Suho 1.1

4.3K 488 168
                                    


"Sebenarnya apa yang kalian berdua pikirkan hah?" Ucap Ayah sambil memijit kepalanya.

Gue cuma diem sambil nunduk doang. Sementara Suho duduk dengan santainya.

Gue jadi inget kejadian beberapa saat yang lalu pas Suho hampir aja ngelakuin sesuatu yang bisa merenggut masa depan gue dan menyebabkan semua kekacauan ini.

Ayah dan paman Kim dateng sambil memandang kami berdua dengan tatapan tajam dan horror.

Gue yang tau bakalan mati setelah Ayah teriak langsung buru-buru dorong Suho dengan cara nendang perutnya pake dengkul.

Dia teriak tapi gue gak peduli. Nyawa gue bener-bener lagi ada diujung tanduk sekarang.

Ayah sama paman Kim langsung nyuruh kami berdua duduk di sofa dan mereka berdiri di depan kami sambil mondar mandir.

Sesekali mereka natap kami kemudian menghembuskan nafas frustasi. Ugh. Gue harap gue masih bisa hidup setelah ini.

"Daddy pikir kamu sudah berubah, nyatanya kamu tambah parah saja." Ucap paman Kim sambil natap Suho, tapi yang ditatap malah ngeliat kearah lain.

"Appa ini semua tidak seperti yang kalian pikirkan. Tadi itu kami cuma—"

"Cuma apa? Mau alasan apalagi kamu? Kamu pikir appa ini bodoh sampai gak tau apa yang akan kalian lakukan kalau appa gak dateng ha?"

Aish. Lebih baik gue diem aja tadi dari pada kena semprot kayak gini. Semuanya gara-gara Suho. Kalau aja dia gak berbuat kayak gitu pasti semuanya gak akan jadi kayak gini.

Gue nendang kakinya dia dan dia natap gue seolah terganggu. "Bantu jelasin bego." Bisik gue.

"Jelasin apa? Emang bener kok yang dibilang sama paman." Ucapnya dengan gamblang.

Gue noleh dengan panik kearah Ayah dan paman Kim. Sekarang mereka kompak ngusap wajah dengan kasar dan mijit kepala masing-masing.

"Appa ini bukan kayak gitu! Dia yang maksa, aku udah berusaha berontak tapi gak bisa."

"Dih apaan segala nyalahin gue. Lo nya juga mau." Hell. Ini orang mulutnya minta di tabok.

"Kapan gue mau ha? Lo itu yang dorong gue ke kasur dan langsung naik diatas gue. Lo buka kancing seragam gue! Lo bilang tanda kepemilikan atau apalah itu! Lo itu sadar gak sih lo itu bisa gue laporin atas tindakan pemerkosaan!" Emosi gue tersulut sudah.

"Laporin aja. Bekas merah kayak gitu doang gak bakal berpengaruh besar buat gue."

"Mwo? Apa lo bilang barusan? Gak akan berpengaruh? Oke mari kita buktiin dasar cowok mesum gak tau diri!"

"Haha silakan aja silakan. Yang ada lo yang bakalan malu dasar nona munafik."

"Apa? Munafik? Ya!"

"Cukup!!" Teriakan Ayah menyadarkan gue, hampir aja gue lupa kalau mereka ada disini.

"Kim gimana kalau kita jodohkan aja mereka? Gak ada cara lain." Ucap Ayah ke paman Kim.

Paman Kim ngangguk-ngangguk kemudian natap kami berdua bergantian.

"Persiapkan diri kalian. Pernikahannya kita adakan seminggu lagi." Ucap paman Kim yang berhasil buat mulut gue menganga lebar.

"Me-menikah? Om gak bercanda kan?"

"Gak ada jalan lain. Kalian memang harus menikah." Ucap Ayah menambahi.

"Ta-tapi appa aku masih sekolah."

"Itu gampang. Selama gak ada yang tau semuanya aman."

"Tapi gimana kalau ada yang tau?"

"Paman yang akan mengurusnya." Ucap paman Kim santai. Oh ya gue lupa, Ayahnya Suho kan pemilik baru gedung sekolah kami.

exo imagine series; spring love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang