FORTY FOUR

21.3K 1.1K 26
                                    


Sky memberhentikan langkah nya. Sekali lg ia menatap kebelakang, dilihat ibu nya menangis sesegukan di pelukan sang ayah. Kakak kakaknya hanya melambaikan tangan mengucapkan perpisahan. Sky menghela nafas.

Ia merasa ini tidak adil, baru beberapa bulan dia berkumpul dgn keluarga lengkap nya, dan sekarang ia dipindah kerjakan entah kemana, ingin rasanya Sky menolak, tp itu tidak mungkin, karena ini tugas.

Dgn menghela nafas berat, Sky kembali berjalan seraya menyeret koper besar nya.

'Sampai jumpa'

***

Reo menjalankan motor besar berwarna merahnya dgn kecepatan di atas rata rata. Bahkan rambu rambu lalu lintas ia langgar (Perbuatan Reo jgn di tiru)

Setelah 45 menit motor Reo berhenti tepat di depan bandara, ia langsung turun dan berlari bak kesetanan seraya meneriaki nama Sky.

"SKYYY!!!" Orang orang menatap Reo seperti orang kesurupan. Pria itu hampir gila, ia tidak menemukan Sky di mana mana.

"SKY!!" berulang kali ia meneriaki nama Sky, tp tidak ada yg menyahut, yg ada hanya tatapan tidak suka dr calon penumpang.

Ia mengambil hp nya lalu menelpon Vito.

"Ya ha-"

"DIMANA DIA?!" teriak Reo.

"Mksd mu?"

"DIMANA SKY CEPAT KATAKAN!"

"Reo... pesawat telah berangkat 30 menit yg lalu" bagai tertimpa batu seberat 10 ton, Reo merasa dada nya sesak. Ia merosot dgn perlahan, hp nya terhempas ke lantai, pandangan lelaki itu kosong kedepan.

"Halo? Reo? Reo kau mendengarkan ku? Hey! Kau tidak papa?! Reo jawab aku!! REO!!-"

Reo menitikkan air matanya. Bahkan ia tak sempat meminta maaf, apa ia tidak bisa bertemu lg dgn gadis-nya?

Ia mengambil hp nya yg sempat terhempas td.

"-Reo kau men-"

"Dia pergi kemana?" Tanya Reo dingin.

"Itulah masalahnya, kami tidak tau kapan dia pulang dan... tidak tau ia pergi kemana. Misinya kali ini sangat rahasia, dan ia tidak diperbolehkan untuk memberitahukan siapapun dimana dia sekarang"

"KENAPA KAU BARU MENGATAKANNYA?!" teriak Reo marah mengundang beberapa pasang mata menatap pria yg terduduk di lantai dingin bandara.

"Aku-"

Klik

Pupus sudah harapannya. Akhirnya gadis itu tidak akan pernah menjadi milik nya sepenuh nya. Reo mengacak rambutnya frustasi.

Kenapa begitu rumit?! Kenapa begitu sulit?! Kenapa banyak rintangan?! Kenapa harus merasakan sakit?! Kenapa ia harus merasakan hal itu hanya untuk mencintai gadis itu?!

Dgn berat hati ia meninggalkan bandara. Tak ia sadari, seseorang menatap kepergiannya dgn kaget.

'Re-Reo?!'

***

"Apa?! Bagaimana bisa?! Kenapa harus di delay?! Padahal besok rapat penting. Sampai berapa jam?!"

"Ah, knp jd seperti ini?"

"Katanya ada masalah dgn pilot"

"Kalau tidak salah aku mendengar kita akan berangkat 3 jam lg"

Sky mendengarkan keluhan keluhan penumpang yg kecewa karena pesawat mereka di delay selama 3 jam. Sky menghembuskan nafas nya kasar.

"Kau bosan?" Sky menoleh ke arah Jayden. Ya, bukan hanya ia yg di pindah kerjakan, tetapi Jayden, Damy, Rey, Raka dan Meri ikut.

