• Seven: The Sudden Date •

8.2K 1.3K 154
                                    

Malas sekali rasanya Jaena untuk menggerakkan badan. Efek kedinginan kemarin malam baru dirasakannya, seluruh badannya terasa nyeri.

Tapi hari ini ada ulangan dan ia sama sekali tidak mau menyusul sendirian di ruang guru. Dengan malas dan sedikit memaksa, ia menyeret kakinya untuk masuk ke kamar mandi.

Udara Seoul hari ini semakin dingin, dan untuk itu Jaena membawa segala jenis persiapan untuk menghangatkan tubuhnya. Setelah menggunakan masker, ia berjalan dan siap sekolah.

"Bagaimana kemarin?"

Jaena menoleh pada Danee dengan sedih. "Ia tidak datang."

"Yang benar saja?!"

Gadis itu mengangguk sedih. Danee dengan tatapan iba memeluk gadis mungil di sebelahnya. Ia tidak menyangka Jungkook adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Pft, kalau Danee tau begini jadinya, ia akan melarang keras Jaena bertemu dengan Tuan Jeon itu.

"Sudahlah Jae, banyak laki-laki yang lebih baik dan nyata darinya. Jinyoung Sunbae contohnya."

Dan tepat saat mereka selesai berpelukan, Mr. Kim datang dan memulai pelajarannya.


**

Jaena, maafkan aku...

Aku sekarang berada di depan gerbang sekolahmu, kau sudah pulang kan?

Sayang? Tolonglah keluar, aku akan menjelaskan kejadian kemarin...

Tidak tahu harus berbuat apa, gadis itu hanya menatapi ponselnya yang sedari tadi menampilkan nama Jungkook dan berbagai pesannya.

Jungkook berjarak kurang dari satu kilometer darinya sekarang dan ia benar-benar terkejut. Di sekelilingnya sudah tidak ada lagi orang dan ia masih duduk terdiam sendiri.

"Keluar tidak, ya?"

Jaena melihat keluar kelas, angin berhembus begitu kencang hari ini. Ia bukan Jungkook, ia masih punya hati. Dengan merapatkan jaketnya, ia mengambil tas dan keluar menuju gerbang.

Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi tidak ada siapapun.

Aku di luar.

Tidak lama ponselnya berbunyi, menampilkan balasan dari Jungkook.

Aku di seberangmu, dengat jaket hitam dan topi hitam.

Tidak tahu kenapa, jantung gadis ini berdebaran. Ia bahkan tidak berani melihat apapun yang ada di seberangnya. Ia menyeberang dengan terus menunduk.

"Jaena?"

Satu. Dua. Tiga. Jaena menormalkan kembali napasnya yang sudah memburu, adrenalinnya sudah terpacu yang juga membuat jantungnya berdebar keras.

Tampan sekali. [multimedia]

Hal itu yang pertama melintas di otaknya saat melihat laki-laki dengan nuansa hitam. Ia tidak percaya bahwa laki-laki setampan ia bisa mencari teman di internet. "Kau benar-benar Jungkook? Ke-kenapa kau ada di sini?"

Laki-laki jangkung di hadapannya itu mengangguk. "Kau kaget? Maaf aku tidak menepati janjiku, aku demam tinggi kemarin."

"Ah, ti-tidak apa-apa."

Jungkook teman internetnya itu tersenyum manis, Jaena bahkan bisa pingsan hanya dengan melihat senyumnya. Tidak kalah dengan Jeon Jungkook dari Bangtan Boys.

"Jaena, ini untukmu." Ia memberikan Jaena sebuah amplop berwarna cokelat.

"Apa ini?"

"Hadiah untukmu. Dan, di sini dingin sekali. Bagaimana kalau kita membeli kopi panas di kafe dekat sini?" Tanpa Jaena menjawabnya, Jungkook menarik pergelangan tangan gadis yang sedang memerah itu dengan lembut dan menggenggamnya.

"Aku ingin membuka ini, tapi apapun isinya, terimakasih oppa."

"Sama-sama."

"Kalau kau sakit, kau harusnya beritahu aku..."

Lelaki itu tidak menjawab. Jungkook dan Jaena sudah sampai di sebuah kedai kopi kecil yang hangat. Masih dengan bergandengan tangan, kedua sejoli itu masuk dan menghangatkan diri.

"Kau pesan apa?"

"Green Tea Latte."

Jungkook menaruh jaketnya dan segera memesan. "Tunggu sebentar."

Laki-laki itu kembali dengan dua minuman dan memberinya satu pada gadis yang sedang menatapnya dengan tidak percaya.

"Kau benar-benar punya teman di BigHit?!" Di tangan Jaena terdapat dua buah tiket fanmeeting BTS, untuk album terbaru mereka, Young Forever.

Jungkook mengacak rambut Jaena pelan, "aku tidak pernah berbohong. Kemarin aku benar-benar panas tinggi dan tidak bisa melihat ponsel. Maafkan aku,"

"Apa kau baik-baik saja sekarang?"

Jungkook mengangguk. "Aku hanya terkena radang tenggorokan."

"Oppa, bagaimana caranya aku berterimakasih? Dan kau benar-benar mirip dengan Jungkook, ia juga sakit kemarin..."

Jungkook menatapnya sebentar dengan pandangan kecut lalu kembali tersenyum. "Kau di sini saja bersamaku, dan nikmati kencan kita."

"Kencan?"

Jungkook mengangguk. "Kau tidak mau? Kau lebih memilih Jungkook BTS itu, ya?"

Jaena tersenyum, bagaimana bisa dua Jeon Jungkook mempunyai sikap yang sama-sama menggemaskan seperti ini? "Ia terlalu jauh, oppa."

"Ayo habiskan minumanmu, dan kita akan pergi."

"Kemana?"

"Rahasia."

-
Mulmed : Jung Jaewon aka Jaena's Jungkook.
So hensum. :(
cie yang salah tebak AHAHAHA

ANOTHER JEONOnde as histórias ganham vida. Descobre agora