Episode 17 : Forget About Yourself

2K 90 0
                                    

-As Melisya-
Aku berjalan menuju kamar mandi dan menghapus bekas-bekas aliran air mata dipipiku. Aku mencuci muka dan menenangkan diri didepan cermin. 'Aku gak boleh menangis lagi karena Mike. Aku sudah janji sama Wina dan Fren untuk tidak menangis didepannya. Aku berusaha kuat dan tegar menghadapi semua ini. 'Semangat, Melisya!' batinku

Aku membeli beberapa makanan untuk makan siangku dengan Wina.

-As Wina-
"Tunggu, Kak Mike. Ada yang harus kubicarakan padamu."
"Ada apa, Wina?"
"Aku hanya ingin bertanya. Tapi, aku ragu untuk bertanya."
"Kenapa sayang? Tanyain saja. Aku akan menjawabnya."
"Tentang 'princess' yang pernah Kak Mike kasih tahu ke aku, sebutan itu untuk Kak Melisya kan?"

Kak Mike diam dan belum berbicara satu kata pun. Aku merasa bersalah ketika aku bertanya seperti itu. Apa pertanyaanku salah?

"Kak Mike marah sama aku kan? Ah, maafkan aku. Aku tidak akan berbicara/bertanya tentang 'princess' itu lagi. Maafkan aku."
"Tidak, Wina. Akan Kak Mike kasih tahu semuanya. Ya, dia adalah princessku, Melisya. Dia yang pertama bagiku. Dia yang telah menempatkan ruangan dihatiku ini. Dan bahkan sampai saat ini, aku masih mencintainya. Tapi, dia tidak tahu kalo ada orang yang mencintainya. Akulah yang selalu menunggunya. Aku juga yang selalu melihat foto dia. Sebenarnya, aku sudah tahu bahwa dia yang akan memenangkan lomba designer itu. Karena aku memilihnya. Aku ingin dia ke Amerika dan bertemu denganku. Alasannya, aku akan melihatnya ketika dia tersenyum, tertawa, bahkan waktu dia marah. Hari ini, mungkin dia marah padaku. Dia merasa sakit hati karena telah dihina Carol. Aku tahu perasaannya. Makanya, aku mencari dia. Dan aku sangat bersyukur telah menemukannya di sekolah ini."
"Syukurlah kalo Kak Mike mencintai Kak Melisya."
"Kenapa, Wina?"
"Ah.. Tidak. Aku hanya tidak suka dengan Kak Carol si nenek lampir itu. Ohiya, kalo Kak Mike suka sama Kak Melisya, kenapa Kak Mike menikahi Kak Carol?"
"Aku terpaksa menikahinya karena ini perjodohan antara ayahku dan ayah Carol. Setengah warisan ayah Carol akan diberikan padaku. Karena Carol anak tunggal. Ayahku sangat senang. Apalagi, perusahaan ayahku bekerja sama dengan perusahaan ayahnya Carol. Dan perusahaan milikku itu, hasil pemberian dari ayahnya Carol juga. Impianku menjadi dokter bedah. Dan ayahnya Carol pun menyetujui impianku itu. Bahkan, impianku itu didapatkan dari ayahnya Carol. Aku tidak mau membuat ayahku kecewa. Jadi, aku paksakan untuk menikah dengan Carol."
"Lalu bagaimana dengan cinta kakak?"
"Aku sudah berusaha untuk membatalkan pernikahan ini. Tapi, Carol mengancamku. Dia mencintaiku dan dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan cinta dariku. Aku tidak ingin menikah. Aku masih ingin bermain dengan kawan-kawanku di Indonesia."
"Kasihan sekali, Kak Mike. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin Kak Mike bersedih karenaku."
"Tidak, Wina. Kak Mike akan mengejar cinta Kak Mike. Aku akan berusaha mendapatkannya dan tetap berada disisiku. Baiklah, Kak Mike akan mencari Kak Melisya. Ingat pesan Kak Mike kan kalo dia udah datang kesini?"
"Ya, aku ingat. Hati-hati, Kak Mike."

Kak Mike telah pergi dari asramaku. Aku sangat bahagia sekali. Akhirnya, Kak Mike mencintai Kak Melisya.

-As Melisya-
Aku berjalan menuju asrama Wina. Aku telah membeli makanan untuk makan siang kami.

Aku mengetuk pintu dan melihat Wina sedang menonton tv.

"Wina, Kak Melisya pulang."
"Ah, Kak Melisya sudah sampai."
"Makan yuk. Kak Melisya bawakan ini untuk kita."
"Baiklah, Kak."

Setelah selesai makan, aku berencana untuk kembali ke hotel.

"Kak Melisya? Kakak mau pulang?"
"Iya, aku akan pulang. Aku juga harus menyiapkan makanan untuk makan malamku nanti."
"Ah, baiklah. Tapi, kakak akan datang lagi kan?"
"Iya sayang. Kakak akan datang besok, oke?"
"Ah iya, aku hampir lupa. Tadi, Kak Mike kesini mencari kakak. Tapi, dia sudah pergi lagi ketika aku bilang, Kak Melisya sedang membeli makanan. Dan kalo kakak udah disini, cepat telfon dia."
"Mike mencariku?"
"Iya, aku hanya menyampaikan amanat Kak Mike."
"Baiklah, makasih ya sayang. Kak Melisya pergi dulu."
"Baiklah, hati-hati Kak."

I Love You. Do You Love Me?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt