jaket coklat yang ia gunakan, tak sesuai dengan ukuran tubuhnya, jaket itu panjang hingga selutut sosok itu, tudung jaket juga sama besarnya hingga hampir menutupi setengah wajah sosok itu.

dan nampak jelas kalau sosok di hadapanya ini membeli jaketnya dari sebuah toko penjual pakaian bekas. karna kondisi jaket yang yang menurut yory sudah tidak layak pakai, tapi kebersihan jaket itu  menunjukan bahwa sosok di hadapan nya ini, telah merawat jaket usang itu.

Dari suaranya, dan bentuk setengah wajah yang tak tertutup, yory menduga kalau sosok itu adalah seorang pemuda.

"iya...dan juga kakak ku," angguk yory.

sosok itu terdiam, samar yory dapat melihat pemuda menganggukankepala.

" tawaranku masih berlaku."

"aku tak mau..." tolak yory. " aku mengiginkan anak ini." yory melingkarkan kedua tanganya di perutnya seakan dia tengah melindungi calon bayinya dari sosok yang akan merebutnya.

" kakakmu tak mengetahui kehamilanmu."

" aku...aku akan memberi tahukan kakak tentang hal ini tapi aku hanya menunggu waktu yang tepat." yory melirik kearah di balik unggung pemuda di hadapanya, di mana orang yang sedang mereka bicarakan masih sibuk mendebatkan sesuatu.

" apa kau tahu anak yang kau kandung saat ini merupakan anak yang terkutuk."

" terkutuk atau tidak dia tetap anakku."

"kau harus mengugurkanya, selagi dia belum terbentuk sempurna."

'' berapa kali harus aku katakan aku tak akan mengugurkan bayi ku. memangnya siapa kau, berani memaksa ku menghilangkan nyawa yang tak berdosa ini. "

"itu demi kebaikan mu.''

''aku tak butuh kebaikan dari orang yang ingin menghapus kehidupan orang lain.''

pemuda itu tersenyum.'' kau keras kepala sekali.''

''kau sendiri yang mengatakan itu arti nama tengah ku.''

pemuda itu menghela nafas. '' pertemuan kali ini, sama kebetulan nya dengan pertemuan pertama kita. aku rasa bayi di kandungan mu lah yang membawa mu kepada ku...'' ucapnya, masih menatap  yory dary balik tudung jaketnya yang kebesaran.

'' aku di sini untuk menengok orang tuaku.''

''dan aku di sini bukan karna kau, sudah ku katakan ini sebuah kebetulan ...'' bantah pemuda itu.

''sebenarnya kau ini siapa?'' tanya yory. pemuda itu terdiam. ''siapa namamu?.''

'' aku..aku adalah orang yang dapat membinasakan keluarga ryu.''

" ya, aku tahu...kau pernah bilang seperti itu, atau sejenisnya..." potong yory, " siapapun dapat menghabisi nyawa keluarga ryu."

pemuda itu tertawa kecil dengan senyum lebar di bibirnya. " orang biasa tak akan sanggup membinasakan keluarga ryu, hanya aku yang bisa melakukanya. karana aku miko no ryu'' 

tiba-tiba yory merasakan tubuh pemuda itu menegang, seakan sesuatu membuatnya terkejut, ia pun bergegas pergi meninggalkan yory.

yory menatap kepergi orang itu dan terkejut saat mendapatkan tuan muda hyuga telah berdiri tepat di hadapannya.

" siapa dia temanmu.?" tanya hyuga memandang pungung sosok itu , yang melangkah semakin menjauh dari mereka.

" bukan, dia itu...orang itu."  jawab yory menatap tuan muda.

" apa maksud mu..'' hyuga mengangkat alisnya tak mengerti, menatap yory yang berusaha menjelaskan maksudnya.

" iyaa, dia itu...orang itu, pemuda yang menemuiku empat hari yang lalu. yang mengatakan akan membebaskan ku dari rumah keluarga ryu, lalu dia bilang, dia......hanya dia yang bisa membunuh keluarga ryu.." yory menyebutkan kalimat terakhir dengan perlahan saat melihat wajah pucat tuan muda, ia tak pernah melihat wajah tuan muda sepucat itu sebelumnya. pandangan hyuga tertuju ke arah di mana sosok itu telah hilang tanpa bekas.

MANGSA KECILWhere stories live. Discover now