Gue natap dia tajam. Gak nyangka seorang Krystal bisa berbuat hal nista kayak gini.

Gue ngambil jas kerja gue yang ada di sofa. Gue harus ketemu y/n. Harus.

"Jongin-ah, kajima." (Jangan pergi).

Dia nahan tangan gue. "Lepas."

"Andwae! Kajima jebal!" (Tidak! Jangan pergi! Kumohon!)

"Sorry Krys, gue gak bisa. Udah cukup bodoh selama ini gue mau aja lo bohongin. Kali ini gak lagi, gue gak akan ketipu lagi."

"Gue janji, gue janji gak bakalan bohong lagi. Gue janji gak akan nipu lo lagi. Jangan tinggalin gue."

Ini yang bikin gue gak tega ninggalin dia. Dia itu sebenarnya rapuh.

"Jangan kayak gini, jebal. Gue gak mau kehilangan cinta gue lagi. Mian."

Gue ngelepas paksa tangan Krystal yang dari tadi nahan tangan gue biar gak pergi.

Mian Krys, tapi gue sekarang sadar lo itu hanya masa lalu. Dan gue gak mau kehilangan masa depan gue karna terus melihat masa lalu.



●●●



Chanyeol PoV

Dia menangis lagi. Bahkan gue yang sekarang ada di sampingnya gak mampu menghentikan tangisannya.

Dia terluka, tentu saja. Setelah semua hal yang dia lalui selama ini, mungkin ini lebih menyakitkan dari perceraian orang tuanya sendiri.

Tidak di percaya oleh orang yang lo cintai, setelah sebegitunya lo bertahan dan berjuang.

Gue pengen meluk dia, pengen ngehapus luka di hatinya. Namun seolah ada dinding pembatas yang besar, gue tau hatinya milik siapa.

"Lo mau kemana?" Tanya gue memecah keheningan yang sebelumnya penuh dengan isak tangisnya.

"Kemana aja, asal jangan kerumah."

Suaranya yang serak, hidungnya yang merah, matanya yang basah. Bolehkah gue merengkuhnya? Hati gue juga terluka liat dia kayak gini.

"Kerumah gue aja gimana?" Dia diem, gak menjawab pertanyaan gue. Matanya terus menatap keluar jendela.

"Diem gue anggap setuju." Gue kemudian melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah.

"Udah sampe." Gue bukain dia pintu mobil layaknya laki-laki sejati, gue belajar dari drama-drama.

"Masuk aja, anggep rumah sendiri."

"Mau minum apa?" Dia noleh dan ngegeleng.

Tatapannya tertuju pada bingkai foto keluarga gue yang terpajang di dinding.

"Chanyeol-ah." Ah dia memanggil nama gue? Gue mengulum senyum. Biasanya dia manggil gue Yoda atau Cey.

"Wae?"

"Bibi dan paman kemana?"

"Entahlah, mungkin di Amerika atau Thailand. Ah molla mereka jarang memberiku kabar." (Tidak tahu).

exo imagine series; spring love✔Where stories live. Discover now