• tiga belas •

19.4K 1.6K 96
                                    

Aku menghela napas dengan berat begitu mendengar hujan turun dengan derasnya. Sial. Kenapa harus pakai acara hujan segala? Merusak acara orang saja.

"Kenapa sih, Kak, marah-marah sendiri?" tanya Ryder yang duduk di sampingku.

Aku menoleh ke arahnya. "Emang gue marah-marah?"

"Iya. Tadi lo bilang 'sial'. Gara-gara hujan ya? Terus acaranya batal sama Kak Axel?" Ryder menatapku dengan jahil.

Aku mendengus sebal. "Apaan sih."

"Alah, ngaku aja deh."

Aku memilih untuk tidak menjawab perkataan Ryder. Moodku sudah hancur karena hujan. Padahal sepuluh menit yang lalu, aku masih senyam-senyum tidak jelas. Sekarang rasanya mau tersenyum saja susah.

Memang aku dan Axel berniat pergi hari ini. Axel sudah berjanji mau mengajakku untuk menonton film StarTrek yang baru tayang di bioskop. Tapi kalau keadaannya hujan deras begini, bagaimana kami perginya? Sampai ke mobil saja sudah basah duluan mungkin.

Aku bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarku untuk mengganti baju karena kemungkinan acara kami pasti akan dibatalkan. Saat aku membuka lemari untuk mencari celana santaiku, ponselku berbunyi. Aku meraih tasku dan mengambil ponselku dari dalam tas.

"Halo?" ucapku dengan nada ketus.

"Halo, Ra." Suara Axel terdengar dari seberang sana.

"Kenapa?" tanyaku sambil duduk di pinggir tempat tidurku.

"Hujan," balasnya singkat.

Aku memutar kedua bola mataku. "Gue juga tau kalau hujan."

Ia tertawa. "Terus gimana dong?"

"Nggak tau," balasku dengan lemas. Padahal, aku sudah sangat bersemangat untuk pergi. Film itu sudah kutunggu-tunggu sejak dulu.

"Yaudah, batal aja?"

"Yaudah!" balasku sebelum memutuskan sambungan begitu saja.

"Dasar nggak peka! Nyebelin!" rutukku pada ponselku sendiri seperti orang gila.

Aku bangkit untuk benar-benar mengganti pakaianku. Tapi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Dengan malas, aku berjalan menuju pintu dan memutar kunci ke arah kanan sebelum membuka pintu.

"Hai," ucap Axel begitu aku membuka pintu, membuatku refleks mundur beberapa langkah.

Aku memegangi dadaku sambil berkata, "lo bikin gue kaget aja."

Ia memberikan cengiran khasnya. "Sorry, gue nggak bermaksud."

"Lo ngapain di sini?" tanyaku sambil melirik penampilannya yang rapi.

"Mau pergi nonton sama cewek yang lagi bete," jawabnya dengan enteng.

Aku mendengus sebal. "Siapa ya."

Ia tertawa pelan. "Gitu aja ngambek. Udah, yuk!"

"Mau kemana yuk yak yuk?"

"Nonton kan? Perasaan kemaren itu lo udah semangat banget," ucap Axel dengan sebelah alis terangkat.

Aku menatapnya dengan bingung. Dia ini kenapa sih? Tadi kan dia baru bilang batal. Kenapa tiba-tiba malah muncul terus ngajakin pergi?

"Tadi gue itu udah ada di bawah pas telefon lo. Soalnya si Ryder bilang lo lagi bete gara-gara hujan, jadi gue isengin lo dulu," jelas Axel seakan tahu apa yang aku pikirkan.

Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala tanpa menjawab ucapannya.

"Jadi, mau pergi nggak nih?"

"Mau," jawabku dengan lemah. "Tapi kan hujannya gede."

Hidden TruthWhere stories live. Discover now