• Six: Broken Promise •

6.9K 1.3K 44
                                    

Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul lima sore, Jaena mengeratkan jaketnya karena udara sudah mulai dingin. Di tangan kirinya terdapat sebuah kotak hitam yang lumayan besar dengan pita berwarna biru di atasnya.

Gadis tirus itu dengan repot menyiapkan sebuah hadiah kecil untuk teman internetnya, Jeon Jungkook, berterimakasih pada lelaki itu karena sudah menemaninya yang kesepian.

Hidungnya sudah memerah. Lima lewat dua puluh menit, sudah dua puluh menit lewat dari waktu yang dijanjikan, Jungkook tidak juga menampakkan batang hidungnya.

Oppa?

Kau datang? Aku sudah di sini...

Oppa, cepat! Aku kedinginan...

Jungkook Oppa...

Jaena enggan melepaskan pandangannya dari ponsel, berharap Jungkook akan membalas pesannya dan meminta maaf, lalu berkata bahwa ia sudah dalam perjalanan. Tetapi nihil. Pesannya bahkan tidak terkirim.

Pukul enam sore. Udara di kota Seoul makin berhembus dingin, membuat semua orang lebih memilih masuk ke dalam rumahnya dan menghidupkan penghangat ruangan. Menonton televisi dengan selimut tebal. Tapi Jaena tetap menunggu ketidakpastian.

Hadiah gadis itu bahkan sudah sedingin kota ini, juga mungkin sedingin hati Jungkook yang tega terlambat atau bahkan tidak datang, membiarkan Jaena terbang sendiri, melepaskannya saat Jaena berada di tempat yang paling tinggi, menjatuhkannya begitu saja.

Enam lewat dua puluh. Harusnya Jaena pulang saja, tapi hatinya masih ingin menunggu. Udara sudah membekukannya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat.

Tujuh. Jaena dengan sedih, dengan air mata bercucuran, bangun dari tempat duduknya. Membuat tubuhnya yang sudah sedingin es diterpa lagi dengan udara dingin. Sudah tidak ada lagi gunanya menunggu.

Jungkook? Tidak ada lagi. Jaena benar-benar muak.

Terima kasih untuk semuanya Jungkook, selamat tinggal.

ANOTHER JEONWhere stories live. Discover now