LIMA

9K 388 8
                                    

"Lo bodoh?" Tanya Anthony dengan suara khasnya.

Mata Desiska tak berkedip. Ia sangat terkejut karena Anthony men- bukan-bukan tetapi karena wajah Anthony sangat dekat dirinya untuk kedua kalinya. Kalau saja ia bercerita kepada Naira, pasti cewek itu akan heboh.

Anthony melepaskan pegangannya, membuat Desiska terjatuh ke lantai. Tentu saja Desiska langsung meringis kesakitan dan bertambah kesal dengan sikap Anthony yang menolongnya secara setengah-setengah. Tidak! Bahkan Anthony membuatnya bertambah sakit.

"HEI COWOK GILA!" Pekik Desiska sambil menoleh ke arah Anthony yang memasang tampang tak bersalah.

Desiska mencoba untuk berdiri. Namun, kaki kirinya membengkak, dengan bersusah payah ia berdiri. Desiska menatap Anthony berang. Andai saja kaki kirinya sedang tak dalam keadaan sakit, mungkin saja kakinya sudah menendang kepala Anthony.

"Cara lo untuk menolongi gue itu sangat berperikemanusiaan ya." Sindir Desiska memberikan senyuman paksa.

Anthony menoleh ke arah Desiska dan mengangguk, "tak apa, lo gak usah berterimakasih." Katanya tak merasa bersalah sama sekali. Malahan ia berjalan dengan santai keluar dari UKS.

"Cowok ini! Kok nyeselin sih?" Geram Desiska. Ia menyibak rambutnya ke belakang.

Mata Desiska menangkap sebuah obat merah yang baru terletak di meja. Ia mengambilnya, "oh? Ternyata ada di meja."

Desiska berjalan keluar dari ruangan UKS dengan bertatih-tatih. Ah.. lengkap sudah penderitaannya. Ia harus berjalan ke taman belakang yang sangat jauh letaknya dengan UKS, dan semuanya dikarenakan Ketua Osis sialan yang sangat tak berperikemanusiaan.

***
Anthony duduk di dalam kelas. Ia menatap ke depan, seolah-olah sedang mendengar guru menjelaskan. Namun, sebenarnya ia masih memikirkan gadis yang dijahilinya untuk pertama kali setelah sekian lamanya.

Anthony tersenyum kecil melihat reaksi Desiska setelah dijatuhinnya. Ia tak habis pikir, baru pertama kali seorang adik kelas meneriakinya.

"Lo salah makan? Tiba-tiba senyum," tanya Jonath yang duduk disamping Anthony. Ia menopang pipinya diatas telapak tangan.

Anthony baru menyadarinya, ia kembali memasang wajah datar. Ia menoleh ke arah Jonath dan membetulkan posisi kepala Jonath untuk menghadap kedepan. Namun, Jonath tetap bersikeras memutar lehernya untuk menatap wajah tampan Anthony.

"Lihat kedepan Jonath," tegur Anthony.

Jonath masih setia menatap wajah Anthony dan tidak memperdulikan nasihat Anthony. Ia merasa aneh dengan diri Anthony yang tiba-tiba tersenyum tadi. Ia penasaran dengan apa yang barusan terjadi dengan Anthony.

"Jo-"

Tok tok tok

Seluruh murid yang ada di dalam XII IA-1 menoleh ke arah pintu. Guru Kimia yang sedang menjelaskan pun menghentikan penjelasannya dan menoleh ke arah pintu.

"Yoseph?! Kenapa baru masuk?" Tanya Devi, guru Kimia XII IA-1 itu dengan garang.

Yoseph yang berdiri di ambang pintu, menggaruk tenguknya yang tak gatal sambil menyengir lebar. "Hehehe, dibelakang sekolah ada kucing, kasian bu, jadi gue kasih makan."

"HAHAHAHAHAHAH," seluruh murid ketawa, kecuali Anthony yang sedari tadi menatap adegan tersebut dengan datar.

Devi menatap Yoseph galak. Ada-ada saja kelakukan Yoseph ini. Tiada hari tanpa masalah, kalau tidak cabut ya tidak buat PR. Dan yang kesalnya, Yoseph selalu saja memberi alasan tak masuk akal. Untung saja dalam proses belajar, otak Yoseph tidak ketinggalan. Bahkan otaknya itu termasuk jenius- tidak! Lebih tepatnya licik.

Oh My Boy!Where stories live. Discover now