22

3.3K 343 18
                                    



"Mark, apakah kau tahu apa yang terjadi pada Harry belakangan ini?"

"Maksudmu ms?"

"Maksudku, apakah ada sesuatu yang aneh terjadi padanya? ataukah ada orang yang menganggunya"

"Maaf ms, aku kurang tahu soal itu, oh lihat, mobil tuan Harry berhenti di gedung itu"

"Gedung?!...Astaga?! Mark! lihat apakah itu perempuan?"

"Aku tak melihatnya, dimana ms!"

"DI ATAS GEDUNG ITU MARK! APAKAH IA MENCOBA BUNUH DIRI?!"

*Harry POV*

Astaga! kenapa wanita ini selalu bertindak semaunya tanpa berpikir apa akibatnya, dengan begini pasti Barbara mulai curiga padaku.

Bagaimanapun juga aku tak bisa meninggalkanya dengan keadaanya yang sedang setengah tak sadar begini, aku yakin Barbara pasti bisa mengerti.

Dengan tergesa gesa aku menekan tombol lift lantai paling atas, perasaan panik menghantuiku sepanjang perjalanan lift. Lagian wanita ini merepotkan saja.

"TING.."

Pintu lift terbuka, sengaja memperbesar langkah kakiku agar cepat sampai ditempat wanita gila itu berada.

Aku mencari kesegala sudut lapangan atas gedung tetapi aku tak menemukan batang hidung perempuan ini.

"HARRY!! AKU DISINI!!"

Suara nyaring perempuan memanggil namaku dari tepi lapangan atas gedung ini, astaga ia sudah bersiap ingin lompat rupanya.

"Astaga.. apa yang kau lakukan Kendall?! apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu??"

Ucapku padanya, ia tersenyum lalu menghampiriku dengan keadaan kudalnya, ia kelihatan depresi.

"Kukira kau tak akan datang sayangku, aku tahu kau disini untuk menyelamatkanku dari kebodohanku bukan?"

Jawabnya dengan tangannya yang mulai menyentuh lenganku, cih apa apaan dia, sifat penggodanya sama sekali tak hilang.

"Tidak, aku kesini untuk bilang padamu jika kau sebaiknya berhenti menghubungiku karena aku merasa terganggu, dah"

Ujarku datar lalu pergi berbalik meninggalkannya, jika ia ingin mati, silahkan saja mati, aku tak begitu peduli.

"KETERLALUAN KAU HARRY! AKU BEGINI KARENA KAU!...BAIKLAH KAU INGIN MELIHATKU MATI? SEKARANG KAU AKAN MELIHATNYA!"

Ancamnya, astaga lakukan saja wanita gatal aku tak peduli padamu, bahkan jika kau memintaku untuk mendorongmu dengan senang hati akan kulakukkan.

"Cih, jika ingin mati, mati saja! aku tak pernah ingin melihat proses kematianmu, aku pergi dah"

Jawabku dengan acuh tak acuh, terdengar ringisan dari wanita itu, ntahlah, tak ada rasa kasihan sedikitpun untuknya dariku.

"KENDALL JANGAN LAKUKAN ITU!"

Suara wanita yang kukenal tibatiba terdengar, tak hanya suara tubuhnyapun ikut terlihat oleh mataku,

Barbara?!

Ia berlari menggapai Kendall dan menariknya menjauh dari tepi lapangan, yaTuhan kenapa dia bisa ada disini?

"Kendall! apakah kau sudah kehilangan akalmu? jangan bodoh Kendall!"

Ucap Barbara, sungguh, kukira ia akan mendorong Kendall agar mati.

"Kau! kau yang merebut Harry dariku! kenapa kau tak biarkan aku mati ha?! lepaskan tanganmu ini dariku"

*BARBARA POV*

Kendall adalah wanita yang benar benar keras kepala, kalimat tersebut seolah seperti kalimat terakhir yang ia bisa ucapkan padaku, dan konyolnya ia masih membenciku walau itu adalah detik detik akhir hidupnya.

