Season 34

679 50 13
                                    

Author pov.

Sudah 4 minggu ini amber belum juga terbangun dari koma nya, dirinya sudah tidak menyebut-nyebut nama krystal seperti beberapa minggu yang lalu. Melainkan mulutnya telah tertutup rapat tak terbuka sedikit pun. Bahkan bergerak saja dia tidak pernah, saat ini hanya bernafas lah yang dia bisa.

tit....tit....tit....

Suara ECG pendeteksi jantung menjadi pengisi suara ruangan amber di rawat. Yah, amber sudah tidak berada di ICU... tetapi dia sudah di pindah ke kamar rawat VVIP.

Setiap hari para dokter selalu mengecek kondisi amber, tapi kesimpulan yang selalu di berikan para dokter ialah keadaan amber semakin hari semakin melemah dan memburuk.
Tidak ada yang tau sampai kapan amber akan bertahan hidup.

Kesedihan dan kegalauan selalu memenuhi hari-hari krystal selama 4 minggu terakhir ini, dia mencoba untuk tegar meski rasanya pahit dan menyakitkan.

sreeek...

Langit yang tidak terlalu cerah menyeruak masuk melalui jendela kaca ruangan ini.

Krystal membuka tirai kamar rawat amber. Lalu dia menghadap ke luar jendela menyaksikan pemandangan kota seoul dari lantai 12 rumah sakit tempat dimana kamar rawat amber berada.

Salju telah turun kala sore itu. Hati krystal jadi ikut dingin saat memandang butiran salju yang sudah turun, ingin rasanya dia berlari ke luar dan bermain lempar-lemparan salju dengan sang suami.

"Yeobo... lihat! salju nya sudah turun lagi. Aku sampai tidak sadar kalau besok sudah hari Natal karena terus kau tinggal tidur seperti itu." Ucap krystal sendiri sambil mengusap perut nya yang semakin membuncit.

Dia memandang kearah salju yang mulai turun banyak memenuhi jalanan. Yah, musim dingin sudah tiba sebelum amber di rawat di rumah sakit. Namun puncak musim dingin adalah hari-hari ini, besok sudah tiba hari natal dimana semua umat kristen di dunia akan merasa kan suasana yang sejuk, damai, kudus, suka cita serta berbahagia.

"Apa kau tidak capek hanya tidur terus seperti itu-eoh?" protes krystal kepada amber lagi. Tapi amber tidak menjawab dan hanya suara ECG pendeteksi detak jantung lah yang terdengar.

Krystal terus mengajak amber berbicara, tapi orang yang diajak bicara itu tidak menunjukkan pergerakan apapun. Sekali lagi, hanya bernafas lah yang amber bisa. Hingga akhirnya conando dkk datang masuk ke ruangan amber di rawat. Mereka membawakan amber buah-buahan dan makanan-makanan ringan.

"Hei Llama. Besok sudah Natal, apa kau tidak ingin merayakan /atal bersama-sama kita-eoh.? tanya Henry lau sambil menaruh buah-buahan bawaan nya di atas meja kecil dekat ranjang amber.

"Semoga amber segera sadar." sahut eric nam. Entah kenapa eric nam terlihat sangat sedih melihat amber yang terbaring lemah seperti itu.

"Kita berdoa saja kepada yesus agar.....-"ucap jessica terputus.

"Astaga... Astaga... As-ta-ga! Tangan amber bergerak."potong eric nam yang melihat pergerakan tangan kiri amber. Semuanya langsung terfocus ke arah amber dan....

"K...K...Kry-s-tal...."
amber berucap dengan nada bergetar seperti orang menggigil, intonasi bicaranya juga melambat dan matanya hanya terbuka setengah memandang sekitar. Dia benar-benar seperti mayat hidup.

"Ak-aku ada di sini yeobo-ssi." ucap krystal. Dia mengusap kepala botak amber yang di balut perban, tangan nya juga menggenggam tangan kanan amber secara lembut.

"K...Kry-s-tal... Men-mendekatlah...-"

Dengan sisa tenaga yang dia punya, amber memberi isyarat dengan tangan kiri nya kepada Krystal agar dia mendekatkan wajahnya kearah samping kanan amber.

S.A.F.F.I.L [KRYBER COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang