[21] My Decision

1K 115 7
                                    

Keisha POV

'Shawn'.

Oh ya ampun! Aku sangat ingin bertemu dengannya. Apa yang harus kulakukan?

Satu jam yang lalu, aku baru saja membuat keputusan besar. Apa kalian tahu? Aku telah memutuskan akan mengikuti kemauan orang tuaku untuk kuliah di jerman.

Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sedang kurasakan saat ini. Apa aku harus memberitahu Shawn tentang ini?. Rasanya aku harus memikirkan hal ini lagi, mungkin saja lelaki itu tidak akan peduli padaku.

Sudahlah! Mengingat itu rasanya dadaku langsung terasa sesak. Apakah aku benar-benar akan meninggalkan Kanada? Apakah aku bisa untuk tidak bertemu dengan Shawn dalam waktu yang cukup lama?

"Keisha" panggil mom tiba-tiba, membuyarkan lamunanku. Aku langsung berbalik ke arahnya.

"Ada apa mom?" ucapku.

"Hey ada apa dengan wajahmu itu".

Kedua alisku langsung terangkat ketika mendengar ucapan mom. Apa aku baru saja tertangkap basah?

"Kau harus membeli beberapa pakaian hangat untuk di jerman".

"Memangnya kenapa? Bukannya baju hangat di lemari sudah cukup banyak" elakku.

"Apa kau tahu betapa dinginnya cuaca di Jerman. Kau harus memiliki beberapa baju tebal. Okay?".

"Okay" ucapku sambil mengangguk pelan.

Saat itu juga aku langsung bergegas pergi. Mom memintaku untuk pergi ke butik milik temannya, tapi sepertinya aku terlalu malas untuk menanggapi pertanyaan demi pertanyaan yang sudah pasti akan dilontarkan padaku. Aku tidak akan pergi kesana, aku akan pergi ke tempat lain.

Hari ini salju kembali turun. Aku berjalan disertai dengan uap yang keluar di setiap hembusan nafasku. Dari kejauhan aku melihat sebuah butik yang menarik perhatianku, akupun memutuskan untuk membeli beberapa baju hangat disana.

Saat selesai, akupun langsung berjalan keluar. Tapi tiba-tiba..

Bruk

Seseorang menabraku dan membuat seluruh barang yang sedang kubawa terjatuh.

"Sha--" ucapku terpotong.

Bukan! Itu bukan Shawn. Orang yang menabraku adalah sepupuku Cam.

"Sepertinya kau mengharapkan orang lain" goda Cam sambil terkekeh kecil.

"Tidak juga" bantahku.

"Maaf ya, aku benar-benar tidak sengaja".

"Tidak apa-apa" jawabku.

"Kau sedang apa disini?".

"Membeli beberapa baju hangat untuk di Jerman".

"JERMAN?" ucapnya keras sehingga membuatku sedikit terkejut.

Beberapa detik kemudian, aku baru sadar bahwa aku belum memberitahunya tentang hal ini.

Dengan mulutnya yang masih belum tertutup, dia menarik tanganku pergi ke sebuah Cafe.

"Ceritakan padaku, apakah kau benar-benar akan pergi ke Jerman? Kau tidak pernah memberitahuku tentang hal ini" ucapnya tanpa jeda.

"Ak--".

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan yang baru saja memotong ucapanku.

"Aku ingin Coffee latte" ucapku.

"Aku juga" lanjut Cam.

Pelayan itu pun pergi. Cam kembali menatapku seolah memberi isyarat kepadaku untuk cepat-cepat menjelaskan semuanya.

Winter MemoriesWhere stories live. Discover now