Melangkah secepat mungkin yang ia bisa sambil mengenakan celana dan kaosnya.menuju lift terdekat. Ia menghela nafas yang entah sejak kapan ia tahan saat pintu lif tertutup dan bergerak menuju lantai dasar.

Jantungnya masih berdetak keras saat kakinya menginjak jalan aspal,ia mengabaikan tatapan penuh tandanya orang-orang yang berpapasan dengannya.sinar matahari terlalu kuning di matanya,kakinya terasa pedih karna ia tak sempat membawa serta sepatunya.perasaan was-was karna akan di temukan membuat yory mesauk kedalam gang kecil,yang entah akan membawa yory kemana. Yang terpenting bagi yory adalah menghilang dari sisi jalanan di mana dengan mudah ia akan di temukan, itupun jika tuan muda hyuga,pergi mencarinya.

Gang kecil itu membawanya kejalana asing lainya,di sebuah tumpukan sampah yory menemukan sepasang sendal yang sudah jelek dan usang,yory mengambilnya dan memakainya....sedal usang ini jauh lebih baik dari pada ia harus bertelanjang kaki.

Yory benar-benar tersesat....tidak,dia tahu jalan pulang hanya saja,ia tak ingin pulang,ia tak ingin kepela panti mengetahui keadaan dan apa yang telah terjadi dengan dirinya saat ini,ia tak ingin kepala panti merasa cemas dan kecewa. Yang membuatnya mengambil tindakan yang membuat donasi bulanan dari keluarga ryu yang lebih besar dari sumbangan yang lain terhenti....lihatlah,pikiranya mulai melantur,dia mulai mencemaskan hal-hal yang belum terjadi...tapi dia butuh seseorang untuk mengadu...

Dengan payah yory duduk di bangku taman saat hary sudah mulai sore.ia menjengit kesakitan di bagian pantat yang tertekan,ia pun mencari posisi yang nyaman untuknya duduk.menghela napas...ingin menangis...

"yory..." panggil suara yang sudah ia kenal.di hadapannya kini berdiri mashiba yang sedang memapah henry."kami mnecari mu,kau ok.."mashiba berjalan menghampiri yory, meninggalkan henry yang menunjukan expresi manyun ala anak sekolahan saat di tinggal mashiba.

"kak shiba..."air mata yory mengalir tak terbendung lagi...ia benar-benar membutuhkan seorang teman untuk tempatnya besandar saat ini. Baik mashiba da henry sama terkejudnya saat melihat yory menangis di hadapan mereka.

Mereka sudah menganggab yory seperti adik sendiri , karna dia antar mereka bertigga usia yory yang paling muda, mereka mengenal yory karna setiap pagi mereka slalu berpapasan dengan yory saat ia mengantar susu atau koran pagi,bahkan mereka yang menyarankan yory untuk mendaftar di tempat mereka sebagai pekerja paruh waktu di sana.

****

Kamar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamar...kalau tempat itu dapat di sebut kamar...karna tempat itu sebuah satu lantai penuh di lantai dua sebuah bangunan yang sudah tua,hanya sebuah sekat yang terbuat dari papan yang memisahkan kamar henry dan mashiba serta kamar tidur yang kosong,yory baru mengetahui mashiba dan henry menyewa tempat yang sama.

"pemilik gedung tinggal di lantai bawah,dulu tempat ini dia gunakan sebagai gudang saat dia masih muda.kami menyewanya dengan murah,dan kami bebas melakukan apa saja di sini..."ucap henry, merangkul yory masuk,berjalan dengan gerak yang aneh,bahkan ia meringis saat duduk di sofa,yang ada di ruang tamu kecil itu.

MANGSA KECILWhere stories live. Discover now