[14] Heartbreak

1.1K 136 26
                                    

Dengan perlahan Shawn membuka kotak itu dan di dalamnya langsung terlihat sebuah barang yang berkilauan.

Kei semakin terkejut melihat itu. Dia ternganga sampai lupa bagaimana cara untuk menutup mulut. Dia sungguh-sungguh terkejut. Barang yang ada di dalam kotak itu adalah sebuah kalung dengan liontin sepasang hati yang beberapa hari lalu ia lihat saat pergi bersama Shawn.

Dengan hati-hati Shawn mengeluarkan barang itu. Dia langsung mengaitkan kalung itu ke leher Kei. Semua orang yang ada di tempat itu langsung berteriak sangat.. Sangat keras.

Kei memandang kalung yang sekarang sudah terpasang indah di lehernya. Ia bahkan tidak bisa mendengar jeritan para fans, telinganya tuli seketika. Pikirannya masih disibukkan dengan apa yang saat ini Shawn lakukan kepadanya. Ia menyentuh kalung itu dan mendongak menatap Shawn. Laki-laki itu sedang tersenyum dan senyuman di wajahnya itu membuat Kei akhirnya ikut tersenyum.

°°°

Setelah acara Meet and Greet selesai, Kei pergi dari tempat itu. Sebelumnya Shawn sempat meminta maaf kepada Kei karena tak bisa mengantarnya pulang. Kei pun memakluminya, karena dia tahu jadwal Shawn sangat padat akhir-akhir ini.

Dia berjalan menuju pintu keluar, tapi tiba-tiba kedua sudut matanya melihat seorang wanita yang sedang berjalan masuk. Dia merasa tidak asing dengan wajah orang yang baru saja dilihatnya, tapi Kei sama sekali tak menghiraukannya.

Dia pun melanjutkan langkahnya dan berhenti di sebuah taman dekat gedung. Kei hanya ingin duduk bersantai sambil menikmati suasana taman yang tenang. Dia duduk di sebuah bangku yang terhalangi tumbuhan-tumbuhan tinggi. Dia sengaja memilih untuk duduk di sana karena menurutnya tidak akan ada orang yang akan mengganggunya di tempat itu.

°°°

"Aku harus mengatakan semuanya sekarang" ucap Camila dengan mantap. Dia sudah berada di balik kemudi dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Mobilnya melaju kencang menuju tempat Shawn berada.

Setelah sampai, Camila segera turun dari mobil dan berjalan masuk untuk mencari keberadaan Shawn. Di tempat itu masih sangat banyak penggemar Shawn sehingga Camila harus berdesakan masuk.

Sekarang dia sudah berada di backstage. Kedua bola matanya sudah menangkap sosok Shawn yang sedang berdiri membelakangi dirinya.

"Shawn?" panggil Camila.

Otomatis tubuh Shawn langsung berbalik. Raut wajahnya berubah heran. "Camila? Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Shawn.

Camila berjalan beberapa langkah mendekati Shawn. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu".

"Bicara saja" jawab Shawn.

"Mungkin ini bukan tempat yang tepat. Bisa kita pergi ke taman?" sahut Camila sedikit memohon.

"Tapi aku masih ada acara lain, beberapa menit lagi aku harus pergi" Kata Shawn dengan nada merasa bersalah.

"Hanya sebentar, aku janji hanya sebentar" Camila memelas.

Shawn memandang wajah Camila. Dia melihat pasti ada sesuatu penting yang akan wanita itu sampaikan kepadanya. Akhirnya dia pun menuruti permintaannya.

"Okay, aku akan pergi bersamamu" ucap Shawn.

Camila tersenyum, lalu dia langsung menarik tangan Shawn. Dia membawa Shawn ke sebuah taman di dekat gedung.

Tidak ada siapapun di tempat itu. Hanya ada mereka berdua yang kini sedang berdiri berhadapan.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Shawn dengan kening berkerut samar.

"Mmm.. Aku-- aku" Ucapannya terbata-bata.

"Katakan saja" Kata Shawn.

"Aku tidak bisa menahannya lagi, aku harus mengatakan ini padamu" Dia terdiam sejenak lalu melanjutkan "Shawn aku cinta padamu".

Kalimat itu berhasil membuat Shawn tak bisa berkata-kata, dia bergeming di tempatnya. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menghembuskan napas yang sedari tadi tertahan.

"Bagaimana perasaanmu kepadaku?" tanya Camila meminta kejelasan.

Shawn berdehem kecil, dia bingung apa yang harus dikatakannya. Shawn masih belum percaya dengan ini semua.

"Sebenarnya--".

Camila mengangguk ke arah Shawn, memberikan isyarat kepadanya untuk meneruskan perkataannya.

"Sebenarnya aku juga mencintaimu" Ucap Shawn.

Senyum lebar langsung terukir di wajah Camila. Apakah ini nyata? Ini bukan mimpi?. Tentu saja ini bukan mimpi. Kata-kata itu ia dengar langsung dari mulut Shawn.

°°°

"Apa yang ingin kau bicarakan". Kalimat itu menerjang telinga Kei.

"Apa itu Shawn?" tanya Kei pada dirinya sendiri.

Saat dia baru saja akan beranjak bangun, tiba-tiba terdengar suara wanita yang menjawab perkataan Shawn.

Dia memasang telinganya baik-baik, memaksa otaknya untuk mengingat suara ini. Dia memejamkan mata lalu membukanya dan bergumam pelan "Ini suara Camila".

"Sebaiknya aku pergi dari sini! Tidak baik mendengarkan pembicaraan orang lain" nasihatnya pada diri sendiri.

Dia lalu berdiri, tapi terdengar suara Camila yang membuatnya mengurungkan niat untuk pergi.

"Shawn aku cinta padamu".

Kei lalu mundur beberapa langkah dan kembali duduk di tempat semula. Dia memejamkan matanya "jangan.. Tolong jangan" gumamnya.

"Sebenarnya--".

"Jangan Shawn.. Aku mohon jangan" Kei terus bergumam tak jelas, dia berharap Shawn tak menanggapi perkataan Camila.

"Sebenarnya aku juga mencintaimu".

Kalimat yang sama sekali tidak ingin didengar oleh Kei akhirnya terucap. Dadanya sesak seketika. Kenapa ini terasa sakit sekali? Pandangannya mulai tidak jelas karena terhalang oleh air mata yang keluar. Dia menutup mulut dengan salah satu tangannya untuk menahan tangis. Dia beberapa kali menggeleng-gelengkan kepalanya karena tak percaya.

Setiap napas yang berhembus terasa sangat menyakitkan. Lantas kenapa Shawn melakukan hal-hal itu sebelumnya. Mengajaknya makan, memberinya bunga, kembang api, dan kalung. Apa maksud dari itu semua? Apa dia baru saja dipermainkan oleh seorang pria?

Kei tidak bisa menahan tangisnya lagi. Air mata bercucuran membasahi wajahnya. Dia berlari pergi dari tempat itu. Dia berlari sekencang yang ia bisa sambil memegangi dadanya yang sampai sekarang masih terasa sangat sesak.

°°°

**//**

I thought that I've been hurt before
But no one's ever left me quite this sore
Your words cut deeper than a knife
Now I need someone to breathe me back to life

-Shawn Mendes-
Stitches

Winter MemoriesUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum