FIVE (revisi)

43.6K 2.3K 11
                                    

[ S K Y L A R Z A ]

Asal asalan jalan tanpa tau arah, aku malah mendapat sebuah perpustakaan yang sangat besar. Kesenangan ku! Buku adalah hal yang paling kucinta didunia selain pekerjaanku. Tapi sebelum masuk tangan ku telah dicekal oleh tangan kasar milik seseorang.

"Kurang ajar kau yah?! Ikut aku ke kafetaria" ternyata itu tangan Vito.

"Lepaskan" ujarku tetap dengan wajah dan suara yang dibuat setenang mungkin.

"Tidak" elaknya.

"Fine!" seketika Vito berbinar dan melepaskan tangannya. Aku pun segera berjalan menuju kafetaria yang dimaksud meski aku tak tau jalan.
Tak lama aku mendapat tarikan dari kerah seragam ku.

"Sok sekali, padahal ke arah sini" ujar Vito seraya terkekeh. Aku hanya menginjak kakinya kesal lalu berjalan meninggalkan nya yang sedang meringis. Tentu dengan wajah merona samar.

Setelah sampai di kantin, Mario dengan semangat pendekarnya melambaikan tangan pada ku. Memberi gesture agar aku bergabung dengannya juga teman temannya. Wow! Ini hari pertama ia masuk dan sudah mendapat banyak teman?

"Ayo Za" aku mengekori Vito menuju Mario.

Belum sampai ke meja Mario, aku menarik kemeja Vito pelan. Merasa kemejanya ditarik, Vito menoleh dan menatap ku heran.

"Ke tempat lain saja" gumamku pelan. Vito malah tersenyum maklum dan tetap melanjutkan jalannya seraya menarik paksa tangan ku. Memaksaku duduk disampingnya dan Mario. Aku sedikit risih dengan orang baru, itulah mengapa aku menghindari kontak dengan orang asing.

"My Sweetheart" ujar Mario lalu memelukku erat, aku pun berusaha mendorong tubuh kekarnya meski itu mustahil.

Ini sangat memalukan! Sangat! Someone help me, please.

Tuk!

"Aw! WHAT THE FUCK ARE YOU DOING?! Kenapa kau melakukan itu?!" Pekik kak Rio heboh ketika Vito menginjak gemas kakinya.

"Jangan genit" kata Vito dengan wajah tanpa dosa.

"Ini siapa?" Tanya salah satu teman kak Rio.

"Oh ini, dia ad-ew" aku segera menginjak kaki nya dengan kencang. Sebelum ia mengomeli ku, aku telah menatap nya tajam.

"Di-dia teman ku, te-tetangga lebih tepatnya" ujar kak Rio terpaksa berbohong. Aku hanya mengangguk untuk mengiyakan.

"Wow, perkenalkan. Aku Rifaldo"

"Aku Rifaldi, kembaran Faldo"

"Aku Reyhan"

"Aku Ken"

"Dan aku Harry" aku ngangguk ngangguk aja, mencoba mengingat nama-nama mereka.

"Sky" jawab ku seadanya seraya meminum jus mangga ku (yang entah kenapa sudah ada di hadapan ku, ajaib)

"Itu saja?" Tanya Ken heran. Ya tentu, memangnya apa lagi? Haruskah aku memberitahukan apa pakaian dalam ku? Ah, tidak tidak ada... jangan ditanggapi.

"Tidak, nama dia Skylarza Latherin S, terserah mau memanggilnya apa, aku dan Vito sering memanggilnya Arza" aku tersenyum puas dalam hati karena kak Rio menyamarkan nama marga ku. Yeah, i love my brother fucking so much.

*

*

*

Ternyata lorong sekolah sangat mengerikan saat sepi seperti ini, meski masih ada beberapa orang yang berlalu lalang.

Kenapa?

