Tujuh

69 8 3
                                    

        Jennie menarik nafasnya panjang lalu mengeluarkannya dengan lesu, menatap min ah dengan tatapan tidak percaya. "Kau yakin Min ah?" Tanya Jennie sekali lagi meyakinkan. 

     "Aku yakin Jennie! Ayo cepat katakan!" Jawab Min ah dengan gemas. "Oke baiklah" ucap Jennie sambil memandang kearah laut lepas. Tidak ada yang membuka percakapan yang menuju topik pembicaraan,sunyi, sepi hanya terdengar suara deburan ombak yang berlomba-lomba akan menuju bibir pantai.

    Min ah menatap kearah pasir putih yang sedari tadi ia mainkan. "Kau kenal Kim Hanbin?" Tanya Jennie yang membuka percakapan, Min ah mengangguk kecil namun masih memainkan pasir putih di bawahnya.

   "Kau juga ingat dengan cinta pertamamu siapa?" Pertanyaan Jennie membuat Min ah tercekat. Tangan Min ah yang awalnya memainkan pasir kini terhenti, menggantung di atas pasir tersebut.

     "Kenapa kau membahas cinta pertamaku Jennie?" Tanya Min ah dengan wajah sedihnya, Jennie menatap Min ah dengan bingung, akankah ia lanjutkan topik pembicaraannya atau berhenti sampai disini. "Sudah cepat lanjutkan" ucap min ah pendek yang membuat Jennie terkejut.

      "Kau masih ingatkan, apa alasan aku pergi ke Amerika secara tiba-tiba?" Tanya Jennie yang di sambut dengan anggukan kepala Min ah, yang sekarang sedang menatap jennie dengan tatapan bingung. 

     "Aku--" ucapnya terhenti saat ada suara yang mengintrupsi obrolan antara Jennie dengan Min ah. "Maaf nona, namun saatnya kita kembali, sudah memasuki waktu malam hari, angin pantai tidak bagus bagi kesehatan nona, Ahjusi juga sudah menanyakan nona" ucap sopir pribadi jennie dengan sopan.

         "Ah begitu ya? Yasudah yuk kita pulang Min ah" ajak jennie bangkit dari duduknya duluan, Min ah hanya menatap Jennie bingung, sebenarnya apa yang ia akan katakan namun  memang benar, ini sudah memasuki waktu malam tidak baik juga malam hari di daerah pantai, angin pantai juga tidak bagus bagi kesehatan.

      Akhirnya Min ah pun mengikuti Jennie, suasana sunyi menyelimuti mobil Jennie, Min ah menatap kearah jendela sebelah kiri dan Jennie menatap layar ponselnya dengan hampa. "Maaf nona muda, kita sudah sampai di kediaman nona muda min ah" ucap sang sopir yang melenyapkan kesunyian yang melanda jennie dengan min ah.

      "Terimakasih ahjusi" ucap Min ah dengan sopan lalu segera turun dan menatap Jennie dari kaca luar,"dan terimakasih juga Jennie, sampai bertemu besok" ucapnya dengan senyuman manis yang sangat membuat Jennie menyesal akan memberitahu hal yang membuat Min ah sedih kembali seperti beberapa tahun yang lalu. 

     "Jaljayo jennie" ucap min ah sambil melambai-lambaikan tangannya kepada jennie. "Jaljayo min ah" balas jennie dengan sneyuman yang agak ia paksa.

   #####

          "Kim Hanbin!" Pekik Mino, orang yang bernama Kim Hanbin pun menoleh kearah sumber suara lalu mengangkat alisnya seperti isyarat "apa?". "Kau tau tidak? Hari ini ada pertandingan basket antar sekolah" ucap mino antusias yang hanya ditanggapi oleh suara datar milik Kim Hanbin itu. 

     "Lalu, apa masalahnya?" Tanya Hanbin dengan datar yang membuat Mino memelototkan matanya dengan sempurna. "Apa? Katamu apa masalahnya? Ayolah, kau sangat aneh hari ini" ucap Mino sambil mengamati Hanbin dari atas sampai bawah. 

     "Kau kan kaptennya mino! Mengapa bertanya seperti itu kepadaku. Kemana karismamu menjadi kapten selama ini? Hilang bersama angin,huh?" ucap Hanbin asal, membuat Mino mencibir Hanbin. 

    "Bantu aku untuk melatih anak-anak yang lain" pinta Mino, Hanbin pun mendelik kearah Mino lalu menghela nafas dengan kasar. "Kau seperti anak kecil yang meminta kepada Ahjuma untuk di belikan mainan, padahal mainan tersebut sudah banyak ia punya dirumah" sahut hanbin melangkahkan kakinya lebih cepat yang membuat mino tertinggal.

     "Ais itu anak kenapa? Sakit jiwa atau kesurupan?" Ucap Mino sambil menggeleng tidak percaya dengan sikap Hanbin dengan dirinya, memang sikap Hanbin seperti ini namun tidak biasanya ia lebih ketus dari sebelumnya dengan Mino.

        "Oppa!" pekik seseorang yang membuat langkah Mino terhenti. "Ne?" jawab Mino sambil menatap siapa yang membuat langkahnya terhenti. "Kau lihat Hanbin oppa tidak?" Tanya yeoja tersebut dengan nafas terengah-engah

    "Lihat, baru saja ia denganku namun sudah 5 menit yang lalu ia pergi meninggalkanku sendiri Wae Jen?" sahut Mino sambil memperhatikan wajah yeojachingunya. "Kearah mana oppa? Ini sangat penting!" Sahut Jennie sambil menggenggam tangan Mino.

      "Tadi kearah lapangan basket" jawab Mino dengan santai. "Jinja? Gomawo oppachinguku" ucap Jennie gembira, dikecupnya pipi Mino dengan cepat, Jennie pun berlari meninggalkan mino. 

    "Mengapa tidak disini saja ia kecup?" Ucap Mino tepat menunjuk kearah bibirnya saat Jennie sudah jauh dan menghilang dari pandangannya.



HAIHAI, AUTHOR COMEBACK *GA NANYA* KENAPA AUTHOR COMBACK TERUS? KENAPA GAK 2NE1 SAMA WINNER AJA YANG COMEBACK? *DI BUNUH BLACKJACK SAMA INNER CIRCLE*, EHEM UHUK UHUK PENGEN NGEJELASIN NIH TENTANG HUBUNGAN MINO SAMA JENNIE DI CERITA INI, MEREKA BERDUA ITUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU ADALAH SEPASANG KEKASIH! YA HANYA DIDALAM CERITA INI KALAU NYATANYA INI BENAR? AUTHOR MENANGIS SETIAP HARI MALAH SETIAP DETIK *LEBAY LO THOR* *DI LEMPAR SENDAL*. BTW CHINGU-CHINGUKU YANG BAIK HATI KALIAN JANGAN PELIT VOTE DONGS, AKU MAU DEH INI DI VOTE TAPIIIII KALAU EMANG CERITANYA KURANG DAPET FEELNYA BISA LANGSUNG CHAT AKU AJA, NANTI AKU PERBAIKI APA AJA YANG KURANG. OTTOKKE?

Sekarang,aku tidak ingin jatuh cintaWhere stories live. Discover now