duluan ya, Jul. Mau ke toilet." Aku kembali tersenyum ke arahnya sebelum berjalan meninggalkannya.

"Huh." Aku menghembuskan nafasku dengan lega begitu kami sampai di toilet.

"Gila ya. Lo dikejer-kejer sama Julian loh, cowok paling ganteng di sekolahan ini. Tapi kenapa lo gak mau?" tanya Elena dengan nada tidak mengerti.

"Iya," timpal Violet yang sedang merapihkan rambutnya. "Gue heran sama lo. Kenapa lo kayaknya gak mau deket-deket sama dia sih?"

Aku menggelengkan kepalaku dengan pelan dan bersandar pada tembok. "Gue cuma gak mau terlalu deket sama cowok manapun aja sih."

Hidden TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang