4. Saling Kenal?

4.5K 651 146
                                    

Langit jingga yang sebentar lagi akan hilang peredarannya. Disana, Qia masih dibuat keheranan perihal Ibunya yang bisa langsung akrab dengan Raafi. Apakah keadaan yang menemukan takdir?

"Udah diam dulu deh! Mama mau ngomong dulu sama Raafi ni," cetus Misyel. Qia hanya tertegun mendengar perkataan Ibunya dan hanya bisa kembali diam.

"Udah lama gak jumpa ni, jadi kangen Raafi. Mama kamu gimana Raaf? Apa kabar?" tanya Misyel melanjutkan perbincangan mereka. "Biasanya juga si Vina sering datang ke klinik Tante atau gak jumpain Tante di Rumah Sakit. Kamu juga jarang main nih kerumah."

Raafi tersenyum mendengar perkataan Misyel. "Mama baik kok, tan. Akhir-akhir ini mama sibuk ngurusin kantornya, terus juga kadang temenin Papa dinas keluar kota. Jadi jarang deh jumpa sama tante, tapi kapan-kapan Raafi sama Mama sempetin main-main kesini lagi kok, hehe...." jawab Raafi dengan tingkah polosnya.

"Masuk dulu yuk. Gak enak nih ngomong di luar gini. Tante udah siapin makan malamnya tu!" Suruh Misyel dengan semangatnya.

Sedari tadi Qia hanya terus memperhatikan kedua orang itu yang sedang asik bercengkerama.

"Maaf tante ngerepotin, gak usah. Mama juga udah nungguin di rumah. Kasian mama tinggal sendirian, papa juga belum pulang biasanya dari kantor kalau jam segini. Lain kali aja ya, tan, maaf banget," balas Raafi dengan begitu sopan dan langsung menaiki motornya.

"Yaudah, keburu malam ntar. Lama juga nanti Vina nungguin kamu."

"Padahal 'kan mama juga yang bikin lama," gumam Qia berbicara pada dirinya sendiri.

Misyel mendengar dan menatap Qia dengan sinisnya. Namun Qia tak menghiraukan tatapan dari ibunya.

"Raafi pulang dulu ya, Tante." Raafi pamit dan menyalakan mesin motornya.

"Hati-hati, Raafi!"

"Ya, tante," balas Raafi yang langsung berlalu pergi,  meninggalkan Qia dan Misyel yang masih termangu di depan pagar rumah, menatap kepergian Raafi yang sudah jauh dipandang.

"Anak itu memang calon menantu idaman semua ibu-ibu banget ya, sayang. Udah baik, ganteng, sopan, sayang sama orang tuanya lagi," ucap Misyel yang langsung berjalan ke dalam rumah, meninggalkan Qia dengan seribu satu pertanyaan dibenaknya.

Qia pun mengikuti langkah Misyel yang memasuki rumah.

"Ada apa diluar tadi ma?" tanya Yusuf tanpa beralih dari korannya.

"Itu loh, pa, tadi ada Raafi yang anterin Qia pulang. Anaknya Vina, temen SMA Mama dulu," ujar Misyel. Yusuf hanya mengangguk paham.

"Eh, Papa udah pulang. Tumben cepet?" Qia yang baru saja memasuki rumah, langsung menghampiri Yusuf yang sedang duduk di sofa ruang tengah, segera mencium punggung tangan ayahnya.

"Iya, tadi kerjaan papa gak begitu banyak dan bisa Papa handle semua," balasnya lembut.

"Yaudah, kamu ganti baju dulu sana. Jangan lupa mandi!" Misyel menyuruh anak bungsunya itu. Qia hanya mengangguk.

"Biasanya kamu jarang mandi ya?"

Qia langsung membela dirinya. "Enggak kok! Mandi terus malah. Mama ni, ngarang aja deh," balas Qia menatap Misyel lurus dan datar.

Misyel dan Yusuf terkekeh.

"Assalamualaikum ... Siddiq nan ganteng ini pulang," sahut Siddiq di ambang pintu rumah.

Serentak mereka menoleh ke sumber suara.

"Double ew!" balas Qia dengan nada merendahkan.

Fix You! √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang