"Kamu manis deh"

"Kakak bau deh"

"Kamu wangi banget deh"

"Aku sayang kakak"

"Kakak cinta kamu" aku langsung terhentibtak menjawab perkataanya. Aku terkejut mendengarkan itu semua.

Sungguh? Kak Raya mencintaiku? Apa dia tidak salah mengucapkan itu semua? Sejak kapan dia menyimpan perasaan itu? Atau ini teligaku bermasalah? Atau lagi aku terlalu berharap padanya? Haa? Berharap? Berharap apa ini? Ahh sial, aku terkejut mendengar perkataan kak Raya tetapi aku juga merasa bahagia. Kenapa yaa? Apa karena dia adalah kakakku? Tapi rasanya aku ingin lebih? Kak raua membuatku mati kutu.

"Kakak cinta aku? " aku memberanikan diri untuk menanyakan apa yang dia katakan barusan. Sebenarnya hatiku saat imi sedang jedarr jederr tapi apa daya aku sangat ingin memastikan hal ini.

Kak Raya mengangguk pelan kepalanya, dia menunduk dengan rasa entah itu sedih ataupun bagaimana . Aku sulit untuk mengertinya. Terlihat air matanya terjatuh satu tetesan dari mata sebelah kanannya . Aku hanya terdiam memperhatikan tingkahnya yang saat ini membuatku tak bisa berkata apa-apa. Aku hanya tidak percaya saja kak Raya yang sangat sempurna mencintaiku. Mencintaiku gadis yang selalu bersalah ini.

"Why do you love me ?" Kini suara ku kecilkan mengangkat wajahnya agar melihat wajahku.

"Because, you are the hope of my dream. I love you" suaranya terdengar sangat merdu ditelunga ini. Kelopak matanya sudah memperlihatkan air bening hangat yang sebentar lagi akan keluar. Senynya sungguh manis.

Apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Aku senang mendengarkan itu semua. Tapi aku bingung harus menjawab apa? Apa aku juga mencintai kak Raya? Tetapi, aku dan dia satu gender. Mana bisa kami berpacaran seperti itu?

"Kak, ini bercanda kan? " tanyaku lagi untuk memastikan ini hanya lelucon semata.

"Liat mata kakak, Sya. Apa kakak bohong? " dia mencengran bahuku halus.

"Tapi ini gak mungkin kak, kita ini sesama jenis" Ucapku

Kak Raya hanya memperhatikan ku saja, entah dia bingung akam berkata apa. Mungkin.

"Aku tau kakak baik, dan aku sangat berterima kasih karena kakak udah menjaga aku setiap waktunya. Tap------" jelasku terpotong karena saat ini kakak Raya sedang mencium bibirku. Aku tetkejut, tapi ciumannya terkesan sangat tulus. Dan aku ... nyaman? Kak Raya apa benar aku mencintaimu?

"Sekarang kakak tanya, kamu cinta sama kakak atau? " dia mengantung pertanyaannya yang membuatku takut.

Pemikiranku kali ini ada dua hal, pertama jika aku menerimanya ini akan jadi duri nantinya . Kedua, jika aku tidak menerimanya aku takut kehilangan orang ini kesekian kalinya.

"Aku gak ngerti kak, aku cuma merasa kalo aku gak mau kehilangan kakak, dan ... ahh aku bingung kak" jawabanku memang tak meyakinkan.

"Kakak gak maksa kamu buat nerima kakak, dengan kakak jujur sekarang aja kakak udah seneng. " jawabnya senyum namun pipinya basah.

"Tapi aku rasa aku juga punya perasaan yang sama ." Kedua matanya membulat terlihat ada kebahagiaan saat aku mengatakan itu.

"Tapi, gimana kita menjalankan hubungan ini kak? " kini matanya membukat kecil kembali.

"Untuk sementara ini kita jalankam dulu yaa . Bersembunyi dulu." Bibirnya mendarat dipipiku dengan posisi kami yang sedari tadi masih terbaring saling berhadapan.

Aku menbalasnya tersenyum, pertanda bahwa aku setuju dengan semua rencananya.

"Kakak bahagia banget " matanya kembali meneteskan beberapa air mata.

Why Do You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang