31

2.8K 295 34
                                    



"Oh God!! syukurlah kau disini"

Tuhan memang adil, akupun tak percaya Barbara akhirnya datang, kami bahkan belum sempat menghubunginya, tepatnya kami tak bisa menghubunginya

"Bagaimana keadaan Harry sekarang? apakah dia baik baik saja? apakah ada sesuatu?! tolong siapapun beritahu aku!"

Syukurlah ia masih datang dan peduli , Harry pasti akan sangat senang ketika melihat sang wanita pujaan yang selama ini dicari cari berada di sisinya.

"Ia sekarat, dokter masih berusaha menanganinya"

Ya sekarang begitulah keadaan Harry, Ia sedang berjuang diambang sekaratnya, benar benar malang.

Jujur saja, aku benar benar khawatir dengan keadaan Harry, sudah satu jam dan dokter tak kunjung muncul dari ruangan, kuharap Harry akan baik baik saja.

"B-benarkah?! astaga.. ini semua salahku"

Raut wajahnya mulai gelisah dan bersedih persis seperti yang Harry lakukan di akhir akhir ini.

Sekarang ia benar benar merasa bersalah atas semua perbuatan nya kepada Harry, ia tampak sedang menyesali semuanya.

"Aku tak bilang ini semua salahmu Barb, tetapi jika kau sedang menyesal.. kau melakukan hal yang benar, karena ia seperti ini karena mengejarmu habis habisan ditengah jalan"

Jelasku untuk lebih memperjelas bahwa Harry benar benar tak mau kehilangan dirinya, isak tangisnya mulai terdengar, ia menangis seperti bayi sekarang.

Ia terduduk dengan air mata yang bercucuran dan tentu diiringi dengan perasaan khawatir.

"Niall? aku benar benar kebingungan"

Tangisnya semakin menjadi jadi, sekarang ia khawatir dan sedang kebingungan, sungguh, mereka berdua benar benar rumit.

"Kenapa?"

Mungkin aku terdengar seperti orang bodoh, tetapi aku tak tahu harus menjawab apalagi selain 'kenapa'.

"Sekarang aku benar benar mencemaskan Harry dikala saat aku ingin melupakan dirinya, aku tak ingin dikejar karna aku tak mungkin bisa dikejar dan aku tak ingin ditemukan karena menemukan ku adalah hal yang sulit.. dan jangan sedih karena tak bisa melupakanku karena akupun bahkan tak pantas untuk diingat seorang Harry Styles.. aku hanyalah wanita biasa.. yang beruntung mendapatkan hati seorang artis, a-aku tak ingin Harry seperti ini"

Ia berbicara sembari terisak dan menangis, aku benar benar kasihan pada dua pasangan ini, mereka saling mencintai, tetapi kenapa merka membuat cinta mereka begitu rumit? kenapa tak saling mencintai, dan berbahagia.

"Barb, jika memang kau sudah ditakdirkan bersama Harry, terimalah, itu semua kuasa yang di Atas kau tak bisa menghindarinya"

Aku membuka mulut memberi saran kepada wanita yang sedang kebingungan, ia seakan akan sedang berusaha menghindari takdirnya, Harry Styles.

Yang ia lakukan adalah hal yang mustahil.

"Jika ia takdirku... mengapa selalu banyak cobaan diantara kami? mengapa selalu dilanda oleh berbagai masalah, apakah itu yang kau bilang takdir? ini bukanlah takdir Niall! m-mungkin Tuhan hanya mempertemukanku dan Harry bukan untuk saling mencintai satu sama lain, tak semua orang dipertemukan untuk saling mencintai"

Baiklah.. sekarang kata katanya mulai begitu terdengar dalam, sebenarnya ada apa diantara Barbara dan Harry? mengapa benar benar terdengar sangat rumit.

"Barb, apakah kau mencintai Harry?"

Sederhana, jika ia mencintai Harry apa salahnya membangun kembali cinta mereka, dan memulainya dari awal. Ya seperti membuka lembaran baru. Tak ada salah nya bukan? selalu ada kesempatan kedua.

Forelsket [h.s]Where stories live. Discover now