TWO OWNERS × Part 04

560K 23.5K 507
                                    

Author POV

     Allard membopong Harsha, ia tidak menghiraukan rintihan gadis itu. Kedua mata Allard terus menatap lurus dan menggertak marah. Oh, bagaimana ini? Allard jika marah sungguh berbahaya. Ia tak segan-segan meluapkan amarahnya, tak memandang apapun.

"Tin.. dakan ma.. cam apa.. ini, huh?" Harsha dengan rintihan sensasi menggelitik yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Satu tangan kanannya mencengkeram kemeja belakang Allard, satu tangan lainnya mencengkeram erat kemeja bagian depan. Harsha merasa kepanasan tetapi tubuhnya tidak keluar keringat. Mia dari kejauhan melihat majikan utamanya --Allard-- yang tengah membawa tubuh Harsha dan tampak Harsha sedikit meronta dan merintih.

Ada apa dengan Nona Harsha? Kenapa gadis malang itu dibopong Tuan Allard? Tuan terlihat marah, itu berbahaya untuk nona Harsha, batin Mia.

Mia teringat akan Marcell. Wanita si kepala pelayan itupun melenggang pergi dengan pelan-pelan lalu ketika Allard sudah melewati lift, Mia dengan cepat pergi ke arah lift.

Mia sempat lihat jika Allard membawa tubuh Harsha ke kamar yang sudah disiapkan untuk Harsha. Kamar yang tepat berada di samping kamar Allard. Kebetulan saat Mia turun ia bertemu dengan Marcell. Marcell yang terlihat kebingungan.

"Kau ini kenapa, Mia? Buru-buru sekali," ucap Marcell, "oh ya, apa kau lihat nampan yang ada makanannya? Di atas meja makan, tadi aku menaruhnya disitu. Ketika aku kembali nampan itu tidak ada. Yang tersisa hanya obat-obat ini."

Marcell menunjukkan beberapa bungkusan obat yang ia pegang.

Mia mengernyit. "Tadi aku masih sempat melihat nampan itu, ketika Tuan sibuk telepon di teras belakang. Aku tidak melihat siapa yang mengambil nampan itu. Obat itu untuk siapa, Tuan?"

"Harsha. Dia sedang tidak sehat, tadinya--"

"Oh, astaga Tuan! Nona Harsha! Dia..." sela Mia dengan menunjuk lantai tiga mansion.

Marcell mengerutkan keningnya bingung. "Ada apa? Katakan!"

"Aku ... lihat Tn. Allard dengan marah membawa gadis itu ke dalam kamar lain, dan.. aku.. aku lihat.. nona Harsha merintih, kasihan dia, Tn. Marcell. Tolong gadis itu, nona Harsha hanyalah gadis polos yang tidak sepenuhnya tahu bagaimana Tn. Allard."

Marcell tersentak. "Aku akan ke atas."

Marcell berlari menuju lift. Ia tahu bagaimana Allard ketika marah, Marcell khawatir jika Harsha akan mendapatkan perlakuan kasar adiknya. Tadinya Marcell hendak membawa makanan dan obat untuk Harsha. Tapi managernya meneleponnya. Marcell sudah memesan tiket, untuk mengantar Harsha kembali ke Indonesia. Tapi ternyata untuk beberapa hari kedepan, Marcell ada jadwal. Marcell sempat berdebat dengan managernya, sampai-sampai beberapa pelayan heran melihatnya dan Marcell pindah tempat untuk menelepon, di teras belakang mansion.

Kesempatan itu digunakan Allard untuk mengambil nampan di atas meja makan, lalu menukar obat yang ditebus Marcell di apotik dengan obat perangsang yang dimiliki Allard. Dari awal pun memang Allard mempersiapkan obat itu untuk Harsha, ia merencanakan sesuatu.

Di samping itu....

Allard membuka pintu lalu menutupnya dengan keras. Ia lantas membanting tubuh Harsha ke atas ranjang. Allard membawa Harsha ke kamar yang sudah di siapkan, dengan interior mewah dan terkesan feminim.

 Allard membawa Harsha ke kamar yang sudah di siapkan, dengan interior mewah dan terkesan feminim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TWO OWNERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang