02 (revisi)

49.4K 2.8K 30
                                    

[ S K Y L A R Z A ]

Aku hanya menatap tanpa minat dan menikmati bagaimana lelaki tua berprofesi sebagai guru itu menghukum anak anak muridnya yang tidak mengerjakan tugas yang ia berikan.

Dari 35 siswa dikelas ini, hanya 3 orang yang mengerjakan tugas dari pak Kusumo.

"Baiklah, sebagai hukumannya kalian semua harus mendapatkan pelajaran tambahan!!" Mereka semua mendesah. Tidak terima dengan keputusan pak Kusumo.

"Ririn, Adit, Sky, kalian akan menjadi guru privat mereka selama 1 minggu kedepan"

"Eeeeeee?!" Pekik semuanya kecuali aku. Mereka tampak tak terima diajarkan oleh aku dan Ririn. Tapi para kaum hawa sebagiannya melompat kegirangan bisa di ajari oleh Adit. Yah, Adit termasuk siswa tampan di sekolah ku. Haruskah aku mengganti kelaminku dan operasi plastik agar terlihat tampan? Haha, abaikan aku hanya bercanda.

"Kalian diskusikan lah tempat yang cocok untuk acara belajar kalian, sekarang kalian free. Tidak untuk kalian bertiga, ikuti bapak" aku dengan malas mengikuti pak Kusumo sampai di ruangan nya.

"Ririn, Sky, Adit. Bapak mohon, kalian mau mengajarkan mereka, kelas kita sangat menurun nilainya dibanding kelas lain, hanya tahun ini" ujar pak Kusumo dengan tampang frustasi.

"Terutama kamu, Sky. Bapak mohon kamu mau berbagi sedikit ilmu mu untuk mereka. Bapak mohon" aku mengangguk ragu. Sungguh sangat merepotkan, pekerjaan ku yang lain akan terhambat kalau seperti ini. Mengajari teman sekelas lebih susah ketimbang mengajari anak paud.

"Terimakasih Sky, oh ya tentukan lah tempat yang cocok menurut kalian untuk mengajar, apakah sudah mendapat tempat?" Tanya pak Kusumo.

"Saya berpendapat, bagaimana kalau di rumah kamu, Sky?" Serasa ada petir menyambar jantungku mendengar perkataan pak Kusumo. Hell.

"Kenapa dirumah Skylar, pak?" tanya Ririn hati hati. Dari cara bicaranya ia merasa tak setuju kalau berada dirumah ku. Mungkin ia juga berpikir bahwa aku adalah orang miskin yang otomatis rumah ku seperti gubuk kecil. Mungkin kah itu yang ada di pikirannya? kalau begitu kau salah besar, dasar upil.

"Karena menurut bapak rumah Sky sangat cocok untuk menjadi tempat kalian belajar, bahkan mampu menampung kalian semua" Adit dan Ririn menatap pak Kusumo heran.

"Mampu?" Tanya Ririn, terdengar meremehkan. Apa kutil badak ini tidak tau cara berbicara yang baik? Apa aku benar-benar harus mencari gubuk dan memamerkannya padanya? Lucu sekali.

"Saya terserah saja" untuk pertama kalinya aku mengeluarkan suara. Sungguh, aku lebih suka mengantupkan kedua bibirku karena tidak mengeluarkan energi banyak.

"Menurut saya juga tidak papa jika acara mengajar ini kita adakan dirumah Sky, karena sebagian anak anak juga ingin mengunjungi rumah mu, Sky" ujar Adit berbicara pada pak Kusumo dan diriku sekaligus. Oh, bolehkan kali ini aku memamerkan Harta bendaku seperti lainnya?

"He-hey, ke-kenapa tidak dirumah ku saja? Rumahku jauh lebih besar, mungkin bisa menampung semua anak di sekolah ini"  Ririn mengajukan penawaran. Aku tau ia sedang mengatakan ketidak setujuannya pada pak Kusumo secara halus.

Dia kira aku tak tau! Tampilannya saja yang polos, ternyata aslinya seperti itu. Kutil badak!

Ia tak tau saja, rumah ku lebih besar dari rumah mu! Dasar kudanil bercula! Tunggu— mengapa aku jadi banyak bicara seperti ini.

"Tapi kalau di lihat baik baik, rumah Skylar jauh lebih besar, bagus dan nyaman untuk di pakai belajar, Rin" pak Kusumo masih pada pendiriannya. Kalian heran kenapa pak Kusumo tau? Karena pak Kusumo adalah teman Ayah. Dan ia tahu siapa diriku.

"Memang bapak pernah kerumah Skylar?" Tanya Adit dan Ririn berbarengan.

"Sering" pak Kusumo! Kenapa kau mengatakannya dengan pandangan ke arah ku. Seakan akan kau sedang meremehkan ku.

"A-"

"Hari ini, sepulang sekolah!" Ujarku sebelum pamit ke luar ruangan. membuat kaget para tikus sepertinya akan seru.

*

*

*

"ARZA! AWASSSS!" Teriakan Ravito menggelegar saat ia melihat sebuah pot bunga meluncur dengan mulus diatas kepala Skylar.

Prang! Bruk!

"Vi-vito?" Sky terbelalak kaget. Disaat ia menoleh, ia melihat Vito berlari kearahnya, lalu tiba tiba tubuhnya terhempas ke lantai dengan kencang karena saudaranya itu mendorong tubuhnya.

"Kau- kau tidak apa-apa, Arza?" suara itu memudarkan pikirannya, ia langsung menoleh dan mendapati sang kembaran sudah tergolek lemas di lantai bersimbahkan darah.

"Vito?!" Pekik Skylar.

Skylar dengan histeris menggoncang goncangkan tubuh tak sadarkan diri milik Ravito. Semua siswa siswi yang melihat kejadian itu langsung berlari menuju Ravito dan Sky.

"Vitoo!! Bangun!" Pekik Skylar, air mata telah turun dengan deras melalui kelopak mata. Semua mata menatap iba pada nya, tapi tak ada yang menolong, mereka hanya sibuk melihat.

Tak lama warna merah pekat mendominasi kemeja putih milik Ravito. Sky tau itu, warna yang ia benci.

'Da-darah?!' Ujar Skylar bergetar. Ia sangat membenci yang namanya darah dan warna merah karena suatu hal yang tidak bisa dijelaskan. Ia benci bukan berarti ia takut dengan darah ataupun warna merah. Ia hanya tak suka dengan kedua hal itu, kalau bisa ia ingin memusnahkan kedua nya. Meski itu mustahil.

Tangannya mulai bergetar tak karuan, ia terduduk dengan lemas seraya menatap kosong pada cairan kental berbau anyir di hadapan nya.

"Apa yang ter-" ucapan Mario terpotong saat melihat kedua adiknya lah yang membuat masalah.

Dengan cemas ia mendekati Skylar dan bertanya, bukannya mendapat jawaban, Mario malah mendapati Skylar pingsan didekapannya.

"Tolong panggilkan Ambulan!" Mario menjerit keras lalu membopong Sky untuk ke UKS sedangkan Vito dibopong oleh temannya untung diberi pertolongan pertama.

*

*

*

"Bagaimana perasaanmu?" Skylar tak membalas pertanyaan Mario, melainkan melepas infus yang ada di tangan nya dan segera keluar dari dalam kamar.

"Arza? Kau mau kemana?!" Panggilan Mariio tak digubris Skylar. Gadis itu berjalan semakin cepat keluar dari rumah sakit dan menghentikan taksi.

Skylar memberi isyarat lewat tangannya untuk menghentikan taksi dan segera melaju ke sekolahnya. Setelah keluar dari taksi ia menjadi pusat perhatian.

Skylar dengan penuh amarah berjalan cepat kearah ruang cctv, hanya orang orang tertentu yang tau bahwa sekolah mereka punya cctv.

BRUK!

keamanan berjengit kaget mendengar pintu dibanting.

"Nona?!" Pekik ketua keamanan cctv saat melihat kehadiran Skylar diambang pintu.

"Berikan aku rekaman cctv dari lantai 3, jam 11:27 dini hari" ujar Sky tegas. Ketua keamanan pun segera berlari tak berapa lama sebuah flashdisk telah berada di genggamannya.

'Waiting me, bitch! And I kill you!'










Next Chap ~~




Entah ini sreg apa enggak sama fantasi kalian... Tapi.. Begitulah..  Yasudahlah..

Aku harus ottokeh?

Salam hangat,  💕









Tertanda

Author

Note : saya tau semuanya pada jyjyc karena saya sok imut. Tapi kethyilah saya emang imut..

Dilihat dari ujung sedotan. Miris

TBS [1] : Cold Girl [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang