• Ten: Too Comfortable •

6.4K 1.1K 87
                                    

Kembali melirik alorji putih di tangan kirinya, Jaena sudah benar-benar bosan menunggu Jungkook. Ia ada janji dengan laki-laki itu sepuluh menit yang lalu, tapi sampai sekarang lelaki itu belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Hah! Ja-Jaena!" Dari arah kanannya, seseorang terengah-engah memanggil namanya. Tahu pasti siapa, ia melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap pemuda di depannya itu dengan tajam.

"Maaf..."

"Jam berapa ini, Jungkook?" Jungkook masih susah bernapas, walaupun udara Kota Seoul begitu dingin, keringat lelaki itu terlihat jelas di pelipisnya.

Jungkook menatap Jaena dan kembali meminta maaf dengan tatapannya. "Aku ada urusan tadi, maafkan aku. Ice cream?"

Gadi di hadapannya menggeleng. "Kau mau membeku dengan makan es krim di udara sedingin ini?"

Jungkook tertawa, lalu mengacak rambut gadis itu, membawanya ke dalam rengkuhan hangatnya sebentar. Tangan Jaena yang tidak menggunakan sarung diambilnya, digosokkan pada tangannya sendiri agar menjadi hangat. "Cokelat panas?"

"Ayo!" Dengan semangat dan tanpa malu, Jaena mengangguk dan menarik lengan lelaki yang lebih tua satu tahun darinya itu.

Keduanya masuk ke dalam kedai dengan bergandeng tangan, tidak ada lagi tatapan malu di antara keduanya, hanya senyum yang enggan hilang. Setelah memesan dua cokelat panas, mereka duduk di dekat perapian kedai itu, menghindar dari dinginnya cuaca.

"Oppa,"

Jungkook mengalihkan pandangannya dari gelasnya sendiri. "Hm?"

Jaena membuat garis-garis pada gelasnya sendiri, masih enggan bertanya tapi ia begitu penasaran. "Kenapa kau tidak menjadi trainee? Kau punya wajah yang hm, cukup tampan."

Lelaki di hadapannya hampir tersedak karena ucapan gadis di seberangnya ini. Tersedak karena tertawa, menurutnya gadis ini begitu lucu. "Kehidupan seorang idola sama sekali bukan tipeku, tidak bisa bebas, tidak bisa bergandengan tangan dengan perempuan yang kusukai dengan bebas seperti sekarang."

Demi perut kotak-kotak Jimin! Jaena mendengar betul sederet kalimat cheesy yang dilontarkan Jungkook, yang sukses besar membuat pipinya menghangat.

Jungkook mengubah posisi duduknya, mendekat pada Jaena. Kedua tangannya yang sudah tidak menggunakan sarung tetapi masih hangat itu menempel pada kedua pipi chubby gadis bermarga Jung itu. "Kau lucu sekali, Jaena."

"Hmmm."

Pegangannya yang lembut berubah menjadi cubitan gemas, membuat keduanya larut dalam tawa.

"Setelah ini kau ingin pergi kemana?"

Jaena menopang dagunya dengan kedua tangan. Berpikir. "Terserah oppa saja."

"Ice skating?"

Jaena menggeleng. "Aku tidak bisa."

"Menonton film?"

Menggeleng lagi. "Aku sedang tidak ingin."

Jungkook tertawa, lalu mencubit pipi gadis itu lagi. "Katamu terserah?" Jaena hanya tertawa, ia benar-benar tidak tahu kemana, tapi semua pilihan yang Jungkook berikan sama sekali bukan menjadi pilihannya.

Tapi menonton film tidak buruk. "Ayo menonton film," Jungkook mengangguk. Mereka berdua bangun dari tempat masing-masing dan memakai jaket tebal.

"Mana sarung tanganmu, Jaena?" Jungkook menggeleng, gadis itu sudah kedinginan setengah mati tapi tangannya ia biarkan kosong langsung bersentuhan dengan udara dingin.

Jaena tidak menjawab, hanya memperlihatkan Jungkook gigi rapihnya. Seperti adegan drama, Jungkook memberikan satu sarung tangannya, sebelah kanan, pada Jaena. Satu tangannya lagi yang tidak menggunakan apa-apa menggenggam tangan gadis itu dan memasukkan keduanya ke dalam kantungnya yang cukup hangat.

"Seperti adegan drama, kau terlalu cheesy oppa." Tapi Jaena tidak masalah, ia bahkan menggenggam tangan besar itu, menyerap kehangatannya.

"Cheesy? Setidaknya aku berhasil membuatmu blushing."

"Aish,"

Kenyamanan yang Jaena rasakan sekarang, membuatnya terlalu nyaman. Membuatnya lupa dengan dunia khayalnya, membuatnya kembali datang pada dunia riilnya. Genggaman hangat Jungkook membuatnya tersadar, ia harus segera bangun dari mimpinya. Kookie hanya sebagian dari mimpinya, hanya sebagian dari orang yang mampu membuatnya tersenyum sekarang, posisi dengan gigi kelinci itu di hati Jaena berkurang banyak setelah Jungkook datang dan mengisinya sedikit demi sedikit.

Begini saja? Jaena berpikir. Bertemu Jungkook adalah hal yang luar biasa. Semoga tidak terjadi hal buruk pada kami, batinnya.


-
end
HAHAHAH
.
.
.
.
.
.
.
.
.
canda<3

ANOTHER JEONWhere stories live. Discover now