Jika aku mempunyai hati yang jahat, tidak maksudku jika aku bersikap seharusnya, aku tak akan repot repot menerima cacian bahkan menolongnya, mungkin aku membiarkan nya mati dan aku akan hidup bahagia dengan Harry.

Tetap saja, aku tak bisa membiarkan wanita ini mati hanya gara gara seorang pria, walaupun pria itu Harry, tetap saja aku tak terima. Aku tak ingin wanita manapun mati dengan sebab sebab yang berbau pria.

"Kendall, kita akan membahas ini saat kau sudah tena-"

Telinganya tak mau mendengarkanku tepatnya mengabaikanku, ia melakukanya benar.. ia mulai membiarkan kakinya tak lagi menginjak tanah lapangan gedung ini ia lebih memilih telapak kakinya menginjak angin dan membuatnya terhempas kembali ke tanah.

Tapi tetap saja aku tak membiarkan ia melakukkan itu, sekuat tenaga aku menggagalkan rencana bunuh dirinya itu, aku memeggang erat tangan dingin dan berkeringat wanita ini, seketika mata nya terkejap karena ada tangan yang menghalangi rencananya.

"HARRY! BANTU AKU DAN TARIK AKU SEKUAT KUATNYA BAIKLAH?"

****

Tiba tiba saja ia pingsan ketika nyawanya sudah berhasil diselamatkan, tubuhnya begitu dingin wajahnya pucat, ia kelihatan benar benar depresi, aku tak tega melihatnya.

Harry masih acuh tak acuh dengan keadaan mantan kekasihnya yang sudah separah ini, ia sudah melewati batas.

"Harry?! ia sudah masuk rumah sakit wajahnya juga terlihat benar benar depresi karena kau! kenapa kau masih bersikap dingin begini?! dimana hatimu?!"

Ujarku yang membuat Harry tiba tiba menoleh, aku sudah bosan melihatnya hanya diam dan benar benar tak mencemaskan keadaan kendall bahkan ia sempat sempatnya bermain games.

"Untuk apa? kau juga kenapa terlalu merepotkan diri untuk menyelamatkannya? aku tak peduli Barb dan aku juga tak ingin menyakiti hatimu"

"Permisi apakah anda kekasih atau suami dari ms Kendall?"

*******

"Harry kumohon ya.. tinggal bersamaku 1 minggu saja.. baiklah?"

Mohonnya pada Harry yang kesekian kalinya, rasanya ingin sekali menjambak rambut wanita genit ini sudah sakit masih saja gatal,tetapi kondisinya sedang tak bagus, mungkin lain kali.

Harry memberikan tatapan bingungnya padaku sekaligus bermaksud menolongnya dari permintaan-permintaan konyol wanita ini yang Harry tak bisa kabulkan.

Aku hanya saja tak bisa melepas Harry menemani wanita ini selama satu minggu tetapi aku benar benar tak tega melihat keadaan Kendall yang akan semakin memburuk jika aku melarang Harry.

Kuharap Harry bisa mengerti bahwa aku tak bisa melepasnya untuk tinggal bersama wanita itu walaupun hanya 1 minggu, tolong Harry.. katakan tidak.

Aku dan Kendall  sama sama menunggu jawaban dari Harry yang sedari tadi sedang berpikir. Kendall masih saja merayu nya sembari menunggu Harry menjawab. Cih

Harry menghela nafasnya, ia memberikan tanda bahwa ia sudah menemukan jawaban dan sudah memutuskan, ia menatapiku dan Kendall secara bergantian dengan tatapan ragunya.

Ayolah Harry katakan tidak.. aku mohon..

Ia terus menatapku dengan tatapan ragunya tetapi aku benar benar berharap dan percaya padanya bahwa ia akan mengerti perasaanku.

Kumohon.. jawablah tidak..

"Hm.. Baiklah.."

DEG!

Seketika rasa sakit merajalela dalam diriku, pupus sudah harapanku padanya.. rasanya tubuhku tak kuat lagi menahan tubuh ini. Nafas ku tak teratur karena menahan rasa sakit ini.

Astaga aku benar benar hanya tak menyangka.. aku sungguh dikejutkan dengan jawaban nya.

Ingin mati rasanya...

Forelsket [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang