Episode 15 : Apakah Masih Ada Kesempatan Untukku?

2.2K 97 0
                                    

Bertahun-tahun ku menunggunya untuk hadir didepan mataku . .
Bertahun-tahun ku memikirkannya . .
Bertahun-tahun ku rindu padanya . .
Bertahun-tahun ku pendam rasa cintaku padanya . .
Tapi . .
Apakah masih ada kesempatan untukku?

***
Selama aku di Amerika, aku sangat bahagia sekali. Dari kebahagiaan itu, aku tak lupa untuk memberitahu sahabat-sahabatku, Meri, Phire, dan Kelvin. Terutama Meri. Phire dan Kelvin ternyata sepupuan juga dengan Mike. Hubungan mereka renggang karena Mike memfokuskan diri untuk karirnya di Amerika. Phire juga mengharapkan untuk datang ke Amerika. Tapi, ayahnya masih belum mengizinkannya.

Meri akan diangkat untuk mengikuti pemain karakter utama film layar lebar di Indonesia. Phire akan mengikuti lomba designer. Dan aku harap, Phire juga bisa menyusulku ke Amerika. Kelvin sudah diterima diperusahaan teknik. Ini adalah kebahagiaanku. Semoga tetap seperti yang aku inginkan.

Hari ini adalah hari Minggu. Fren mengajakku untuk mengunjungi sebuah sekolah yang selalu ia datangi setiap hari Minggu.

"Fren, apa nama sekolah yang kau maksud?"
"Aku belum tahu pasti untuk namanya. Tapi, disana ada kelas design. Aku biasa mengajar mereka ketika dulu aku karantina di Amerika. Tapi, setiap minggu, aku selalu mendatangi sekolah itu."
"Wow, kelihatannya menarik. Kamu sangat baik karena telah mengajari mereka semua. Aku yakin, mereka akan sukses karena bantuanmu."
"Ah tidak, Mel. Tapi, kali ini aku akan memberimu kesempatan untuk mengajari mereka. Gimana?"
"Aku? Apa aku bisa mengajari mereka?"
"Semua orang pasti punya kemampuan tersendiri. Apa salahnya kita berbagi kemampuan kita kepada orang lain?"
"Iya, Fren. Aku akan berusaha untuk mengajari mereka semua. Dan aku akan menjadi guru sementara di sekolah itu."
"Baiklah, ayo berangkat."

-As Mike-
Hari ini, aku akan mengunjungi sebuah sekolah designer di Amerika yang pernah diajar oleh designer ternama asal Perancis.

"Apakah semua sudah siap? Bawakan semua alat itu dan masukkan kedalam mobil. Aku akan segera kembali. Aku akan memanggil Carol."
"Baik, Tuan."

Aku memasuki kamarku dan Carol masih saja menyiapkan diri dengan berdandan.

"Carol, berapa lama lagi kau akan dandan seperti itu? Kita sudah telat."
"Aduh, sayang. Bentar dulu deh. Aku kan mau tampil istimewa disana. Karena aku adalah calon istri dari pengusaha ternama dan juga seorang dokter bedah, Mike King. Aku gak mau kalo tampilanku bikin orang kecewa. Aku akan membuatmu bahagia karena aku akan tampil beda disana. Kumohon, bentar lagi sayang. Ya ya ya?"
"5 menit lagi." jawabku sambil meninggalkannya.

Mengapa aku harus bertemu dan diperjodohkan dengan Carol? Sungguh, aku belum bisa menerima Carol sebagai calon istriku. Karena dia bukan cintaku. Cintaku adalah princessku, Melisya Queenita. Tapi, masih saja aku tak bisa menyatakan cintaku ini padanya. Apakah Masih Ada Kesempatan Untukku?

15 menit kemudian, Carol datang dari pintu hotel dan menghampiri mobilku. Dia tampak sangat mewah sekali. Padahal, ini kunjungan seperti silaturrahmi. Tapi dia membuat kunjungan ini seperti pesta.

"Maafkan aku, sayang. Tadi temenku nelfon aku. Lama banget. Tadi juga dia curhat gitu ke aku. Dia habis diputusin sama pacarnya. Jadi, aku juga harus ngasih saran ke dia biar gak galau lagi. Aku kasihan banget sama dia. Padahal dia..."
"CUKUP CAROL! Kau sudah membuatku menunggu cukup lama. Kau sudah sangat cerewet untuk membicarakan hal yang tidak berguna padaku. Aku tak peduli dengan temanmu. Kalo bisa, aku tidak peduli juga padamu. Sudah, diam dan tenanglah. Aku ingin suasana disini tenang tanpa ucapan sepatah pun darimu. Kau mengerti?"
"Kau jahat, Mike. Aku lakukan ini untukmu juga. Aku..."
"Diamlah."
"Harusnya aku gak ikut denganmu. Kau membuatku kecewa, Mike."
"Aku tak memintamu untuk ikut, kan? Kau sendiri yang membujukku untuk ikut. Aku juga gak mau kalo kamu ikut."
"Mike jahat!!"

I Love You. Do You Love Me?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora