BAB 29 Bertemu Dengan Kekasih

1.4K 28 0
                                    

"Aaaai..." Li Tiong-hui menghela napas panjang, "Tempo hari, gara-gara sikapku agak sangsi hingga menyinggung perasaannya, mungkin ia sudah menaruh dendam kepadaku kini."

"Tidak apa-apa," hibur Yu siau-liong. "saudara seperguruanku ini bukan orang yang picik dan gampang tersinggung, sekalipun kau berbuat salah kepadanya, dia tak akan mendendam kepadamu."

Lim Han- kim yang mendengarkan pembicaraan tersebut, diam-diam berpikir :

"Tampaknya Li Tiong-hui telah berhasil mengobati luka beracun yang diderita Yu siau-liong. sudah sepantasnya bila aku tampilkan diri untuk mengucapkan terima kasih kepadanya,"

Tiba-tiba terdengar Li Tiong-hui menghela napas panjang, lalu katanya: "Tahukah kau, wajah suhengmu telah dirusak oleh seebun Giok-hiong?"

"sungguh?" seru Yu siau-liong terkejut,

"sepintas lalu tampaknya seperti sungguhan, tapi seebun Giok-hiong licik dan banyak akal muslihatnya, Menurut dugaanku, mungkin hal itu tidak betul-betul terjadi."

"Semoga saja wajahnya memang tidak benar-benar rusak."

Setelah suasana hening beberapa saat, kembali Li Tiong-hui berkata sambil menghela napas: "Menurut pendapatmu, mungkinkah suhengmu akan datang lebih awal satu hari?"

"Aku tak berani memastikan hal ini, tapi aku yakin dia pasti akan datang memenuhi janjinya."

Lim Han-kim yang mendengar sampai di sini segera berpikir kembali:

"Mereka membicarakan terus masalah kehadiranku di sini, padahal aku sudah berada di sisinya semenjak tadi..."

Mendadak terdengar suara langkah kaki bergema mendekat disusul dengan suara bangku yang bergeser, Tampaknya ada seseorang menghampiri Li Tiong-hui dan duduk di sampingnya.

Lim Han-kim tak berani menoleh, jadi dia tak tahu siapa gerangan yang telah datang, Menyusul kemudian terdengar seseorang berkata dengan suara rendah:

"Hamba bersama saudara Li dan Han locianpwe telah meneliti seluruh ruangan rumah makan itu, namun tidak kujumpai jejak Lim Han-kim."

Begitu mendengar suara pembicaraan orang tersebut, Lim Han-kim segera dapat mengenalinya sebagai Hongpo Lan.

Terdengar Li Tiong-hui menjawab: "Hari ini baru bulan delapan tanggal empat belas, mungkin besok ia baru sampai di sini,"

"Dugaan Bengcu selalu tepat, hamba rasa dugaanmu kali ini tak bakal salah lagi"

"Pada saat dan kondisi seperti ini, kau tak usah menyebut aku sebagai Bengcu. Aaaai... padahal aku, Li Tiong-hui, bukan manusia yang kemaruk akan nama dan kedudukan. Asal aku berhasil memaksa seebun Giok- hiong meninggalkan daratan Tionggoan, maka kedudukan Bengcu pun segera akan kutinggalkan"

Meskipun pembicaraan kedua orang itu dilangsungkan dengan nada lirih, namun berhubung Lim Han-kim memperhatikan dengan serius, maka setiap patah katanya dapat terdengar dengan jelas sekali.

Terdengar Hongpo Lan berkata lagi:

"Han locianpwee telah menjumpai sebuah perahu nelayan yang mencurigakan berlabuh dekat telaga, oleh sebab itulah hamba diutus untuk melaporkan hal ini kepada Beng..."

Belum habis kata-katanya diucapkan, ia segera membungkam.

"Kau panggil aku Li sianseng saja" perintah Li Tiong- hui sambil tertawa.

setelah berhenti sejenak. terusnya: "Bagian manakah dari perahu nelayan itu yang mencurigakan"

"sebetulnya perahu nelayan itu sendiri tak ada yang aneh atau mencurigakan, justru kain serta berapa tulisan yang dikerek pada tiang layarnya itulah yang aneh."

Pedang Keadilan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang