"Gue abis ketemu sama dewa Yunani, Rhey, " ucapnya sambil senyum-senyum gak jelas.

Membuat Rhey tambah bingung
"Nie anak napa sih? Kesambet apa? Kok aneh gini?" ucapnya sambil meletakkan punggung tangannya ke dahi Aislie.

"Apaan sih lo. Lo kira gue ngigo apa?" ucap Aislie sambil menepis tangan Rhey yang sempat mendarat di dahinya.

"Ya sorry... Abisnya... Lo kenapa sih? Emang lo ketemu ama siapa?" tanya Rhey. Matanya segera membulat. Menandakan ia kepo akut.

"Tadi tuh gue buru-buru mau ke sini abis terima sms dari lo, karena gue buru-buru, gue nggak merhatiin jalan sekitar sampai gue tabrakan sama orang, ampe lutut gue lecet kayak gini," ucap Aislie sambil memperlihatkan lututnya yang agak sedikit membiru.

"Aduh ya ampun Aislie, ini mesti di obatin, ntar kalau infeksi gimana?" ujar Rhey sambil menatap khawatir pada lutut Aislie yang nampak membiru.

"Gak papa Rhey, dikit ini... Lagian ini nggak sebanding sama kebahagiaan yang udah gue dapet... Lo bayangin... Ketemu sama cogan. Waw... Demi mie ayam Mbok Darmi yang sedap, mimpi apa gue semalem?" ucapnya sambil senyum-senyum sendiri.

Rhey hanya melongo melihat wajah sahabat satunya itu. Lalu berkata, "Penyakit lo ini gak nular kan ke gue?" ucap Rhey sambil menatap horror ke arah Aislie.

Mendengar hal itu, Aislie segera mendelik dan menonjok pelan lengan sahabatnya, "Gitu amat sih lo ahh," ujar Aislie sambil mendelik.

Mendapati respon demikian, Rhey tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang terasa sakit. Aislie hanya mendelik kesal ke arah Rhey.

"Oke oke. Sorry... Emang seganteng apa sih dia? Sampai bikin lo mupeng kayak gini?" Tanya Rhey setelah tawanya mereda.

Mendapat pertanyaan seperti itu, bukannya menjawab. Aislie malah semakin mupeng dan terjebak dalam lamunannya sendiri.

"Kayaknya cuma satu orang yang bisa ngalihin pikiran nie anak," ucap Rhey segera beranjak dari bangkunya, menuju ke kelas sebelah dan memanggil Adriel untuk mengikutinya ke kelasnya.

"Emang ada apaain sih Rhey?" ucap Adriel yang tampak ogah-ogahan mengikuti Rhey yang menyeret tangannya.

"Udah, ngikut aja dulu... Nggak usah cerewet," ucap Rhey sambil terus menyeret tangan Adriel menuju ke kelasnya.

Setelah sampai, ia segera melepaskan tangan Adriel dari genggamannya dan menunjuk Aislie - yang tengah mupeng sendiri - dengan dagunya. Adriel seketika membulatkan mata melihat Aislie yang tampak tenggelam dalam lamunannya sendiri.

Segera Adriel mendekati tempat duduk Aislie dan mengipas-ngipas tangannya di depan wajah Aislie. Ternyata usahanya tak berhasil, Aislie benar-benar larut dalam khayalannya.

Hingga kemudian, ia mengusap wajah Aislie dengam lembut, membuat Aislie mengerjapkan matanya dengan kaget, "Ehh... Apaan sih lo. Ganggu aja deh," gerutunya sambil mendelik tajam ke arah Adriel dan Rhey yang tengah berdiri di kedua sisi tubuhnya.

"Ngelamunin apaan sih lo... Sampe mupeng gitu?" tanya Adriel penasaran.

"Gue mupeng gara-gara ketemu sama cogan super guanteng banget tadi," ucap Aislie, matanya tampak berbinar cerah.

"Perasaan gue nggak ketemu lo deh, kita baru ketemu sekarang, dear," ucap Adriel dengan senyuman penuh arti miliknya.

"Ihhh... Siapa juga yang ngomongin lo... Apa banget sih. Masa gue mupeng cuma gara-gara ketemu sama lo," ucap Aislie ketus.

"Hahaha... iya gue tau. Eh, pagi-pagi gini gak baik ngelamun, mending kita sarapan aja gimana?" ucap Adriel sambil menggamit lengan Aislie menuju ke arah kantin sekolah.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Where stories live. Discover now