"Tidak, aku hanya kelelahan" jwb Sky pelan.

"Sebaiknya kau tidur" Sky menggeleng.

"Aku akan keluar sebentar, membeli kopi, kalau ada apa apa telpon aku" Jayden mengangguk.

Sky berjalan keluar ia ingin mencari cafe terdekat.

"Sky aku ikut!" Sky mengangguk. Sekarang, Sky, Damy dan Meri berjalan bertiga mencari cafe.

"Menyebalkan! Kenapa aku harus terkumpul dgn mereka?! Arghh! Aku benci benci benci! Apalagi Raka!" Kata Meri kesal, karena Raka selalu mengganggunya sedari td.

"Sabarlah, Meri" kata Damy menenangkan.

Setelah 15 menit, mereka menemukan cafe langsung saja mereka masuki cafe itu.

"Aku saja yg memesan kalian mau apa?" Tanya Damy.

"Aku Vanilla latte " kata Meri cepat.

"Kau apa Sky?"

"Hot Chocolate" Damy mengangguk lalu ia pergi memesan.

"Hey, Sky?" Kata Meri memacahkan keheningan.

"Hm?" Tanya Sky cuek, ia hanya memandang lurus kemeja, pikirannya sangat kacau.

"Apa kau tau kita akan ada disana berapa lama?" Sky menggeleng.

"Bahkan ketua seperti mu tidak tau" cibir Meri.

Tak lama Damy datang dan membawakan pesanan.

Damy dan Meri sibuk bergosip ria, sedangkan Sky sibuk dgn pikirannya. Ia menyentuh cangkir nya dgn telunjuk dgn gerakan memutar.

Apa ia tidak bisa bertemu lg dgn Reo? Apa ia tidak bisa lg berbicara dgn Reo? Bahkan ia tidak tau berapa lama ia akan disana

Ia hanya takut, ia tak bisa lg bertemu dgn Reo, tidak bisa meminta maaf karena membohongi nya. Kalau bisa, ia ingin pulang dan berlutut dihadapan Reo memohon maaf. Memang itu bukan gayanya, tp mau bagaimana lg?

"SKY!!" Sky mengerjap.

"Huh?" Tanyanya bingung.

"Kau melamun, ada apa?" Sky menggeleng. Ia menyeruput hot chocolate nya lg.

"Aku duluan" Damy dan Meri heran dgn tingkah Sky kali ini.

Sky berjalan tanpa tau arah, pandangan nya lurus kedepan, pikirannya kosong.

"SKY!!" Teriakan itu menghentikan langkah nya. Suara yg sangat ia kenal. Dgn cepat Sky melihat keseluruh arah, mencari sosok yg memanggil nama nya.

Lalu... ia tersadar.

Nama Sky banyak didunia ini

Sky tersenyum kecil. Lalu pandangannya tak sengaja melihat sesosok pria dgn seragam khas sekolah nya. Sky melihat dgn seksama siapa lelaki itu.

Rambut pirang, dgn tubuh tinggi atletis. Dan saat lelaki itu berbalik...

'Re-Reo?!'

Sky menutup mulutnya dgn tangan. Ia tidak salah lihat kan? Lelaki itu Reo Patra kan? Dia tidak salah lihat kan? Atau karena pikirannya terpusat pd Reo hingga semua lelaki ia anggap Reo? Tidak kan? Itu benar benar Reo! Sky memandang dgn nanar lelaki itu. Saat ia beranjak pergi, dgn cepat Sky berlari membelah kerumunan berusaha menggapai tubuh tinggi milik Reo.

'Semoga aku sempat bertemu'

***

Bruk!

Reo mematung. Ia melihat kearah perutnya yg dilingkari tangan mungil, putih nan mulus.

"Reo... kau datang"

'Sky?'

Next Chap~~

TBS [1] : Cold Girl [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang