PESTA ULANG TAHUN I

2.3K 70 8
                                    

Sudah keberapa kali yah aku seperti ini. Mondar mandir tidak jelas di depan gerbang sekolah. 

Ya ampun, gadis itu benar-benar sudah membuat ku kesal. Cukup sudah, anggap ini kali terakhir bagi ku untuk membantunya.

Terkadang aku suka berpikir, kenapa yah dia senang sekali yang namanya terlambat datang ke sekolah. Seakan semua hukuman itu seperti sarapan pagi yang selalu dia nikmati. 

Begini, tidak ada satu pun hukuman dari guru yang membuatnya jera. Mulai dari lari keliling lapangan, merapihkan tumpukan buku di perpustakaan, sampai membersihkan toilet pun pernah di lalui oleh gadis super tomboy itu.

"Rose..!!" teriak seseorang yang berhasil memecah lamunan ku.

Kepala ku menggeleng pelan. Cantik-cantik tapi nakal. Huh, dasar Hani.

"aku gak telat kan ya?!" tanyanya sambil mengatur nafas.

"Pasti habis Clubbing lagi ya?" tanyaku balik yang di balasnya dengan cengiran khasnya. 

Sebagai sahabatnya, tentu aku sangat tahu kebiasaan buruknya satu ini. 

Terkadang aku harus lari seperti orang gila karena Hani yang mabuk berat. aku harus segera membawanya pulang ke apartemen atau tidak pria hidung belang akan menggodanya. Kau tahu kan jika itu terjadi. 

Bisa kau bayangkan betapa repotnya aku.

Tapi anehnya, aku tidak bisa marah padanya. mungkin untuk sedikit mengoceh, namun kalau harus membenci atau menjauhinya. Kurasa itu tidak mungkin.

"Oh iya, ini buku catatan inggris mu. Makasih loh, kalau ga ada kamu pasti tugas ku numpuk banget hehehe" kekehnya yang membuat ku ingin menjitak kepalanya.

"Hani, kita sudah kelas 12, sebentar lagi lulus. Setidaknya sedikit aja serius belajar, dan nggak telat. Jangan bikin masalah oke.." saran ku sambil mengacak poni rambut kecoklatannya.

"Ya ampun, Rose udah ah jangan bahas ini mulu, tuh udah telat 15 menit. Nanti kita ketahuan guru loh. Kamu mau kena hukuman kaya aku hoh?" godanya yang langsung berbuah jitakan manis di kepalanya dari ku.

Kami pun mulai mengendap-ngendap memasuki gedung sekolah. Mata kami bergerak liar ke seluruh penjuru arah. Khawatir jika pak satpam atau guru-guru lain memergoki kami yang terlambat masuk kelas. Kami pun berlari dan sesekali mengumpat seperti tikus yang di kejar oleh kucing yang kelaparan.

Tepat di persimpangan lantai 2 akhirnya kami bisa bernafas lega.

"Tuhkan aman, siapa dulu Hani gitu loh.." pujinya semangat.

Aku hanya tertawa melihat aksinya. Satu hal yang membuatnya menjadi spesial bagiku. 

Di balik sisi buruknya, dia adalah satu-satunya sahabatku yang sangat perhatian, berjiwa besar, pemberani, dan tangguh. Kesetiaan kawannya sangat teruji. Oleh karena itu dia termasuk salah satu daftar orang yang sangat berharga bagi ku.

"Nah, sekarang masuk deh ke kelas oke.." titahnya yang mulai mendorong ku ke arah kanan.

Aku menggeleng pelan. Membuatnya terheran-heran dengan keputusan ku.

"Gak mau Hani, aku males.." jawab ku sambil mengerucutkan bibir membentuk ekspresi imut yang di balasnya dengan ekspresi jijik.

"Hey, kamu kenapa sih? oh jangan bilang karena mata pelajaran bahasa inggris!" tebaknya yang langsung kututup rapat mulutnya dengan tangan ku. 

Kalau seseorang tahu dan mendengar bisa gawat nanti.

Jujur saja, aku memang sudah tidak suka dengan guru itu semenjak pertama kali muncul menggantikan Miss. Luna 3 bulan lalu . 

GreensleevesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang