Pikirannya terus tertuju pada isi dari buku tersebut. Dalam buku itu, ia menemukan sebuah catatan bahwa untuk melatih elemen es, bisa di mulai dari mengendalikan air di sekitar kita.

Ia lalu mulai memejamkan matanya dan memfokuskan pikirannya, ia membayangkan, ia dapat mengerahkan air yang kini berada di sekitar tubuhnya.

Dan ia mulai menggerak-gerakkan tangannya di udara kosong di depannya. Perlahan tapi pasti, air yang mengelilingi tubuhnya terangkat dan membentuk sebuah bola air di depan wajahnya.

Ketika Aislie membuka matanya, ia kaget bukan main, ia berhasil membuat sebuah bola air di depannya. Alhasil, ia segera menghempaskan tangannya, dan bola air itu pun ikut hancur. Ia kaget bukan main.

Apa itu tadi?aku bisa mengendalikan air? Tapi mana bisa?
Ia lalu mulai lagi memfokuskan pikiranya, dan menggerak-gerakkan tangannya di udara kosong di hadapannya. Kembali air di sekeliling tubuhnya terangkat, dan membentuk bola air di depan matanya.

Ia benar-benar takjub, ini sungguh luar biasa, pikirnya, sambil terus memandangi bola air yang melayang-layang di depan wajahnya, dengan mata membulat sempurna.

Setelah beberapa kali mempraktekkan kemampuan barunya, ia segera menyudahi acara mandinya, karena tubuhnya sudah agak gemetar kedinginan.

Ia segera menuju lemarinya dan memakai kaus singlet dan hotspan kesayangannya, lalu turun ke bawah menuju meja makan.

Skip sore hari,

Jam menunjukkan pukul lima sore, ketika papah dan mamah Aislie sampai di kediaman mereka.

Mereka segera masuk ke rumah dan mendapati Aislie tengah membaca buku tua yang di berikan orangtuanya kemarin.

Aislie mengangkat wajah dari bukunya, ketika mendengar langkah kaki mendekatinya. Ia melihat mamahnya nampak lelah, mereka baru pulang dari acara mereka hari ini sepertinya.

"Sayang, kamu kayaknya seru banget ... baca apaan sih?" tegur mamahnya sambil duduk di samping Aislie.

Aislie hanya mengangkat buku tersebut dan tersenyum ke arah Mamahnya.
"So ... sudah seberapa banyak keahlian yang kamu miliki sekarang?" Tanya mamahnya.

"Well, aku nggak tau. Aku baru sempat mempraktekkan salah satu dari sekian banyak teori yang ada di buku ini," jawab Aislie sambil meletakkan buku itu di atas meja di depannya.

"Mah, di antara Mamah sama Papah, yang punya elemen es siapa?" tanya Aislie.

"Mamah yang punya, kenapa sayang? kamu mau belajar? Mamah bisa ajarin kamu," ujar mamahnya.

"Serius, Mah?" tanya Aislie dengan mata berbinar penuh harap.

"Eh, hmmm ... Mamah bisa, tapi ... nggak disini sayang, kita harus cari medan yang lebih luas,"ujar mamahnya.

"Maksudnya, Mah?" tanya Aislie tak mengerti dengan maksud ucapan mamahnya.

"Eemm ... begini, besok hari terakhir kamu di sini yah? Kita semua bakalan pindah," ucap mamahnya, membuat mata Aislie membulat sempurna.

"Kok Mamah bisa tahu rencana aku pindah, Mah?" tanya Aislie heran.

"Well ... Sebelum dia bilang ke kamu, dia udah izin dulu sama Mamah," ucap mamahnya santai.
"Maksud Mamah, Ivery?" Mamahnya hanya mengangguk merespon pertanyaan putrinya. "Kok Mamah nggak bilang..?" tanya Aislie, lagi.

"Kamu nggak nanya kok sayang," ucap mamahnya enteng. Aislie mendelik mendengar ucapan mamahnya.

"Terus, Mamah udah nemuin tempat yang bagus?" tanya Aislie sambil menatap mamahnya dengan antusias.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang