1. Awal

18.3K 1.2K 628
                                    

"Semoga gue gak akan pernah lagi jumpa ama dia," gumam Qia disela-sela perjalanannya menuju kelas.

Pagi yang tak terlalu dingin sehingga menambahkan rasa lembut bagi setiap orang yang merasakannya. Hari ini adalah genap satu minggu Qia bersekolah di SMA Pelita Bangsa, setelah beberapa hari mengikuti MOS dan mengenal kawan barunya.

Dia berjalan melewati koridor sekolah menuju kelasnya yang berada di ujung koridor tersebut. Ia mendapatkan kelas X.5 yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sewaktu pertama kali mendapat kelas di SMA Pelita Bangsa.

"Qia." Panggilan itu membuatnya memberhentikan langkah menuju kelas.

Ia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang telah memanggil namanya tadi. Ternyata itu adalah Valen teman sebangku Qia, yang tengah berlari kecil menuju tempat dia berdiri saat ini.

"Eh, lo udah kelar belom tugas yang dikasi Bu Irma kemarin?" tanya Valen saat sudah berada di samping Qia dan melanjutkan perjalanan mereka kembali menuju kelas yang sudah tidak jauh lagi.

Qia menghela nafas panjang, "udah," balas Qia. Valen hanya mengangguk lemas. "Tugas Bahasa Indonesia yang disuruh buat denah lokasi rumah ama biodata itu 'kan?" Qia menatap Valen yang terlihat lesu seketika.

"Iya, gue belum siap denahnya. Soalnya denah rumah gue tuh ribet banget anjir," tutur Valen. "Ditambah lagi, gue gak tau jalan mana yang mau ke sekolah, orang jalannya susah banget buat dihapal!" jelasnya.

"Somplak, buat cepetan!" sahut Qia, saat mereka sudah sampai di dalam kelas.

Di kelas pun sudah ada Nysha, Keyra, dan Ardila. Mereka adalah teman sekaligus sahabat baru untuk Qia.

Kebanyakan teman barunya memiliki tingkah yang supel dupel abstrak, aneh, dan tidak bisa diperkirakan. Justru, Qia adalah tipe cewek yang mempunyai sifat kebalikan dari para sahabatnya itu. Namun, karena Qia anak yang gampang bergaul, maka dari itu keempat sahabatnya menjadi suka berteman dengannya.

Tidak jarang mereka tertawa bersama karena tingkah yang dibuat satu sama lainnya. Qia mempunyai empat sahabat yang terbilang langka dan tidak jelas asal-usul tingkahnya, tetapi mungkin perihal yang satu ini belum mereka ketahui tentangnya.

"Lo harus kasih tau kita tentang rahasia lo yang satu ini sama kita nanti. Oke?" ujar Valen saat mereka sedang membicarakan rahasia Qia yang tidak ingin diberitahunya.

"Janji?" kata mereka serentak kepada Qia. Ia membalas dengan gelengan cepat, "LOH KOK GITU!" sahut mereka serentak.

"Iya-iya ah. Serem amat dah!"

Walaupun sifat mereka itu berbeda-beda, justru perbedaan itulah yang menyatukan mereka. Entah dari sudut pandang mana mereka melihat, tetapi mereka semakin dekat saat satu sama lainnya duduk berdekatan.

Mereka memang baru kenal beberapa hari sejak kejadian MOS kala itu tetapi ikatan kekeluargaan mereka langsung menyatu saat mereka berada di dalam grup yang sama.

"Nama gue Valencia Putri Nababan, gue Noni," ucapnya.
Begitulah perkenalan Valen di depan kelas saat pertama kali masuk sekolah."Hobi gue gak karuan dan gak menentu, banyak deh pokonya, jangan ditanya! Gue tau, gue itu cantik dan menawan, jadi, tolong jangan macam-macam ke gue," sambungnya sambil menampilkan senyuman smirk andalannya.

"Huu... najis!" sorak seluruh temannya.

"Sewot aja si jomblo!" gumam Valen.

Valen memang tipikal cewek yang gak bisa diam dalam artian 'banyak gaya', cantik, bawel dan mempunyai suara yang melengking khasnya sendiri. Tak jarang teman sekelasnya tidak menyukai caranya berbicara, sebab suaranya yang cempreng seperti kaleng rombeng itu mampu membuat kuping panas.

Fix You! √Where stories live. Discover now