Oke, aku akan jujur! Aku penakut, ya. Aku penakut, sangat. Jika aku telah mendengar cerita horor, dipastikan aku takkan mau tidur dan ke kamar mandi sendirian selama seminggu. WOAH, I HATE DARKNESS!!

Buaghh!

Bruk!

Sial! Akh, kaki ku sepertinya lecet. Sialan!!

"Sorry²" ujar lelaki diatas ku seraya menatapku.

Tunggu! Diatas?

Huwaaa!

Segera aku mendorong pria yang dengan seenak jidat menabrakku dari belakang hingga terjatuh dan menimpa ku.

"Eh?" Gumamnya bingung. Aku hanya menatapnya marah dengan tatapan mata tajam bak elang pada nya,( ˋ︿ˊ ) apa sudah mirip mata elang? Sungguh sangat menyebalkan.

"Sorry, aku tadi buru-buru. By the way, aku tidak pernah melihat mu, anak baru yah? Aku Reo, kau?" Ujarnya panjang lebar seraya mengulurkan tangannya.

Aku tak meresponnya, dengan santai aku kembali berjalan menulikan pendengaranku dari suara pria bernama Oreo–apapun itu.

Oreo..

Mendadak aku lapar

*

*

*

Reo Pov

"Sebanarnya apa yang kau lakukan disekolah?! Aku sudah menunggu dari lama disini!" Ujar suara cempreng milik adikku di sebrang sana.

"Iya, ini juga lagi di lorong, sebentar lagi. Aku lari, bye" Aku pun berlari layaknya orang kesetanan dilorong yang mulai sepi. Takut adik ku yang cerewet itu menyembur kan siraman rohani nya sepanjang jalan saat pulang nanti. Dan karena terburu-buru nya, aku tidak sempat ngerem kaki untuk berhenti saat melihat sesosok perempuan didepan koridor.

Dan, tabrakan pun tak bisa dihindarai.

Buagh!

Bruk!

Aku menatap gadis dibawah kukungan ku dengan teliti. Aku tidak pernah melihat dia selama disekolah ini. Kulitnya mulus dan putih bersih bagai porselen,  bibirnya merah merekah seperti kelopak bunga mawar. Dan matanya sangat indah! Abu abu! Tatapan tajam dengan bola mata berwarna abu abu yang terbingkai kaca mata.

Tampilannya seperti gadis cupu, tapi cantik. Sangat... Manisssss

"Sorry" ucapku setelah tersadar dari pikiran aneh barusan.

Beberapa detik, gadis tadi hanya menatap ku tanpa ekspresi sama sekali diwajahnya, lalu seperti tersengat lebah, ia gelagapan lalu mendorong ku hingga terjungkal ke belakang.

"Eh?" Ujar ku kaget. Dia buru buru berdiri dan merapikan seragamnya sebelum menatap ku dengan pandangan mengintimidasi. Jujur aku sedikit bergidik melihatnya menatap ku seperti itu. Bagai tatapan itu dapat menyoyak tubuhku.

Heran saja, selama ini tidak ada gadis yang menampilkan wajah datar saat bertemu dengan ku. Yang sering gadis gadis pada tersipu-sipu atau senyum-senyum sendiri bisa juga teriak histeris seperti melihat setan tampan. Yaeh, aku memang tampan kalau kalian mau tau.

"Sorry, aku tadi buru-buru. By the way, aku tidak pernah melihat mu, anak baru yah? Aku Reo, kau?" Ujar ku, Aku memang tidak pernah melihatnya.

tapi bukannya dapat jawaban, aku malah ditinggal begitu saja, aku juga sudah teriak teriak memanggil nya tapi tak digubris.

Sialan! Bagaimana bisa dia tidak terpesona oleh ketampanan sang dewa sekolah?! Katakan saja aku narsis,  pada dasarnya aku narsis kan.

Tanpa sadar aku sudah mengeluarkan senyuman.

Gadis yang Menarik

Next Chap ~~

TBS [1] : Cold Girl [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang