"Ah,sudah lah ayo cepat makan aku benar2 lapar"kata ken sambil menyendokan nasi kedalam piringnya.

Mereka makan ditemani canda tawa dari mereka,membuat pagi yg cerah ini makin indah saat bisa tertawa lepas bersama sahabat...bukan begitu??.

******

Setelah sarapan dua gadis cantik itu memilih untuk mengobrol di ruangan favorit ken,bisa dikatakan ditempat ini pula ken mengisi waktuny yg sepi dengan melakukan kegiatan yg jg disukai oleh gadis tomboy tersebut.

"Woww"

hanya itu yg dapat prilly katakan saat ken membuka pintu kayu berukir klasik itu dan mempersilahkan prilly untuk masuk dan prilly langsung menganga takjub saat mata hazelny melihat sedikitny ada 6 buah lukisan dengan berbagai macam bentuk.tanpa sadar kini prilly sudah berada didepan sebuah lukisan yg berukuran paling besar sebuah lukisan seorang gadis yang tengah terduduk disebuah batang pohon yg tumbang sambil menengadahkan kepalany untuk melihat rembulan yg berbentuk sabit. Sungguh lukisan yg indah gumamnya.

"Sejak kapan ken kamu bisa melukis seperti sekarang seingatku dulu kau tak pernah menyentuh barang- barang seperti ini"tanya prilly sambil menunjuk pada peralatan melukis milik ken.

"Kalau tidak salah semenjak 4 tahun lalu"balas ken yg tengah menyiapkan alat lukisny dia berencana untuk melukis sekarang.

"Prill,bisa tidak kamu duduk didekat jendela"pinta ken pada prilly yg masih saja mengagumi karya seni sahabatny itu.

"Eh,untuk apa aku masih ingin melihat lukisan lukisan ini tau"balas prilly sambil mengernyit bingung.

"Sudah menurut saja"

"Sini kamu harus duduk disini,tunggu biar kuambilkan kursi dulu"kata ken sambil berlalu untuk mengambil kursi yg terlipat dipojok ruangan.

"Sekarang duduklah,dengan posisi menghadap keluar teruusss..."

"Kamu pegang mawar ini,terus kamu pejemin mata sambil menghirup aroma mawar ini ya"ucap ken sambil menyodorkan kembang mawar -palsu- pda prilly.

"Ah,kenapa posisi dudukny harus diatur jga sih ken"ucap prilly sambil mencebik kesal.

"Sudah jangan cemberut begitu aku hanya ingin melukismu" perkataan ken barusan langsung membuat raut wajah prilly yg tadiny cemberut langsung berubah drastis.

"Dilukis,maauuu"pekikny girang membuat ken gemas dan langsung mencubit pipi yg sedikit chuby itu.

Mereka larut dalam kegiatan masing masing,ken yg tengah serius dengan kuas dan kanvasny sendangkan prilly..entahlah.. Dia terlihat seperti sangat menikmati posisiny sekarang ini.

*********

"Iisshh,kenapa lebih cantikan gambarku dari pada yg asli"gumam prilly ngelantur membuat ken menggeleng sambil terkekeh.

Dengan berpura pura kesal prilly memilih untuk melihat lihat lukisan lagi,dan kini padangan prilly jatuh pada sebuah lukisan yg berukuran paling kecil,dilukisan itu terlihat seorang wanita tengah berjongkok didepan 2 orang bocah perempuan,hanya itu yg bisa prilly simpulkan dari lukisan kecil itu.padahal jika prilly lebih jeli lagi maka dia akan menemukan "sesuatu" yg lebih.

Dan yah,saat melihat lukisan kecil itu baru prilly baru menyadari sesuatu,sesuatu yg seharusny ia ketahui dari semalam.

"Ekhem,ken.."prilly sempat berdehem terlebih dahulu untuk menetralkan suarany.

"Hmm" jawab ken tanpa mengek kearah prilly karna dia sibuk melukis.

"Ba..bagaimana dengan ibu yg saat itu kita tolong"

"....."

Diam hanya diam yg dilakukan ken bahkan tanganny yg tadi asik mencoret coret kanvas ikut berhenti.lalu tiba tiba ken bangkin menghampiri prilly dan memegang kedua bahunya.

"Ayo,kita temui ibu rara"

Meeeettt pagiiii eperibadeehh..
Ciiee..ciieee yg lagi liburan,kepo dikit dong pada liburan kemana nih 😂😂..

Yuukk,yg lagi liburan mampir kelapak AMTP tapi jangan lupa vote & comenny.

Boleh minta sesuatu gk??

100 vote & 10 coment

Jujur gw kesel ama pembaca gelap masa yg baca ampe 1,25k tapi yg baca cuma beberapa orang doang, hayati butuh dukungaan cuuyy 😢😢 dah aha malah pidato kan gw jadinya wlwk..byeee bbyyyee di next capter yg makin absurt dari ini yaaa hahaha...


Oh iya satu lagi jangan lupa mampir kelapak gw yg disebelah yg judulny "suamiku anak asuhku" yaaa ditunggu vote and comenny..

"* salam sayang dari pee' *"

AIR MATA TERAKHIR PRILLYWhere stories live. Discover now