Hangat dan nyaman, itu kesan yang aku dapat dari perlakuannya padaku hari ini. Lalu ku dengar ia berbisik di telingaku.

"I miss you, i need you,sweetheart," bisiknya.

Saat mendengar hal itu, aku merasa terbang setinggi-tingginya ke langit ke tujuh.

Dan tanpa aku sadari, aku membalas pelukannya dengan erat dan hangat.

"Me too," ucapku pendek.
Tak dapat ku gambarkan perasaanku saat itu, aku benar-benar merasa bahagia, bahkan bisa di katakan sangat-sangat bahagia.

Seolah segala masalah yang aku hadapi saat ini, yang sejak semalam menghimpitku, terbang dan hilang entah kemana.

Selama beberapa lama, kami berpelukan dan saling mencurahkan rasa lewat pelukan kami. Hingga, aku teringat, bahwa aku ingin menanyakan banyak hal padanya.

Aku segera melepas pelukanku di tubuhnya, yang juga secara spontan ia melepaskan pelukannya di tubuhku.

Kembali rasa kehilangan perlahan menyusup dalam relung dada. Rasa ingin menikmati kembali pelukan hangat nan menenangkan darinya.

Selama beberapa saat, kami hanya terdiam, sampai suaranya yang err seksi -lebainya daku- memecah keheningan diantara kami.

"Sejak kapan kamu suka kesini?" Tanyanya sambil mendudukkan diri di bawah pohon.

Aku pun melakukan hal yang sama. Dan kini, kami duduk berdampingan dalam keheningan.

"Sejak kemarin," ucapku spontan.

"Apakah kamu berpikir bahwa kamu bisa menemukanku disini sweetheart?" Panggilan itu lagi, manisnya, pikirku.

"Kau lebih tahu rupanya,aku pun tak tau kenapa aku ingin kesini," ucapku sambil menikmati kehangatan yang mengalir dari tangannya yang menggenggam erat tanganku.

"Tentu saja kau akan kesini. Karena aku yang memanggilmu untuk datang," ucapnya tenang. Membuatku mengarahkan pandanganku padanya dengan tatapan heran.

"Maksudmu?" ucapku tak mengerti.

Tanpa kuduga, ia menarikku mendekat ke arahnya. Jarak kami kini hanya beberapa centi saja,hembusan nafasnya terasa menggelitik wajahku.

Oke, aku ketakutan sekarang, apa yang akan ia lakukan? Pikirku.

Ia semakin mendekat, dan semakin mendekat ... ohhh ... apa yang akan ia lakukan padaku? Tuhann tolonnngg, jeritku dalam hati.

"Sudah," ucapnya lalu memberi jarak di antara kami.

"Apa maksudmu?" ucapku tak mengerti. Ia hanya tersenyum.

"Kalung itu sangat cocok untukmu, sweetheart," ucapnya.
Membuatku segera memeriksa leherku.

Disana, tergantung seuntai kalung emas dengan bandul warna putih. Dan kulihat, Ivery juga menggunakan kalung dengan model sama. Hanya saja, kalung yang ia kenakan bandulnya berwarna hitam.

Indah ... itu kesan yang ku dapat ketika meneliti kalung tersebut.

"Ini, apa maksudnya?" Tanyaku sambil terus memegang bandul kalung tersebut.

"Itu adalah sebuah tanda, bahwa kini kau adalah milikku, dan tidak akan ada yang dapat memisahkan kita.

"Dan kalung itu juga sebagai simbol bersatunya empat elemen yang akan kita kuasai, sehingga kita akan dapat mengalahkan Melkor dan para pengikutnya. Kau pasti sudah dengar tentang cerita ini kan?" jelasnya panjang lebar. Aku hanya mengangguk dan termenung.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Where stories live. Discover now