BAB 40 Rahasia Isi Surat

1K 29 0
                                    

Dengan wajah sedingin salju, Li Tiong-hui meng alihkan pandangan matanya melirik sekejap seputar tempat itu. Ketika dilihatnya seekor kupu-kupu terbang lewat, ia segera ayunkan tangan kanannya. Tampak cahaya perak berkelebat lewat, tahu-tahu kupu-kupu yang sedang terbang lewat itu sudah rontok ke tanah.

Ternyata di balik baju Li Tiong-hui tersembunyi pula sebuah tabung penyembur jarum Hui- hong- ciam.

Dari kejauhan secara lamat-lamat kelihatan tubuh kupu-kupu itu sudah dipenuhi dengan lubang-lubang kecil.

Dengan wajah berubah hebat, siau-cui berkata: "Tak nyana anggota keluarga persilatan Hong-san juga memakai senjata rahasia sebangsa Bwee-hoa-ciam."

"Keliru besar bila kau menganggap senjata itu Bwee- hoa-ciam Bila dibandingkan dengan Bwee-hoa-ciam, maka kehebatan senjata ini masih sepuluh bahkan seratus kali lebih hebat, bukan saja dapat digunakan di tengah kegelapan malam, kendatipun seebun Giok-hiong datang sendiri pun, belum tentu ia mampu menghindarkan diri"

Bekernyit sepasang alis mata siau-cui, dia seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi niat tersebut sebera diurungkan kembali.

Kepada kedelapan orang dayang yang berada di belakangnya Li Tiong-hui berkata lagi: "Kalian jaga di mulut lembah Bila sampai malam menjelang tiba nanti mereka belum mau angkat kaki, jangan segan-segan pergunakan jarum Hui-hong-ciam untuk hadapi mereka, Bunuh semua orang tersebut tanpa kecuali..."

Serentak kedelapan orang dayang itu menyahut :

"Budak akan laksanakan perintah"

"Tapi sebelum matahari terbenam, jangan sekali-kali kalian usik mereka" titah Li Tiong-hui lagi.

Tanpa membuang waktu lagi, ia beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut.

Lim Han- kim segera menyusul di belakangnya, sedang kedelapan orang dayang itu turut pula mengundurkan diri masuk ke dalam lembah.

Memandang bayangan punggung Lim Han- kim yang menjauh, siau-cui mendengus dingin, lalu sambil menengadah ia termenung sambil berpikir.

Kehebatan, kekejian serta keganasan jarum Hui-hong- ciam sudah terbukti di depan mata. siau-cui sadar bahwa kemampuannya tak akan mampu membendung ancaman tadi, namun dia pun tak rela angkat kaki begitu saja sehingga untuk sementara waktu ia jadi bimbang dan tak tahu apa yang mesti diperbuatnya.

Pada saat itu Lim Han- kim yang menyusul di belakang Li Tiong-hui segera percepat langkahnya begitu sudah masuk ke dalam lembah, katanya cemas: "Nona Li, mungkinkah siau-cui akan menarik diri sebelum batas waktunya berakhir?"

"Aku percaya dia tak akan membandel terus, justru yang membuatku tak habis mengerti adalah sebab musabab kehadiran mereka di sini."

" Benarkah di dalam lembah Ban-siong-kok ini terdapat sebuah mata air yang besar?"
" Kenapa?"
" Seebun Giok-hiong menyinggung masalah itu..."
" Apa dia ingin menggali sumber mata air tersebut untuk menenggelamkan perkampungan keluarga Hong- san kami?"

"Di dalam suratnya ia berkata, apabila sumber mata air itu tergali, maka seluruh lembah Ban-siong-kok akan tenggelam oleh air bah, tapi orang yang berniat menggali sumber mata air itu bukan dia."

"Kalau bukan dia, lantas siapa?"

"Soal itu tak disinggung dalam suratnya, tapi ia bilang bila nona tidak mengetahui dengan jelas masalah sumber mata air itu, dianjurkan untuk bertanya kepada nyonya, Katanya, ibumu pasti mengetahui dengan jelas."

"Boleh kubaca ini suratnya?" pinta Li Tiong-hui kemudian

Dari dalam sakunya Lim Han-kim mengambil keluar surat itu, katanya kemudian sambil menghela napas.

Pedang Keadilan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang