2. Penolakan

19.2K 1.5K 25
                                    

"Sekaranglah saatnya yang mulia" Raja Qi Zang Wei menoleh ke belakang saat mendengar suara rentan dari seorang nenek tua "Kau, bukankah kau adalah nenek yang menolong proses persalinan permaisuri..?" Nenek tua itu tersenyum dan mengagguk. "Kutukan itu akan segera datang yang mulia" Tubuh raja Qi langsung menegang "Kutukan..?" Nenek tua itu kembali mengagguk dan terlihat ia berjalan mendekat kepada Raja Qi.

"Tapi anda tidak perlu khawatir karna anda bisa menghentikan kutukan itu dengan mengorbankan Putri anda baginda" Raja Qi tampak menahan amarah "Apa maksudmu, mengorbankan putriku..?, Bagaiman mungkin aku bisa mengorbankan putriku sendiri"

"Hanya ada 2 pilihan yang mulia, Mengorbankan putri anda atau membiarkan kehancutan terjadi pada diri anda dan kerajaan anda" Raja Qi menghela nafas berat "Bagaimana cara mengorbankan putriku .,?"..

"Anda harus membunuh putri anda, Dengan Begitu kutukan yang akan terjadi bisa di hindari" Raja Qi menghela nafas berat untuk yang kesekian kalinya "Waktu anda sudah habis yang mulia, sinar Rembulan yang menyinari air Bunga bulan selama 16 tahun yang telah di minum permaisuri anda membuat putri anda terlindung dari Kutukanya namun kini waktu anda sudah habis yang mulia , Hentikan atau biarkan , itulah pilihan anda yang mulia" Nenek itu tiba tiba menghilang dari pandangan raja Qi membuat sang raja merasa panik. "Nenek, Nenek dimana kau"..

"Aarrgghtt"

Raja Qi bangun dari mimpi buruknya dengan keringat yang membasahi tubuhnya. "Baginda anda tak apa.?" Suara lembut permaisuri membuat raja Qi menoleh dan menggeleng dengan senyuman menenangkan.

'Apa ini sungguhan ..?, Gila, Ini benar benar Gila, jika ini sungguhan haruska aku lakukan itu, haruska aku membunuh putriku demi menghentikan kutukan itu'

__

Keindahan menikmati pesona alam saat Datangnya mentari memang tidak bisa di tolak dan saat ini Pagi Masih Belum Datang tapi Yue Shan sudah berjalan melewati taman istana dengan di temani Oleh dayangnya Daiyu. Putri Yue shan menghirup udara segar pagi hari dan terus berjalan sampai akhirnya dia tiba di danau istana yang memiliki air begitu jernih. Yue shan menginjakan kakinya di jembatan yang menuju gazebo di tengah danau.

Yue shan duduk di pinggiran sambil bersenandung menunggu terbitnya matahari. Senandung Yue shan membuat burung burung menghampirinya bahkan duduk di tanganya, membuat yue shan tersenyum akan tingkah burung itu "Kau suka suaraku atau nyayianku hmm.?" Tanya yue shan pada burung itu yang tersus berkicau tidak karuan.


"Putri sebenarnya kenapa hari ini anda membersihkan diri lebih awal dan datang ke danau..?" Pertanyaan Daiyu membuat burung di tanga Putri Yue shan terbang dan ia hanya Tersenyum melihatnya "Kau membuat burungnya terbang" Daiyu kembali bertanya dengan suara memelas."Putri..?".

"Tidak apa aku hanya merasa sedikit merinding pagi ini, entahlah hanya perasaanku atau tidak aku merasa sedikit aneh dan risau akan suatu hal yang tidak ku ketahui apa itu. tapi Yu Apa menurutmu orang yang kita temui 3 hari lalu akan datang..?" Tanya Putri Yue Shan dengan sedikit nada mengharapkan di setiap katanya. "Entahlah, kalau ada Imbalan aku rasa orang itu akan datang" Putri Yue shan senyum senyum sendiri "Antara orang itu dan pangeran otoman mana yang lebih menarik.?".

Daiyu sedikit terkejut akan perkataan putrinya "Putri apa yang anda bicarakan, tolong jaga perkataan anda karna anda tau sendiri akibatnya jika ada yang mendengar perkataan anda selain saya. Tapi, karna anda bertanya saya akan menjawab" DaiYu tampak tersenyum sendiri "menurut saya pangeran otoman itu begitu menawan sangat berbeda dengan orang yang waktu itu karna dia menyebalkan bahkan dia menyentuh lengan anda sesuka hati" Yue shan kembali tersenyum manis "Tapi entah mengapa aku merasa senang saat dia menjadi pria pertama yang menyentuhu selain ayah dan Da Chan"

Empress Yue [END] [2016-2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang