[25] EPILOG

1.5K 140 43
                                    

Two years later..

Dengan malas, pria bertubuh jangkung itu berjalan menyusuri jalanan sepi. Angin berhembus perlahan, menerbangkan daun-daun yang kini mulai berguguran. Pepohonan tanpa dedaunan di sepanjang jalan seolah menggambarkan dirinya saat ini.

Penggarapan album kedua dan kesuksesannya dalam album pertama bukanlah sesuatu yang membuat Shawn merasa bahagia. Ada sesuatu yang sangat ingin dia lakukan, ada seseorang yang sangat dia rindukan.

"Aku berharap kau berada di sampingku saat ini" ucapnya pelan tanpa menghentikan langkah.

Tak ada yang bisa ia lakukan, pria yang terlihat menyedihkan itu hanya menunduk dan menghembuskan napas dengan pasrah.

"Shawn Mendes".

Tiba-tiba suara itu menerjang kedua telinga Shawn. Kedua matanya terbelalak, nafasnya tercekat tiba-tiba, dan langkahnya langsung terhenti saat itu juga.

"I back for you" wanita yang berada tepat di belakang Shawn melanjutkan ucapannya.

Kata-kata itu masih terdengar jelas olehnya. Seluruh tubuhnya seakan memberinya perintah untuk segera berbalik. Dengan cepat, dia pun membalikkan tubuhnya.

Dia mengerjap lalu menatap lurus kedua bola mata biru wanita yang kini berada tepat di hadapannya. Dia bergeming, masih merasa bingung sekaligus terkejut.

Kedua sudut bibir wanita itu membentuk seulas senyuman tulus. Kini Shawn dapat merasakan jantungnya yang berdetak tak normal. Tanpa membalas senyuman itu, Shawn bergerak mendekat dan memeluknya erat-erat, membenamkan wajahnya, dan membuatnya larut dalam pelukan hangatnya.

"I miss you Kei, I miss everything we do" ucap Shawn pelan namun mampu membuat Kei memeluknya lebih erat. Salah satu tangannya mengusap lembut rambut wanita yang sedang dipeluknya.

Shawn melepaskan pelukannya. Walaupun begitu, dia belum sanggup untuk mengalihkan pandangannya dari wajah Kei. Dia terlalu rindu kepada wanita itu.

"Kapan kau kembali? Kau tidak mengatakan apa-apa padaku?".

Lagi-lagi wanita itu tersenyum "Aku ingin memberimu kejutan. Dan kenapa tadi cara jalanmu sepeti itu? Kenapa tadi raut wajahmu seperti itu? Apa selama ini kau selalu begitu?" omel Kei dengan ekspresi kesal yang menggemaskan.

"Tadi aku sangat..sangat merindukanmu". Shawn terdiam sejenak dan melanjutkan "Sekarang kau berubah".

"Aku?" Kei menunjuk dirinya sendiri. "Apa yang berubah?"

Shawn mendekatkan wajahnya ke wajah Kei, dia memperhatikannya selama beberapa saat. "Umm.. Senyummu semakin indah" gumamnya.

Fyuhh! Ribuan kupu-kupu seolah beterbangan di dalam perutnya. Kata-kata Shawn langsung membuat wajah Kei memerah.

"Wajahmu memerah?" goda Shawn.

Kei memukul lengan Shawn dan pergi berjalan mendahuluinya.

"Ayo kita pergi" gumam Kei dengan langkah yang semakin cepat, dia berusaha menyembunyikan wajah merahnya.

Shawn tertawa dan berlari menyusulnya "Tunggu aku!"

°°°

Magcon Boys sedang asyik berkumpul di rumah Cam, mereka masih menunggu kedatangan Shawn.

Knock..knock

"Pasti itu Shawn" ucap Nash.

"Aku yang akan membukanya" lanjut Aaron.

Dia pun berjalan menuju pintu masuk, meraih kenop pintu dan membukanya.

"Kenapa kau---"

"KEISHAAAA" Aaron tidak melanjutkan ucapannya tadi, dia terkejut bukan main saat mendapati Shawn yang datang bersama Kei.

Winter MemoriesWhere stories live. Discover now