16. Nge-Date

3K 369 56
                                    

"Thanks udah nemenin gue hari ini." ucap nya tulus.

Raafi tersenyum menanggapi nya, menampakkan lesung pipi yang ia punya, "yaudah, kalau gitu gue cabut ya. Good night Qi," Ia menjalankan motor nya meninggalkan Qia yang masih saja menatapi kepergian Raafi yang sudah jauh dipandang.

Dengan langkah cepat Qia memasuki rumahnya dengan segera. Langit sore terlihat indah saat berganti menjadi gelap gulita, menutup perjalanan Qia hari ini.

*
Qia terbaring di atas kasur empuknya sambil melepaskan penat yang ia punya. Entah mengapa, hari ini adalah hari paling berbeda yang ia rasakan.

Drrt..Drrt..

Qia segera mengangkat ponselnya yang berdering melihatkan nomor yang tak dikenal muncul dilayar handphone nya.

"Ya?" Jawabnya.

"Malam Qiyang.." balas seseorang di seberang sana.

"Siapa nih?" sambung nya dingin.

"Yaelah ... masa nomor aa' Raafi gak di simpen sih sama kamu," ia terkekeh.

"Qiyang ... Qiyang ... pala lu peyang!" sungut nya, "nomor lo rupanya, gue pikir nomor nyasar."

"Iya, sebenarnya tadi gue mau sms lo aja, modus ayah minta pulsa, eh tapi gak jadi takutnya lo udah nyimpen nomor gue, lah taunya kaga. Kecewa abang dek," rengek nya.

"Alay lo onta!"

Raafi terkekeh, "hm ... besok lo ada acara gak?" tanyanya saat hening.

"Gak ada sih." Qia balas dengan enteng.

"Besok jalan bareng mau gak?"

"Ya nggak lah!"

"Dih! Lo gak bisa basa-basi dulu gitu, kan nyesek guenya!" Raafi mulai dramatis "Lo nggak mau kencan gitu sama gue?"

"Enggak."

"Yaudah, temenin gue nonton deh kalau gitu, mau 'kan? Harus mau! Soalnya tadi gue juga udah nemenin lo."

"Aelah beraninya minta bales budi nih anak, yaudah."

"Oke! Bye ... yang."

"Bayang?" tanya Qia sambil terkekeh.

"Iya, lo itu hanya bayangan semu gue, entah kapan menjadi bayangan nyata buat gue."

"Recehan banget gombalan lo onta! Udah sono tidur!"

"Cie curut perhatian! Dah yang..."

"Yang ... yang ... lo pikir gue moyang lo!" rutuk nya.

"Nah itu tau!" Raafi mematikan segera telepon dari sebelah pihak.

"Ck!" decak Qia menatap layar ponsel nya yang sudah hening. "Lucu juga nih anak! Sayang kalau nggak gue pertahanin," ucapnya pada diri sendiri.

*****

Sinar matahari pagi sudah menyilaukan kamar Qia seketika. Karena hari ini adalah hari minggu, seperti biasa Qia merasakan ada magnet yang sangat kuat menjalar di sekitar daerah kasurnya, membuatnya tak ingin beranjak dari pulau kapuk tersebut.

"Qia bangun! Udah siang!" sahut Misyel dari lantai bawah.

09:30.

Masih pagi, pikirnya.

Ia kembali melanjutkan kegiatan yang terputus akibat sahutan tadi.

Fix You! √Where stories live. Discover now