Enam

82 10 3
                                    

         "Wae min ah?" tanya jennie heran sambil menatap min ah yang menampakkan wajah bingungnya. "Tidak jennie-ssi, kenapa kau bawaku ketempat seperti ini?" ujar min ah sambil menatap keadaan sekitar.

     "Kenapa? Kau tidak suka dengan tempatnya? Padahal tempat ini tempat yang punya sejuta kenangan" jawab jennie yang membuat min ah berpikir lebih jauh.

        "Ah sudah lupakan saja min ah, lebih baik kita menghabiskan waktu berdua" ucap jennie dengan senyum di wajahnya sedetik kemudian di balas oleh anggukan kecil milik min ah.

      "Woaa, ini indah sekali jennie!" pekik min ah seperti anak kecil yang dibalas oleh suara tawa khas milik jennie. "Lihat dirimu min ah! Umurmu sudah 16 tahun namun perilakunya masih sama? Memang kau bayi besarku" ucap jennie yang membuat min ah tertawa.

       "Aku ini sudah besar, sudah dewasa. Mana ada bayi besar? Kau sangat aneh sekali jennie!" balas min ah dan membuat tertawa mereka berdua semakin mengeras.

      "Min ah, cepat kemari! Ada yang ingin aku beritahu kepadamu" pekik jennie sambil memberi kode kepada min ah. "Beritahu apa jennie?" tanya min ah sambil berjalan kearah jennie. "Itu lihat!" pekik jennie menunjuk kearah langit.

        "Wae?" tanya min ah sambil mengikuti kearah tangan jennie berada. "Mataharinya ingin tenggelam" jawab jennie dengan antusias. "Iya kah? Pasti sangat indah sekali" sahut min ah dengan wajah berbinar.

      "Ayo kita ke bibir pantai! Pasti sangat menyenangkan jika melihatnya dengan jelas" ucap jennie yang dibalas oleh anggukan kepala min ah. "Lihat, sangat jelaskan min ah?" tanya jennie yang duduk di sebelah min ah menanti matahari tenggelam yang akan di gantikan oleh sang ratu malam yaitu bulan.

       "Sangat sangat sangat jelas jennie! Bahkan ini lebih indah dari yang aku pikirkan" jawab min ah dengan senang, ia memang sudah menantikan momen ini bersama teman kecilnya, saat min ah berumur 4 tahun.

       Teman kecilnya harus pindah ke Amerika, dan teman kecilnya baru kembali saat min ah berumur 16 tahun, cukup lama bukan pertemuan antara min ah dengan jennie setelah 12 tahun tidak ada kabar.

      "Aku bahagia min ah, saat aku bertemu dengan dirimu lagi! Setelah 12 tahun kita berpisah" ucap jennie dengan senyumannya yang terukir di bibir manisnya.

       "Aku juga sangat bahagia jennie, awalnya aku tidak mengira jika kau kembali ke asalmu, di Busan,Korea Selatan. Bukan di Amerika Serikat tempat yang sangat asing bagi dirku, tempat yang tidak bisa aku jangkau dalam waktu 1 menit" sahut min ah sambil tersenyum dan menatap detik-detik matahari tenggelam.

       "Maafkan aku min ah" ucap jennie lirih yang membuat min ah menatap jennie dan mengkerutkan alisnya.

        "Maaf untuk apa jennie? Aku sudah cukup bahagia saat kau pulang ke asalmu ini. Aku tidak dendam terhadapmu, yang tiba-tiba saja mengatakan kau akan pergi ke Amerika dalam waktu lama, bahkan tidak akan kembali namun kenyataannya? Kau kembali jennie! Kau kembali ke tempat kau lahir dulu dan sekarang kau kembali kepadaku, kepada teman kecilmu ini" ungkap min ah menatap jennie dengan tatapan rindu.

       "Ah min ah! Mianhe min ah!" pekik jennie memeluk min ah dengan erat dengan diiringi suara tangisan milik jennie. "Eh jennie kenapa? Jangan menangis seperti ini! Lihat mataharinya ingin tenggelam, sebentar lagi sunsetnya muncul! Ayo ucapkan suatu permintaan yang ingin kau gapai saat ini dan seamanya" ucap min ah sembari mengelus surai rambut milik jennie.

       "Uhm? Sudah ingin sunset?" tanya jennie yang nyaris tidak terdengar oleh min ah. "Iya jennie! Ayo kita buat harapan dan permintaan" sahut min ah dengan semangat.

       Saat yang sangat di tunggu-tunggu bagi min ah dengan jennie akhirnya pun tiba. Mereka berdua pun segera mengucapkan permintaan dan harapan yang mereka ingin gapai sampai mereka dewasa nanti.

     "Jennie kau sudah mengucapkan apa saja permintaan dan harapan yang ingin kau gapai?" tanya min ah sambil mengamati gerak-gerik jennie yang sedari tadi kelihatan gelisah, namun bukan kelihatan saja namun memang jelas jennie sedang gelisah.

     "Eum? Sudah ko min ah, memang ada apa?" tanya jennie yang membuat min ah semakin bingung. "Tidak, lupakan saja" jawab min ah datar lalu menatap kearah laut lepas yang berada di hadapannya.

       "Min ah" panggil jennie tanpa menoleh. "Apa jennie?" jawab min ah dengan pandangan kearah laut lepas. "Min ah" panggil jennie kedua kalinya dengan posisi yang sama.

     "Apa jennie?" jawab min ah dengan posisi yang sama yaitu masih memandangi laut lepas. "Min ah" panggil jennie ketiga kalinya yang membuat min ah menoleh kearahnya dengan raut wajah tidak suka.

       "Waeyo? Kau sudah tiga kali memanggilku, ada apa dengan dirimu jennie?" sembur min ah tidak suka yang sangat di rindukan oleh jennie namun semburan ini akan di rindukan oleh orang lain selain jennie.

     "Apa kau ingin mendengarkan aku berbicara?" tanya jennie yang membuat min ah jengkel. "Ya akan aku dengarkan" jawab min ah singkat.

      "Yakin apakah kau akan mendengarkan apa yang aku ucapkan nanti?" tanya jennie sekali lagi yang membuat min ah memandang jennie dengan pandangan membunuh. "Aku sangat yakin jennie, aku akan mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari bibirmu" yakin min ah sambil memandangi wajah teman kecilnya.

       "Ka..kau se..rius min ah? Apa kau tidak sakit hati?" tanya jennie yang membuat min ah bingung. "Iya jennie, cepat katakan!" perintah min ah yang sudah tidak sabar ingin mendengarkan apa yang ingin jennie katakan

Sekarang,aku tidak ingin jatuh cintaWhere stories live. Discover now