Chapter 0.5 : Trapped

1.8K 262 29
                                    

"[Y.N]." Suara serak itu membuatku terbangun tiba-tiba dari tidurku.

Aku... mimpi buruk lagi. Untuk yang kesekian kalinya aku kembali dihantui suara orang misterius itu. Aku tidak tahu ia siapa, tapi kurasa dia ada hubungannya denganku.

Aku meraba-raba permukaan springbed yang sedikit asing dengan indera perabaku. Aku lupa kalau aku tidur semalaman dikamar Masky. Omong-omong apa dia sudah bangun dari tidurnya?

Aku menggerakkan otot-ototku yang baru saja bekerja kembali. Kucelingukkan kepalaku melihat ke segala penjuru kamar, tidak ada Masky. Mungkin dia sudah bangun duluan?

CKLEK.

Mataku refleks tertuju pada pintu begitu sebuah suara terdengar. Pintupun terbuka dan memunculkan seseorang yang selalu menutupi wajahnya dengan topeng.

"Morning, [Y.N]." Aku tersenyum tipis lalu bergegas turun dari tempat tidur dan menghampirinya.

"Morning too Masky!" Balasku. Masky memiringkan kepalanya seolah ia melihat sebuah titik disampingku.

"Maaf tempat tidurmu masih berantakan, sebentar lagi aku rapikan." Ujarku. Apalagi dugaanku selain itu? Masky pasti sedang melihat tempat tidurnya yang berantakan seperti kapal pecah.

Aku bukanlah gadis manis yang tidur semalaman dengan postur yang anggun. Jadi, tolong maklumi jika tempat tidurmu berantakan karenaku.

"Kau tidur dengan nyenyak ya?" Entah telingaku yang bermasalah atau apa, indera pendengaranku menangkap suara kekehan geli diakhir kalimatnya. Aku tahu ia mengolokku. Lantas aku diam saja.

"Ohya, [Y.N]. Kau tidak perlu membereskan tempat tidurku. Kalau bisa sekarang kau bersiap-siap saja untuk pergi." Pergi?

Setahuku aku tidak mengajaknya atau siapapun untuk pergi dan juga tidak ada siapapun yang mengundangku untuk pergi ke suatu tempat.

"Sebaiknya kau tidak telat [Y.N]. Apalagi Jane sangat semangat begitu kuberitahu kau menjadi partnernya."

Aku membulatkan mataku dan mengangkat kedua alisku. Tidak percaya. Sesaat aku terdiam namun kemudian aku tersenyum senang begitu mendapatkan diriku akan bersiap-siap pergi keluar untuk berpastisipasi dalam hari berburu.

"Masky, apa benar paman Slendy sudah mengizinkanku dan siapa juga yang mau meminta izin untukku?" Tanyaku ragu. Aku menundukkan kepalaku dan memandang sepatu black mid-top Masky.

"Aku tidak tahu, tapi tadi pagi tuan Slenderman menghampiriku. Katanya kau boleh ikut." Kenapa aku merasa janggal?

Aku memang tidak mempunyai kemampuan mendeteksi lawan bicara, tapi aku bisa merasakan bahwa Masky sepertinya berbohong soal ini.

"Oh oke. Terima kasih
... siapapun itu."

**

Kalau aku mengingat-ngingat mimpi burukku. Pasti aku akan melamun dan melupakan segalanya yang ada disekitarku termasuk panggilan Jane.

Aku berlari menyusulnya yang sudah jauh dihadapanku.

"What a useless girl. Kalau kau melamun sekali lagi aku akan meninggalkanmu." Aku terkesiap mendengar perkataan Jane. Tidak! Aku tidak akan melamun lagi!

Jika ia meninggalkanku, itu artinya aku bakalan sendiri ditengah hutan. Aku tidak mau. Hutannya sangat gelap dan daritadi tidak ada tanda-tanda jalan keluar dari hutan yang tampak. Aku tidak mau mati ditengah hutan.

"Jangan! Jangan Jane kumohon!" Aku berteriak sambil berlari.

"Merepotkan." Jane mendengus kecil lalu membalikkan badannya dariku. Aku tidak marah ketika ia mencibirku karena aku rasa aku memang merepotkan.

Deathly Love [ Jeff The Killer × Reader ]✔Where stories live. Discover now