[22] Open Your Eyes!

1K 125 15
                                    

Kei's POV

Tersimpan keinginan besar dalam hatiku untuk bisa menghentikan waktu saat ini juga. Tapi kenapa saat keinginan ini semakin kuat, malah membuat waktu terasa berjalan lebih cepat.

Setiap detik yang berjalan perlahan telah berubah menjadi menit, jam, dan hari.

Tepat pada hari ini aku akan meninggalkan negaraku, Kanada. Tepat pada hari ini aku akan meninggalkan semuanya dan kembali menjalankan kehidupan baru di Jerman.

Semua barang-barang telah aku masukkan ke dalam satu koper besar. Aku telah mempersiapkan semuanya.

Aku termenung sesaat, memfokuskan pandangan ke arah tiket penerbangan yang berada di tanganku. Aku beranjak dari tempatku duduk dan memandang sedih setiap sudut ruangan begitupun dengan semua benda-benda yang menyimpan banyak memori indah di dalamnya.

Suara getaran Handphone menyadarkanku.

From : Cameron Dallas

Kei aku menunggumu di depan!

Setelah membaca pesan dari Cam, aku berdiri di depan cermin untuk merapikan penampilanku. Tidak ingin membiarkan Cam menunggu lama, aku pun segera menghampirinya.

"Cam! Maaf membuatmu menunggu" kataku.

"Tidak juga! Kau siap untuk hari ini?" jawabnya ramah.

Aku mengangguk dan segera melangkahkan kakiku masuk ke dalam mobil. Mesin menyala dan mobil langsung melaju kencang menuju tempat konser Shawn.

Ini adalah pengalaman keduaku berada ditengah-tengah kerumunan banyak orang setelah sebelumnya aku datang ke acara Meet and Greet Shawn. Aku harap akan mulai terbiasa dengan ini.

Ku injakkan kedua kakiku di depan sebuah bangunan tinggi tempat acara akan diselenggarakan. Perlahan kuhirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan lembut.

Cam menggenggam tanganku dan membawaku menuju pintu masuk. Dia memberikan dua lembar tiket VVIP ke salah seorang petugas.

Baru saja beberapa langkah kakiku berjalan masuk, aku sudah bisa mendengar teriakan para fans yang terlihat sangat antusias.

"Wait..wait!" cegah salah seorang wanita dari arah belakang.

Otomatis aku langsung membalikkan tubuhku. Wanita yang ternyata datang bersama segerombolan temannya itu menghampiri aku dan juga Cam.

"Cameron Dallas?" tanyanya dengan nada sedikit mengintimidasi.

"No! Aku bukan Cameron" jawab Cam sambil berusaha menyembunyikan wajah dengan jaket dan topi yang ia kenakan.

"Benar, dia bukan Cameron" belaku.

Dengan lancangnya wanita itu membuka topi yang dikenakan Cam. Dia langsung terkejut dan tak percaya.

"Cameron! Kau benar-benar Cameron Dallas" teriaknya histeris. Saking senangnya dia langsung memanggil teman-temannya yang lain.

Wanita itu sekarang tiba-tiba memperhatikanku dari ujung kaki hingga ujung kepala, "Who is she? Your girlfriend?" tanyanya dengan sinis.

Walaupun aku tahu Cam sangat kesal saat ini, dia tak bisa berbuat apa-apa. Inilah resiko yang harus ditanggungnya sebagai seorang public figure. Akupun hanya mengabaikan begitu saja ucapan wanita itu.

Semua orang berdesakan untuk meminta foto bersamanya. Aku hanya bisa menunggu dengan cemas dan tak henti-hentinya melirik benda bulat yang melingkar di pergelangan tanganku.

"Kei kau pergi duluan! Aku akan mengurus ini semua" ucap Cam yang masih kewalahan meladeni permintaan para fansnya.

Untuk yang terakhir kalinya aku melirik jam tanganku. Okay! Mungkin memang seharusnya aku pergi duluan saja.

Winter MemoriesWhere stories live. Discover now