Chapter 0.1 : Knife

3K 330 68
                                    

Aku berjalan pelan menuju kedapur, sambil bersenandung kecil.

Aku tidak tahu jika paman Slendy mengurus sebuah mansion dan organisasi selama ini. Well, lebih tepatnya perkumpulan. Perkumpulan para pembunuh dan kanibal. Awalnya aku ragu ketika paman Slendy mengajakku untuk bergabung. Meskipun aku mempunyai sedikit bakat psychopath, tapi tetap saja berada ditengah-tengah perkumpulan orang-orang seperti mereka bukanlah pilihan yang bagus. Namun, paman Slendy meyakinkanku kalau aku tidak akan kenapa-napa. Alhasil aku disini.

Ekspetasiku tidak benar. Mereka justru kelihatan lebih ramah. Memang ya, kita tidak boleh menilai dari sampulnya saja.

Hari ini tepat sudah seminggu aku tinggal di mansion Creepypasta.

Rasanya aku seperti berada didalam keluarga besar. Sesuatu yang kurindukan dari dulu. Keluarga, Teman dan Rumah yang dipenuhi kehangatan. Omong-omong aku belum memperkenalkan diri.

Namaku [Y.N]. Umurku 18 tahun. Berwajah cantik *Winks* dan berhati lembut *Winks*. Hobiku membaca buku dan merawat hewan yang kesakitan karena ulahku sendiri. Aku mempunyai mata bewarna [E.C] yang bening. Tinggiku 160 CM, tidak terlalu pendek bukan? Sekian perkenalanku.

Berhubung hari ini seminggu aku berada di mansion. Aku jadi punya ide untuk membuatkan mereka semua sarapan. Hitung-hitung ucapan terima kasih.

Kuakui ide tersebut tidak buruk. Jadi, disinilah aku berjalan kedapur, dengan niat untuk membuatkan mereka semua sarapan.

Padahal aku tahu mereka mempunyai beberapa tukang masak.

BRAAKKKK!

TSAKKK!!

Keringat meluncur dipelipisku entah sejak kapan. Aku jadi ketakutan sendiri. Siapa member Creepypasta yang sudah bangun pagi jam segini?

Eyeless Jack?
Tidak. Tidak. Ia pernah memberitahuku bahwa jam malam adalah waktunya untuk berburu.

Ben Drowned?
Aku ragu. Kurcaci gamers tampan satu itu bisa bangun pagi.

Madness?
Umm, bisa jadi... ia seseorang yang dingin dan jarang keluar dari kamarnya. Mungkin, malam menjelang pagi seperti ini adalah waktunya untuk mengendap-ngendap keluar?

Opsi terakhir masuk akal. Jadi, kuputuskan untuk tetap berjalan kedapur sambil memanggil namanya.

"Madness!" Panggilku sedikit kencang.

Tidak ada jawaban. Kurasa aku harus mengecek sendiri.

KRETTT

Mataku sedikit membulat. Tidak, itu bukan Madness. Seseorang berhoodie putih dengan rambut hitam berantakan sebahu.

Astaga!

Siapa lagi kalau bukan Jeff The Killer??

Perlu kukatakan kalau aku waspada dengan member Creepypasta satu ini.

Jeff The Killer atau yang biasanya disapa Jeff merupakan member teratas yang tidak ingin kucari masalah dengannya. Jika mayoritas member Creepypasta menyambutku dengan baik maka ia tidak. Ia berbeda.

Tatapannya padaku, cara bicaranya, tingkahnya dan gestur tubuhnya jelas-jelas menunjukkan bahwa ia terusik dengan kehadiranku.

Ini sedikit menyesakkan.
Apa karena aku manusia biasa?
Dan lebih parahnya, apa karena aku seorang perempuan?

"Siapa yang kau panggil Madness?" Suara dingin tersebut membuyarkan lamunanku. Aku mengusap tengkukku.

Apa aku undur saja membuat sarapannya besok?

Tapi, 'kan hari ini tepat seminggunya!

Masa' aku harus menunggunya keluar?

"Umm, maaf. Kukira tadi Madness." Balasku.

Deathly Love [ Jeff The Killer × Reader ]✔Where stories live. Discover now