10] CABAI

12.6K 1.4K 868
                                    

Losta Connecta by Andhyrama

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama

***

Bagiku Hana lebih dari sekedar cantik, dia luar biasa. Lucu dan menggemaskan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu di luar dugaanku dan itu yang membuatnya unik. Dia adalah sosok yang aku cari selama ini, gadis polos yang menggemaskan. Aku memang belum tahu latar belakangnya, aku hampir tidak tahu apa-apa tentangnya. Oleh karena itu, aku ingin tahu. Tahu dalam artian memahami segala tentangnya atau tahu dalam artian tahu bulat yang dia sukai itu.

Sekarang aku mengikuti bajaj merah di depanku. Naas memang, Sella ternyata ikut aku dan Hana untuk makan tahu bulat di depan rusun. Akan tetapi, aku jadi tahu gara-gara Sella kalau Hana tinggal di rusun. Kayaknya mulai besok siap-siap nunggu di depan sana buat jemput Hana. Ahay! Senangnya dalam hati!

Bajaj berhenti di pinggir jalan depan rusun yang tampak kumuh, aku pun ikut berhenti. Begitulah rusun di Jakarta, terlihat sekali berantakan, entah karena banyak jemuran, banyak orangnya atau barang-barang yang ada di sana. Hana tinggal di bagian mana, ya? Jadi pengin mampir.

Hana dan Sella turun. Hana turun dengan pelan-pelan dan tampak anggun karena rambutnya tersibak dan wajahnya yang mendukung. Sementara itu, Sella turun dengan mengikuti gaya Hana, ia menoleh-nolehkan kepalanya ke kanan dan kiri dan saat itu aku perhatikan pipinya bergoyang-goyang seperti adonan roti. Dia juga memandangku dan tersenyum menunjukkan giginya yang tampak lebih kuning dari sebelumnya.

"Kak Angga! Jangan melirik begitu! Aku jadi malu," katanya yang pipinya tampak memerah, bukan tersipu, tetapi karena memar capek goyang-goyang sih.

"Tahu bulatnya belum datang," kataku yang melihat ke sekeliling, aslinya sih memalingkan wajah dari Sella, habis geli sih.

"Kak Angga parkir di situ aja! Kita nongkrong di pos ronda itu," suruh Sella padaku. "Anginnya semilir, asik banget apalagi kalau sambil lihat mukanya Kak Angga."

"Kalian ke pos ronda duluan sana!" kataku yang kemudian menghidupkan kembali motorku untuk dipindahkan.

Aku segera menuju ke pos ronda seberang jalan setelah memarkirkan motorku di depan halaman rusun. Aku duduk di pinggir karena Sella maunya di tengah. Padahal aku penginnya Hana yang di tengah. Sella memang menyebalkan!

"Hana, nanti aku ke tempatmu. Kita bikin tugas bareng-bareng, ya!" kata Sella pada Hana.

Hana mengangguk. "Lap?" tanya Hana sepertinya padaku.

"Aku adanya tisu," kata Sella. "Aku ambilkan," tambahnya segera mengambil tisu di tasnya dan diberikan pada Hana.

Hana sepertinya memanggilku bukan menanyakan lap untuk membersihkan sesuatu. Aku jadi merasa disama-samakan dengan tisu.

"Kak Angga mukanya kotor, aku bersihkan, ya!" kata Sella yang kemudian mengusap tisu ke wajahku padahal aku sudah mengatakan tidak perlu.

"Hentikan, Sella," kataku.

"Ih Kak Angga! Muka Kakak harus bersih, biar Sella makin suka," katanya.

Aku membiarkan saja Sella membersihkan wajahku karena aku kini tengah memerhatikan Hana yang dengan anggunnya membersihkan wajahnya dengan tisu. Angin semilir datang menghempas rambutnya dan dia semakin terlihat mempesona di mataku. Apakah kamu dewi cinta yang datang dari langit, Hana?

"Kak Angga kok tersipu-sipu begitu aku bersihkan mukanya. Jangan begitu, aku jadi pengin karungin Kak Angga bawa ke rumah buat pajangan," ucap Sella yang tidak aku gubris.

Losta Connecta 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang